#5

423 56 1
                                    

A/N: Jangan lupa vote dan comment :)



 Jika para zombie telah berubah menjadi pintar, apa yang harus Putra lakukan adalah berpikir dua kali lebih maju dari mereka untuk beradaptasi sekaligus menyingkirkan mereka sebelum semakin berbahaya jika terlalu lama dibiarkan.

 Putra tahu jika hampir semua bagian fisik yang mereka miliki berkembang dengan pesat, oleh karena itu semua butir peluru yang ia bawa bukanlah sebuah peluru biasa karena setelah seorang zombie terkena dengan menggunakan butir peluru yang sama, pergerakan mereka akan menjadi melambat dan tidak bisa menjadi secepat yang sebelumnya untuk beberapa saat sebelum virus semakin bermutasi untuk menjadi sesuatu yang lain.


"Lima kepala dalam waktu sekaligus, sesuai perkiraanku."


 Masih berlari dengan kecepatan yang cukup tinggi, Putra menarik dua pin terlebih dahulu sebelum melontarkan dua buah bom asap menuju ke dalam bagian lobi. Kemunculan sedikit percikan api diikuti dengan tersebarnya asap buatan yang dipicu oleh bom asap modifikasi yang memiliki beberapa fungsi khusus yang berbeda dengan bom asap seperti yang biasanya.

 Para ilmuwan memikirkan berbagai hal mengenai cara membuat bom asap menjadi lebih berguna ketika wabah zombie berlangsung dan salah satunya adalah benda tersebut dapat menyamarkan bau serta penglihatan para zombie untuk sesaat selama asap masih tersebar di lingkungan sekitar.

 Zombie sangat sensitif terhadap bau, terutama bau darah yang masih segar. Dengan melemparkan benda tersebut setidaknya dapat mempermudah mereka bertiga untuk menyelinap sembari menaiki anak tangga satu persatu menuju ke lantai atas.


"Wow, masih ada beberapa disini." menembaki beberapa kepala yang hampir saja tidak ia deteksi karena keadaan bagian dalam gedung yang cukup gelap akibat kurangnya sinar matahari yang masuk.


 Kecepatan, asap, serta terpasangnya peredam merupakan sebuah kombinasi sempurna yang dapat mereka usahakan ditambah lagi dengan suara bising yang berasal dari luar semakin membuat Putra tidak perlu membuang waktu terlalu banyak.


"Empat menit."


 Mengetahui harus menuju kemana, pintu yang sedang berusaha Putra tuju merupakan pintu yang menghubungkan tangga darurat karena hanya itulah satu-satunya cara tercepat menuju ke lantai tiga selain dengan menggunakan teleportasi.


"Sensorku mendeteksi jika di lantai tiga masih ada beberapa makhluk yang bersembunyi, tingkat level seberapa berbahaya mereka tidak bisa diukur karena keterbatasan informasi yang aku miliki."


 Kembali menarik pin, namun kali ini ia langsung menggunakan tiga bom asap sekaligus, Putra menteleportasi ketiga benda tersebut menuju ke lantai tiga terlebih dahulu karena portal tersebut bukanlah tempat dimana ia datang dari Mars sebelumnya, sehingga ia tidak tahu akan menemui makhluk macam apa di dalam sana.

 Menurut Putra, makhluk yang terlalu lama berada di kegelapan jauh lebih berbahaya ketimbang mereka yang sering menampakkan diri di depan umum. Putra terbiasa untuk tidak meremehkan makhluk-makhluk yang levelnya masih belum diketahui serta diukur karena mereka memiliki banyak potensi yang berbahaya dan dapat segera mencabut nyawa seseorang jika lengah sedikit saja.


"Semoga saja masih sempat." membuka pintu darurat yang berada di hadapannya dengan masih mengacungkan senjata api miliknya menuju ke arah depan, Putra segera menghabisi mereka sebelum kehadirannya berhasil disadari terlebih dahulu karena kuncinya ada pada waktu dimana seberapa cepat refleknya dapat bertindak sebelum sebuah momentum besar dapat terjadi dalam sebuah tempat.


 Mendapati ada makhluk yang berdiri diam di atas anak tangga yang tidak jauh dengan dirinya, Putra sama sekali tidak ragu untuk menarik beberapa kali demi menembaki makhluk itu dengan tingkat akurasi yang tinggi.



Hope : AlternativeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang