Aku berkepribadian melankolis yang perfeksionis, sedangkan kamu seorang korelis yang antusias dan ekspresif. Aku ber-ideologi pada visi sementara kamu lebih kepada misi. Kita berbeda. Kamu menginginkanku, tapi tidak denganku.
--N...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Katanya pria romantis itu yang bisa main alat musik? Kalau lo suka maka akan gue lakukan.
-Erlangga-
SELAMAT MEMBACA
Vote n comments ya biar aku lebih semangat nulisnya 😉
*****
Erlangga pergi dari rumah Nadilla bukan karena mengalah pada Jack. Pria itu harus menepati janjinya pada ibu tiri untuk rutin ke rumahnya setiap sore.
Tapi Erlangga tidak tinggal diam. Ia menelpon sahabatnya pemilik toko alat musik untuk mengirimkan keyboard dan gitar ke rumahnya. Ia percaya Rian tidak akan menipunya meskipun Erlangga tidak langsung memilih barangnya.
Erlangga sampai di rumahnya bersamaan dengan pesanan keyboard dan gitarnya.
"ELANG!" Pekik Janeta, "KAMU NGAPAIN BELI SEPERANGKAT ALAT MUSIK?"
Erlangga menghela berat, baru saja ia akan menempelkan pantatnya di sofa, suara menggelegar ibunya mengurungkan niatnya bersantai dulu.
"UJIAN SEKOLAH PAKAI LAGU IBU KITA KARTINI AJA KAMU NGGAK LULUS!"
Erlangga tahu kalau ia lemah di pelajaran musik saat masih jaman sekolah. Tapikan tidak harus merendahkan dirinya di depan kurir.
"ELAAAANG BALIKIN LAGI KE TOKONYA!"
Aduh apalagi ini. Akhirnya Erlangga beranjak keluar menemui Janeta.
"Ada apa sih ma?" Tanya Erlangga. Sebelum Janeta berkicau lagi Erlangga langsung menyuruh Mang Alan asisten rumah tangganya untuk mengarahkan kurir memasukan pesanannya ke ruang tengah.
"Kamu beli gitar sama piano buat apa? Kamu buang-buang uang, kayak bisa aja maininnya."
"Seenggaknya Elang udah hapal nots Ibu kita kartini." Jawab pria itu santai.
Erlangga memanggil dirinya dengan nama Elang, panggilan akrabnya dari keluarga sekaligus panggilan sejak ia masih kecil.
Pria itu melenggang masuk ke rumahnya. Sementara Janeta yang masih belum mendapat penjelasan dari anak sematawayangnya itu heboh menanya ini itu.
"Jawab dulu mama, kamu mau buka usaha baru? Atau jangan-jangan mau buka les music? Tapikan kamu dodong Lang!"
"Ah iya mas makasih ya," serah Elang pada kurir yang beres meletakan keyboard dan gitarnya di ruang tengah. Mereka langsung pergi sebelum Janeta benar-benar mengancam Elang mengembalikan barangnya ke toko.