Aku berkepribadian melankolis yang perfeksionis, sedangkan kamu seorang korelis yang antusias dan ekspresif. Aku ber-ideologi pada visi sementara kamu lebih kepada misi. Kita berbeda. Kamu menginginkanku, tapi tidak denganku.
--N...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bukan cuma tampan, gue butuh yang mapan. --NADILLA--
SELAMAT MEMBACA
*****
NADILLA melempar kunci mobil asal lalu rebahan di atas sofa. Lelah sekaligus kesal. Lelah karena mengantre panjang di hari libur. Kesal karena dua hal, seorang pria yang baru saja membuatnya naik pitam, dan Anne yang tidak menepati janji, malah berburu barang diskonan tidak sesuai kesepakatan awal pergi membeli telur dan kornet.
Malasnya, pasti besok Anne mengajaknya lagi untuk mengecek harga telur dan kornet. Kalau turun harga dibeli, kalau sama bahkan lebih mahal, paling memboyong yang lain. Maksudnya apa saja yang diskon atau sekiranya ada promo buy one get one free pasti dibeli, meskipun tidak butuh-butuh amat. Tapi Nadilla tidak akan mau. Apalagi harus bertemu pria menyebalkan itu lagi.
Nadilla masih cemberut. Mungkin tanpa dibilang alasannya, seharusnya Anne paham.
"Odil," seru Anne membuka suara sambil merapikan belanjaan. "Jangan kecut gitu mukanya," ledek Anne, tapi Nadilla sedang tidak mood bercanda.
"Eh, Mamih masih kebayang sama muka gantengnya mas tadi," lanjut Anne antusias setelah duduk di seberang sofa tempat anaknya rebahan. Nadilla yang tadinya hampir ketiduran langsung sadar sepenuhnya. "Cashier yang sok ganteng itu?" Tanyanya pada Anne dengan penekanan kata sok.
Anne berpindah duduk sebelah Nadilla, otomatis Nadilla ikut duduk, "iya, masih gak habis pikir deh."
"Apa?" tanya gadis itu malas.
"Gantengnya melebihi Fir'aun kalau kata mamih sih." Fir'aun di sini maksudnya yang ditenggelamkan di laut merah oleh nabi Musa atas izin Allah.
Nadilla yang sebelumnya kesal, hampir tertawa mendengar polah kata Anne. "Emang mamih pernah lihat Fir'aun?"
"Ya enggak sih," jawab Anne sambil memutar bola matanya ke atas seperti sedang berpikir, "makanya mamih bilang kegantengannya melebihi Fir'aun."
"Ih! Genit banget sih Mih, inget Papih!" protes Nadilla, kemudian gadis itu beranjak meninggalkan Anne.
"Ya bukan buat mamih lah," ucap Anne setengah teriak. Nadilla berhenti setelah berberapa langkah dari tempatnya duduk tadi dan menoleh, "maksudnya?"
Anne mendekat sambil mengiring anaknya ke kamar, "buat Odil yang jomblo 21 tahun!"
Anne berhaha ria sementara Nadilla membalasnya dengan memajukan bibirnya miris. Kenapa dia punya ibu sekejam itu batinnya.