CHAPTER
Ekspresi gue saat Nadilla nge-chat ngajak ketemu
--ERLANGGA--SELAMAT MEMBACA
*****
Mulai hari ini Erlangga akan menjadi pria super sibuk setelah melaunching Resto barunya di kawasan Kemang. Pagi ini ia sudah berjanji memberikan pengobatan untuk Flowerina, anak bungsu maam Roro atau kerap ia panggil dengan sebutan ibu tiri.
Siang harinya ia akan memantau perkembangan usaha barunya. Jangan harap Nadilla bisa bernapas legah karena mengunjungi Nadilla untuk sekedar merusuh di rumahnya akan Erlangga sedikan waktu meski sebentar. Jika tidak sore atau sehabis isya ia akan ke rumah gadis itu.
Erlangga sudah mandi dan wangi. Ia mengambil ponselnya sambari mengeringkan rambutnya yang basah. Di sana tertera spam chat dari Flowerina dan 11 panggilan tak terjawab.
Erlangga menelpon balik gadis itu untuk mengabari akan berangakat sebentar lagi. Baru saja hembusan angin masuk ke tenggorokannya, Flowerina langsung mendominasi.
"Erlangga jadi kan pagi ini ke rumah Flow?" Tanya Flowerina di balik telepon.
Erlangga mengembuskan napasnya. "Jadi dong!" Ujarnya semangat.
"Asyiiiik. Flow tunggu ya," serah Flowerina seraya menutup sambungan teleponnya.
Pria itu kembali dengan aktivitasnya. Ia mengenakan baju dengan malas. Pekerjaan yang membosankan harus mengobati pasien lolos dari mulut seorang dokter. Ya Erlangga baru menyadari bekerja menjadi dokter pada umumnya bukanlah passionnya. Bekerja dengan sistem shift, datang ke rumah sakit, mengobati pasien dengan segala prosedurnya yang sungguh ribet itu bukan Erlangga benget.
Tapi untuk kali ini pria itu menentangnya sendiri. Jika bukan karena janjinya pada ibu tiri untuk menjadi dokter pribadi anaknya, ia lebih memilih menjadi pria bebas yang menjalankan apapun sesuka hati.
Namun bagaimanapun, Flowerina sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri. Selama tinggal di Inggris bersama keluarga Flowerina, ia juga diperlakukan sama seperti anggota keluarga yang lain.
Jadi ini sama artinya dengan membalas budi kebaikan ibu tiri, selain dari janji yang telah mereka sepakati.
ATING TING TONG
Satu pesan masuk menghentikan langkah Erlangga.
Pria itu mengucek matanya berkali-kali memastikan kalau ia tidak salah membaca pesan Nadilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARRELL
ChickLitAku berkepribadian melankolis yang perfeksionis, sedangkan kamu seorang korelis yang antusias dan ekspresif. Aku ber-ideologi pada visi sementara kamu lebih kepada misi. Kita berbeda. Kamu menginginkanku, tapi tidak denganku. --N...