CHAPTER TWELVE
Tapi... kalau lo cari pria selain gue, maka gue nggak akan pernah mundur.
-ERLANGGA-
SELAMAT MEMBACA
*****
"Ini hari ketiga gue minta sama lo, kasih tahu pesan maam Roro. Gue mau nyelesain skripsi gue Erlangga."
"Nggak usah terlalu dipikirin. Nanti tambah cantik. Kalo tambah cantik, gue makin suka. Kalau gue suka, nanti lo juga suka. Abis tu--"
"Gue serius!" Potong Nadilla, sebelum Erlangga makin menghayal kejauhan.
"Lo mau gue seriusin? Ya itu pasti lah."
"Nggak usah becanda! Cepet kasih tahu pesan maam Roro!"
"Jangan kekanak-kanakan gitu lah Er. Nadilla tuh butuh menyelesaikan skripsinya. Jangan mempersulit dia." Bela Jack, ia juga sedang berkunjung ke rumah Nadilla siang itu.
"Gue nggak maksud untuk bikin Nadilla tidak menyelesaikan skripsinya. Gue yakin kok Nadilla mampu menyelesaikan tepat waktu."
"Kenapa sih susah banget ngomong sama lo! Gue harus ngelakuin apa biar lo kasih tahu sekarang!?"
"Nggak perlu ngelakuin apa-apa untuk gue. Lo hanya harus lebih santai aja dear."
Batu.
Definisi seorang Erlangga di mata Nadilla.
Bukannya merasa tidak enak dengan perlakuannya, pria itu malah bersikap seolah tidak ada masalah. Tidak ingin memperpanjang debatnya dengan Nadilla, ia mulai membuka majalah ke halaman ramalan shio bintang bulan ini.
"Shio lo apa?" Tanyanya to the point.
"Gue gak percaya gituan." Jawab Nadilla ketus.
"Ya iseng aja." Erlangga kembali mengulang pertanyaannya, "shio lo apa?"
"Cuma iseng, tapi namu ke rumah orang cuma bawa majalah, apa maksudnya coba?!"
Erlangg tidak menggubris, ia mengangkat sebelah alisnya masih menunggu jawaban gadis itu.
"Capricorn." Nadilla menyerah, malas adu jotos dengan pria dihadapannya. Ia lahir di tanggal 1 Januari, 21 tahun yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARRELL
ChickLitAku berkepribadian melankolis yang perfeksionis, sedangkan kamu seorang korelis yang antusias dan ekspresif. Aku ber-ideologi pada visi sementara kamu lebih kepada misi. Kita berbeda. Kamu menginginkanku, tapi tidak denganku. --N...