Aku berkepribadian melankolis yang perfeksionis, sedangkan kamu seorang korelis yang antusias dan ekspresif. Aku ber-ideologi pada visi sementara kamu lebih kepada misi. Kita berbeda. Kamu menginginkanku, tapi tidak denganku.
--N...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nggak apa-apa mesum yang penting masih bisa senyum. Setidaknya gue masih bisa mendapatkan pahala dari tersenyum.
-ERLANGGA-
SELAMAT MEMBACA😊
EH SENYUM DULU DONG BIAR DAPET PAHALA.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🐒🐒🐒
Nadilla melongos masuk ke kamar Ferro. Melihat Ferro seserius itu di depan laptopnya membuat Nadilla mengerutkan kening. Kontan ia langsung menghampiri kakaknya itu, "serius amat sih Ro! Ngedip apa ngedip," ledek Nadilla seraya menjatuhkan tubuhnya di kasur.
"Diem lu! Ini semua gara-gara lo!" Bentak Ferro sinis.
Nadilla otomatis beranjak karena penasaran, memang apa yang sudah ia lakukan sampai-sampai Ferro ketus begitu. Ia mendekati meja belajar Ferro dan melihat apa yang sedang kakaknya cari di google. Sontak Nadill terbahak melihat kolom searching Ferro bertuliskan 'nama-nama anak muslim-muslimah', 'nama-nama bayi kekinian.
"Nikah aja belum lu udah nyari-nyari nama bayi aja. Aaaah jangan-jangan lu ngehamilin si Lusi yaaaa!" Tuding Nadilla dengan suara lantang. Ferro beralih dari aktivitasnya dan secepat kilat membungkam mulut Nadilla. "Kalo ngomong tuh di filter!" Tandas Ferro kemudian menyentil bibir adiknya, menciptakan suara rintihan dari Nadilla.
"Gara-gara lo bikin bad mood Lusi jadi berimbas gue dikasih PR nyari nama-nama bayi buat calon anak kita nantinya."
"Ckckck," decak Nadilla menggeleng-gelengkan kepala. "Wanita posesif, betah ya lu sama dia."
"Jangan pernah ngomong jelek soal Lusi!" Sinis Ferro.
"Iya iya maap," ujar Nadilla mengalah.
"Nah sekarang lo berani ya ketemu gue setelah udah bohongin gue," sindir Ferro membuat dahi Nadilla berkerut.
"Paan sih gaje," balas Nadilla enteng.
"Lo ngapain bohong kalau mau ngajak Erlangga ke toko buku. Nyatanya lu mau berduaan sama si Jack itu?" Suudzon Ferro sambil menyipitkan matanya ke arah Nadilla.
