CHAPTER SIXTEEN
'Otak lo MINES'
--NADILLA--SELAMAT MEMBACA
*****
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Nadilla bangun tidur saat adzan subuh berkumandang. Tak ada lagi suara berisik Anne yang meneriakinya dengan "Hungki... hungki..." sambil mengetukan panci menggunakan sendok sampai gadis perawannya bangun.
Bahkan sampai saat inipun Nadilla tidak tahu arti hungki yang hampir setiap pagi ia dengar. Tapi gadis itu tak pernah ambil pusing karena ia sadar mamihnya selalu saja memiliki kosa kata yang hanya dia mengerti seorang.
Setelah sholat subuh, Nadilla bergegas melepas mukenahnya dan mengunci pintu. Ia mengambil laptopnya dan menghubungkan video skype dengan Indira. Demi misi besar mengelabuhi Erlangga, Nadilla rela bangun pagi dan ikut beauty class perdana dengan Indira.
"Oke, alat makeup lengkap?" Tanya Indira pertama kalinya.
"Siap!" Nadilla mengacungkan jempolnya. "Semalem pas mamih tidur gue cipet alat makeupnya." Tawa Nadilla memuncak, sementara lawan bicaranya geleng-geleng tidak percaya.
"Heh lo itu udah puber belum sih? Alat make up aja harus nyolong punya mamih dulu."
"Yaelah Dir! Bedak babi, eh bedak baby sama lip balm aja udah cukup buat gue cantik ko." Timpal Nadilla percaya diri.
"Gimana mau buat Erlangga luluh dan kasih tahu pesan dosen lu, kalau lu aja mukanya pucet basi begitu."
"Yang bener pucat pasi kali. Emang gue nasi kemarin apa basi," cerocos Nadilla. Indira hanya tertawa kecil membalasya, "peace beib."
Strategi pertama sebelum berpura-pura bersikap baik pada Erlangga, Nadilla harus merubah penampilannya dulu menjadi lebih anggun agar Erlangga tertarik, begitu rencana Indira.
"Bersihin dulu mula lo pake tooner!" Titah Indira.
"Gue udah cuci muka tadi."
"Yaudah nggak usah. Ambil primery dan olesin ke seluruh wajah lo!"
Nadilla mematung, sesungguhnya ia tidak tahu primery yang dimaksud Indira itu yang mana. Indira langsung peka dan menginstruksikannya lebih detil.
"Oke setelah itu lu pake foundation wardah warna hijau! Caranya, lo totol-totol ke setiap sisi, abis itu ambil spons baru lu tepuk-tepuk sampai rata di wajah lo." Indira sambil mempraktikan caranya sehingga Nadilla lebih mudah untuk mengikutinya.
"Good job beib!"
Tanpa ada instruksi, Nadilla mengambil bedak padat dan mengoleskannya asal ke wajahnya, namun segera distop oleh Indira.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARRELL
ChickLitAku berkepribadian melankolis yang perfeksionis, sedangkan kamu seorang korelis yang antusias dan ekspresif. Aku ber-ideologi pada visi sementara kamu lebih kepada misi. Kita berbeda. Kamu menginginkanku, tapi tidak denganku. --N...