CHAPTER TWENTY
Secara ergonomis jarak antara mata dan objek bacaan adalah 30 cm. Bahkan jarak lo sama gue nggak sampai 20 cm dan lo pura-pura baca, lo itu sebenernya rabun jauh atau jangan-jangan nggak bisa jauh dari gue?-ERLANGGA-
SELAMAT MEMBACA
🍭🍭🍭
"Eh, bentar lagi kereta kita datang nih. Siap-siap ya, ini bakal sedikit sulit," ujar Jack.Nadilla menggangguk paham, tanpa diberitahupun ia sudah menyadarinya, berada di tengah-tengah kerumunan orang yang menyesaki peron kereta pasti akan berdesakan. Terlebih ia dan Jack berada di baris ke 3 orang-orang, pasti mereka harus usaha lebih keras agar bisa masuk ke dalam kereta.
Kereta dengan tujuan akhir stasiun transit Tanah Abang akan memasuki peron dua.
Suara operator menggema di stasiun Jurangmangu bersamaan dengan kepala kereta KRL yang muncul dari arah selatan. Nadilla telah bersiap dan kini jaraknya menjadi lebih dekat dengan Jack akibat desakan dari orang-orang yang berada di belakangnya yang memaksa masuk ke dalam kereta. Nadilla tak menyangka kalau mereka seagresif ini. Ternyata ada yang lebih buas dari ibu-ibu yang rebutan barang diakonan di mall. Mereka ini zombie kereta.
Nadilla masih berusaha menahan dirinya agar tidak ikut terdorong masuk, karena masih harus menunggu orang-orang yang berada di dalam kereta yang akan keluar lebih dulu. Saat giliran mereka akan memasuki kereta, tiba-tiba tangannya dicekat seseorang dari samping dan membawanya ke gerbong sebelahnya.
"Erlangga? Lo ngapain?"
Tidak menggubris pertanyaan Nadilla, pria itu terus membawanya lari ke gerbong depan. Jack yang menyadari kedatangan Erlangga yang membawa kabur Nadilla mengepalkan tangannya. Ia hendak mengejar Erlangga dan Nadilla, namun mereka sudah lebih dulu masuk ke dalam kereta di gerbong 3.
Hati-hati, pintu akan segera di tutup
Operator kereta sudah memperingati penumpang. Tidak ada pilihan lain, Jack harus tetap masuk ke dalam kereta di gerbong 4. Terpaksa Jack harus bertahan di gerbong 4, ia tidak bisa nyamperin Nadilla di gerbong 3, untuk melangkah bahkan meregangkan ototnya saja ia tidak bisa. Kereta ini sungguh sesak di jam-jam kerja seperti sekarang.
"Sial! Erlangga pengacau," kesal Jack.
🍭🍭🍭
"Lo ngapain pegang-pegang gue!" Nadilla menghempaskan peganggan Erlangga di tangannya. Kini mereka sudah berada di dekat pintu kereta yang sudah tertutup. Erlangga berdiri di depan gadis itu, memunggungi orang-orang yang tengah berdesakan.
"Mau nyelamatin lo dear." Seringaian menyebalkan itu terukir di bibir Erlangga, senyuman sok kegantengan Erlangga yang paling Nadilla benci itu terukir untuknya dengan jarak yang sangat dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARRELL
ChickLitAku berkepribadian melankolis yang perfeksionis, sedangkan kamu seorang korelis yang antusias dan ekspresif. Aku ber-ideologi pada visi sementara kamu lebih kepada misi. Kita berbeda. Kamu menginginkanku, tapi tidak denganku. --N...