Part 19

18 1 1
                                    

Shiyoung pov
Aku membuka mataku perlahan. Ternyata aku sedang di mobil. Aku merenggakan tubuhku.

"Eh sudah bangun Shi?" Kata Kookie

"Eh? Iya, maaf aku lama ya tidurnya?" Jawabku sambil membenarkan rambutku.

"Kenapa minta maaf coba? Hahah," Jawabnya sambil mengacak ngacak rambutku.

"Ish...berantakan tau!" Kataku ketus.

"Hahah maaf sayang,"

"Apa?" Tanyaku sambil menatap matanya tapi dia masih fokus ke jalanan.

"Engga, engga papa," katanya.

Sudah bisa dipastikan pipiku saat ini memerah. Aku langsung mengarahkan mukaku ke arah jendela. Jujur, aku mendengarnya saat dia berkata 'sayang' hanya saja aku pura pura tidak tahu.

Sungguh apakah aku menyukai Kookie? Tidak, tidak mungkin, apa iya setelah putus dari Xiumin semudah itu aku move on? Apa benar jika selama ini aku tidak sungguh sungguh sayang pada Xiumin. Sehingga aku menerimanya karna terbawa suasana. Akhhh....aku pusing.

"Shi?" Panggil Kookie yang memecahkan lamunanku.

"Nee?" Jawabku sambil kembali menatap mukanya. Tapi ya, tentu dia pasti fokus pada jalanan.

"Kau kenapa? Apa aku membuatmu tidak nyaman? Maaf kalo begitu," Jelasnya sambil menggenggam tanganku saat ini. Ya, dia menggenggam tanganku.

"Ah, ani ani, aku cuma berusaha mencari cafe yang bagus disini, siapa tau kita bisa kan sesekali bertemu di cafe sekitar sini?" Jelasku, padahal jelas aku berbohong.

"Oh...baiklah nanti saat pulang, aku akan ikut mencari juga hahah," jawabnya.

Perhatian sekali anak ini. Lalu entah kenapa terlintas di pikiranku untuk chat Jimin. Aku pun membuka hp ku dan mencari kontak Jimin.

Shi: Jiminnie
Jimin: Nee? Ciee nge chat aku
Shi: Elah apa sih chim? Tiap hari kali aku chat kamu.
Jimin: Iya ya, kenapa?
Shi: Nanti aku telfon kamu nee?
Jimin: Nee, emang knp gak sekarang aja?
Shi: Nanti aku ceritakan, bye

.
.
.
.
.
.
Sekarang aku sudah sampai di rumahku. Terlihat Kai yang sedang main game di teras dan seperti dia menunggu ku. Sejak kapan ya dia menungguku. Sungguh, dia sangat perhatian sekarang.

Aku pun turun dari mobil diikuti Kookie di belakangku. Aku pun berterimakasih pada Kookie, dan dia pun berpamitan dengan Kai dan aku lalu dia pamit pulang.

Seperti yang tadi kukatakan pada Jimin, aku pun menelfonnya.

Tut tuut

"Ne? Ada apa Shi?"

Lalu aku menceritakan semua nya, tentang perasaan ku terhadap Xiumin dan Kookie. Dia mengerti, tapi, ada apa dengan nada suaranya? Kenapa, dia seperti orang yang ingin menangis? Ada apa ini?

.
.
.
.
Besok aku seperti biasa harus sekolah. Lalu saat ku turun ke bawah, aku tidak melihat ada Kai. Lalu aku melihat ada sepucuk surat yg tertempel pada meja makan.

Eh shi maaf ya gue duluan, soalnya ada tugas yang harus gw tanyain ke guru gw, dan guru gw nyuruh gw dateng pagi pagi. Eh btw kuota gw abis, makanya gw pake surat hhaah udah ya bye~~

Hm, lalu aku dengan siapa? Ah pabo. Lalu tak lama, aku mendengar suara klakson mobil. Aku melihat keluar, hah? Namjoon? Kenapa ada dia?

Aku mengambil kotak susu dan memasukanya pada tas ku. Aku membuka pintu dan menguncinya. Lalu aku menghampiri Namjoon yg sudah berdiri di samping mobil.

"Namjoon? Kenapa kau disini? Kau, kau menjemputku?" Tak tahu malu aku bertanya seperti itu.

"Nee, ternyata aku mengenal kaka mu Kai, dia teman baikku, entah bagaimana, kita berkenalan dari ig lalu jadi teman," jelasnya. Aku hanya bisa terkekeh.

"Haha, seperti mencari cewek aja, haha," jawabku sambil tertawa.

"Yaak! Sudah, ayo masuk mobil, nanti kita telat," jawabnya, aku pun mengangguk dan masuk mobil.

Olaa...maaf pendek ya, karna aku masin rada bingung.

Wajib di baca:

Mungkin kalian bingun kan Jimin kemana aja? Kenapa dia jarang keluar? Jadi gini ya, aku gak mau cerita ini terlalu pasaran atau terlalu gampang ditebak dan malah buat ceritanya aneh, jadi maaf ya.

Keep voment

Found a love ; pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang