Part 20

23 1 3
                                    

Shiyoung pov
Mungkin suasana di mobil saat ini hening. Namun, karna Namjoon memasang lagu, jadi tidak terlalu tersana ke heningannya.

Sedari tadi, Namjoon memutar lagu milik BTS, 'i need u' 'run' 'mic drop'. Aku rasa dia suka BTS. Jujur selama ini aku seorang ARMY. Tapi, di sekolah aku tidak memiliki teman perempuan.

Jujur, sebenarnya aku yang tidak mau, kami satu kelas jelas berteman semua, hanya saja, aku hanya dekat dengan Jimin, Kookie, Namjoon dan Xiumin dulu saat sebelum putus.

Akhir akhir ini setelah putus dari Xiumin, Xiumin nampak sangat menghindari ku, dan memblok semua kontak ku. Aku rasa aku mudah sekali melupakannya. Namun, aku bingung, kenapa Kai meminta Namjoon yang jemput bukan Jimin.

Sebenarnya, Jimin sudah masuk sekolah dari dua hari yang lalu. Namun, aku sering bersama Kookie akhir akhir ini. Entah kenapa Kookie selalu menarik ku agar hanya bersamanya.

Jimin pun hanya terlihat berbincang dengan Wonwoo dan Kyuhyun. Jadi, kami sering kali telfonan hingga larut malam.

Tak lama, mobil Namjoon oun sampai di sekolah. Aku turun bersama Namjoon dan jalan beriringan hingga sampai ke kelas.

"Namjoon," Panggilku yang memecah keheningan sedari tadi di mobil hingga saat ini.

"Nee?" Jawabnya singkat.

"Ani ani, tidak jadi, aku lupa ingin bertanya apa," Jawabku, jujur aku hanya sekedar basa basi saja.

Namjoon hanya terkekeh sambil mengacak acak rambutku. "Kau lucu sekali, hahah,"

Skip

Bel istirahat pun berbunyi. Aku melihat ke arah Jimin, dan Jimin pun melihat kearahku. Aku tau kita sebelahan wkwkwk. Dia mengisyaratkan mulutnya yg berarti 'kantin' aku mengangguk pelan.

Karna yang biasanya mengajakku ke kantin Kookie sedang tidur, jadi tidak ada yang menghalangiku untuk ke kantin bersama Jimin.

Sampai sekarang aku pun tidak tahu kenapa Kookie selalu menghalangi aku jika ingin bersama Jimin.

Cemburu?

Tidak mungkin juga, Kookie tidak mungkin cemburu pada ku. Lagipula tak ada gunanya.

***

Setelah dari kantin, aku mengajak Jimin untuk ke halaman belakang yang emang ga pernah didatengin orang kecuali aku dan Jimin. Tapi di sini sangat bersih dan tidak ada sampah berserakan.

Aku duduk di kursi paling unung sebelah kanan yang menghadap ke sebuah pohon yang sangat besar.

"Chim," Panggilku. Kemudian ia menatap ku dan sekarang kami saling menatap.

"Hm?" Jawabnya yang dimana kita sudah bertatapan.

Author pov

Kini Jimin dan Shi sudah saling tatap. Tatapan Shi terlihat sangat tulus, begitu juga dengan Jimin.

Tanpa menjawab 'hm' nya Jimin, Shi memeluk Jimin. Shi bersandar di dada Jimin yang bidang itu.

"Kangen, kamu kemaren sempet ga masuk, udah gitu ada kookie yang kayaknya...sengaja ngehalangin kamu tuh buat sama aku," Jelas Shi panjang lebar.

"Nado~~," Jawab Jimin sambil membalas pelukan Shi.

"Chim, kayaknya, perasaan gw yg gw bilang sama lo soal kookie salah,"

"Waeyo?" Sekarang posisi kita hadap hadapan dan sudah tidak lagi berpelukan.

"Cuma baper aja," Jawab Shi datar.

"Lah? Trus?"

"Tapi...sayangnya sama kamu," Setelah kalimat itu terlontar dari bibir Shi. Shi berdiri dan mencium bibir Jimin singkat lalu lari meninggalkan Jimin dengan muka yang sudah memerah.

Jimin pov

Sumpah, aku rasanya pengen pingsan seketika. Aku langsung mematung sesaat setelah di cium oleh Shi. Apa ini mimpi?

Tbc

Thx yg udah ngikutin ceritanya yan. Keep voment💕

Found a love ; pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang