Part 26

15 1 0
                                    

Shiyoung pov
Alarm handphone ku berbunyi. Aku mencari hp ku di nakas sebelah tempat tidurku. Ku lihat ada miss call sebanyak 3 kali. Tapi, ini dari Jimin?!

Jam 4 pagi dia menelfonku? Untuk apa? Aku pun menelfon balik Jimin.

Tutt tutt tutt

"Halo? Kenapa nelfon?"

"Oh gapapa tadi pengen ajak jalan,"

"Jam 4? Yaudah besok besok kalo kamu nelfon aku angkat ya?"

"Hm,"

"Sayang? Kamu mar-,"

Tut tut tut.

Telfonku terputus sebelum aku menyelesaikan kata kata ku. Aku takut dia marah. Aku khawatir.

Aku langsung berlari menuju ke kamarnya.

Tok tok tom

"Jiminnie...jimin," Panggilku sambil ngos ngosan.

Kulihat ada seseorang yang membuka pintunya. Jimin! Dia yang membuka pintunya.

"Jimminah mianhae Jimin," Kataku sambil mendongak melihat ke wajahnya karna dia yang jauh lebih tinggi dari ku.

Dia menundukan kepalanya agar sejajar denganku. Dia hanya tersenyum polos padaku lalu langsung merangkulku dan mengajak ku berjalan sekitar penginapan.

"Oi, biasa aja kali," Katanya yang membuatnya tertawa dengan eye smile nya.

"Ih kamu tuh," Jawabku kelas lalu melepas rangkulanku dan langsung meninggalkannya dengan cara jalan cepat.

"Yak! Heii jangan marah dong ay," Teriaknya dari kejauhan. Sebenernya lucu, bahkan aku ingin tertawa tapi aku menahannya saja.

Dia mengejar ku dan menarik tanganku membuatku berbalik kearahnya.

"Apa?" Tanyaku sok marah

"Ih kok jadi kamu yang marah sih?" Tanyanya sambil aegyo yang membuat pertahanan aku akan runtuh.

"Hm serah," Jawabku.

*chu

Dia menciumku sambil mendekatkan tubuh kami satu sama lain. Untungnya disini masih pagi sehingga masih sepi. Dia pun melepasnya sambil mengelus pipiku lembut.

"Kamu udah gak marah kan?"

"Iya,"

"Yaiya lah gak marah orang aku cium kamu aja bales," Jawabnya sambil mempoutkan bibirnya.

"Iya iya, abis kamunya gitu kesel lah," jawabku sambil mengacak rambutnya yang udah acak acakan.

"Iyah iyah maaf ih...yaudah sana mandi balik ke kamar," Pintanya.

"Iya kamu jugaa,"

...................................
Setelah itu, guru meminta semua muridnya untuk breakfast di resto lantai 1.

Setelah sarapan, kepalaku terasa pusing dan mual mual. Aku memutuskan untuk tidak ikut jalan jalan.

"Bu, saya pusing, boleh kan kalo saya di sini aja,"

"Iya Shi gapapa, apa ada yang nemenin kamu? Jangan sendirian,"

"Saya bu, saya yang bakal nemenin Shi," Kata seseorang dari belakangku.

"Oh Jimin? Kalian pacaran yah? Duh dasar ya anak muda," Kata ibu Lee membuatku tertawa. "Yaudah, Ibu tinggal kalian disini ya, jangan ngapa mgapain lho,"

"Iya bu saya bakal jagain Shi dengan baik,"

"Haha iya Jimin ibu duluan ya, permisi hati hati ya,"

"Ya" jawab aku dan Jimin bersamaan.

Setelah ibu Lee pergi, Jimin langsung memelukku dari belakang. Jimin menopang kepalanya di pundaku.

"Shi, kamu sakit sayang," Bisiknya di telinga. Aku mengangguk. Tiba tiba, Jimin langsung menggendong ku ala bride style. *uhuy

Jimin menidurkan diriku di kamarku. Memberi ku obat pereda pusing.

"Tidur," Katanya singkat

"Ga mau," Jawabku sambil mencoba untuk duduk.

"Bandel!" Jawabnya ketus.

"Bosen by..." Kataku sambil aegyo mencoba untuk membuatnya tersenyum.

"Trus maunya apa ay?" Tanyanya sambil mendekatkan muka nya dengan muka ku.

"Aku maunya pe-," belum selesai aku berbicara dia langsung menciumku sambil memelukku.

"Mau itu kan ay? Udah kan ay? Tidur ya?" Katanya dan apa yang ia buat membuatku terbujuk kaku.

Aku pun mengangguk pelan dan memposisikan diriku untuk tidur.

Found a love ; pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang