Part 34

11 0 0
                                    

Author pov
Tiba tiba, Jungkook menutup mulut serta hidung shi dengan kain bertumpahkan obat bius, dengan itu Chen langsung mengikat tangan Shi di bangku tersebut.

"Ah!"
Aku terbangung dari mimpiku, mendapati asisten rumah tanggaku yang mengetok ngetok pintu kamarku.

"Nona Shiyoung, maaf, itu ada tamu," Kata asisten rumah tanggaku dari luar kamarku. Syukurlah bahwa itu hanyalah sebatas mimpi.

Aku pun merapihkan diriku lalu segera berangkat menuju ruang tamu. "Kookie?" Aku terkejut, mengapa sama dengan apa yanga ada mimpiku. Bohong jika aku tak merindukannya. Aku pun lari langsung memeluknya, "Kookie-ya, kamu kemana aja? Aku merindukanmu," Yap aku benar, ini sama seperti yang di mimpi.

"Aku sibuk Shi, aku kesini cuma pengen ketemu kamu aja, tadinya aku ingin mengajakmu jalan, hanya saja ini sudah malam, aku takut Jimin mengkhawatirkanmu," Perkataannya, yap dia tau tentang hubunganku dengan Jimin.

"Ahaha bisa aja! Mau minum apa?" Tanyaku basa basi. "Uhm...apa saja, yang pasti tidak beracun!" Jawabannya membuatku tertawa. "Baiklah...,"

"Ahjumma...tolong buatkan minum sama sepertiku untuk Jungkook ne?" Aku meminta tolong pada asisten rumah tanggaku. "Siap!" Jawabnya.

"Kookie, gimana kabar Namjoon?" Aku bertanya. "Dia? Oh...di rumah, kamu pengen aku manggil Namjoon kesini?"

"Ah tidak perlu, udah malem," Aku hanya tersinyum tipis setelahnya. Semua menjadi canggung, tidak ada perbincangan yang berarti. "Mm Kookie, mau maduk universitas apa?" Tanya ku basa basi.

"Oh belum tau, sekarang pilihanku mulai berubah dan berubah, tapi aku akan mencoba satu satu," Aku hanya mengangguk.

Tak lama asisten rumah tanggaku membawakan Ice Chocolate dengan tambahan potongan coklat diatasnya kesukaanku. "Makasih ahjumma," Jawabku.

"Diminum Kook!" Ajakku. "Aku mencintaimu Park Shiyoung,"

Deg! Apa? Apa yang baru saja aku dengar? Mencitaiku? Kookie? Aku sedikit tersedak setelah mendengar percapakannya. "A..apa?" Aku mencoba memastikan apa yang baru saja ia katakan padaku.

"Aku mencintaimu," Jawabnya dengan muka 'watadosnya' . "Aku tau kamu sudah menjadi pacarnya Jimin, tapi kalian belum menikah kan? Berarti hubungan kalian belum resmi, aku masih ada kesempatan untuk dapetin kamu Shi,"

Kalimat yang baru saja ia ucapkan, hubungan yang belum resmi, memang. Tapi, kenapa aku jadi begini? "Ehm Kookie, sebaiknya kamu pikir pikir lagi ucapan kamu..." Aku berkata begitu agar hal yg tidak ku inginkan tak terjadi.

"Baiklah. Tapi, jangan salahin aku kalo kamu jadi sayang sama aku Shi," Setelah itu ia pamit pulang dan langsung pulang begitu saja. Apa aku salah? Perasaanku mulai ga enak tentang ini.

👻

Besok paginya, aku menelfon Jimin. Aku menceritakan semua yang terjadi kemaren.

Hai ehehe maaf author lama ga update ya? Maaf ya kalo pendek, besok author nge update deh! Keep voment.

Found a love ; pjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang