Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
👑
"Sha, seragam lo basah, ayok ke toilet," bisik Alea sembari menarik tangan Alissha secara paksa.
"Tapi dagu lo berdarah Le!" Balas Alissha tak mau kalah.
"Ya makanya sekarang kita ke toilet, nanti gue minta tolong asisten gue bawain seragam cadangan. Kalau lo udah ganti seragam, baru kita ke UKS."
Keduanya sampai di depan toilet, Alea segera menelepon asistennya agar segera membawakan seragam untuk Alissha.
Alea sendiri berjaga-jaga di depan pintu bilik toilet yang Alissha masuki. Mengawasi Sarah dan teman-teman rusuhnya yang bisa saja berbuat macam-macam dengan Alissha yang sedang membersihkan pakaian di dalam.
Asisten Alea datang membawa seragam cadangan untuk Alissha, Alea segera memberikan seragam cadangan tersebut kepada Alissha. Setelah pakaian Alissha bersih kembali, keduanya segera menuju UKS untuk mengobati luka di dagu Alea.
UKS sepi, tidak ada anggota PMR berjaga.
"Sini Le, gue obatin," ucap Alissha sembari menepuk ranjang UKS, memberi isyarat agar Alea duduk di sana. Alissha segera mengambil kotak P3K yang tersedia.
Alea duduk. "Alah, luka hati lo aja belum sembuh." Cibir Alea.
"Fuck."
Alissha mengobati luka Alea dengan cekatan. Dirinya pernah beberapa kali datang ke rumah sakit milik keluarganya hanya untuk bermain, tak jarang ia diajarkan cara mengobati luka terbuka atau luka tertutup oleh dokter yang bekerja di sana.
"Done."
Mereka kembali ke kelas.
Tok tok tok!
"Maaf bu, kami terlambat." Ujar Alea pada Bu Sita, guru yang sedang mengajar di kelasnya.
"Dari mana saja kalian? Kenapa bisa terlambat?"
"Dari toilet dan UKS Bu."
"Kalau sakit, kalian bisa kembali ke UKS."
"Gak perlu, Bu."
"Ya sudah, cepat masuk."
👑
Alea dan Alissha berjalan di koridor dengan tenang, walaupun beberapa kali menerima ejekkan dari siswa dan siswi yang berlalu lalang.
