-FN#24-

48K 3.7K 93
                                    

gue gak nuntut lo untuk setia, tapi tolong hargai kepercayaan gue


👑

Alissha's POV'

Rasanya malas untuk sekedar turun dari mobil, gue bener-bener nggak ada semangat. Apalagi kalau harus ketemu sama dia, iya si dia. Yang kemarin fotonya dikirim Haura.

Baru aja kepikiran, orangnya sudah ngetuk kaca mobil gue dari luar. Akhinya gue keluar dari mobil dan nunjukin ekspresi datar gue. Biar dia tau, kalau mood gue lagi nggak bagus.

Tapi dia nggak peka, dia gandeng gue menuju kelas. Gue cuma diam, males bertindak. Buang-buang tenaga.

Di kelas ternyata udah ada Alea, kita emang nggak berangkat bareng. Karna gue yang lama di dalam kamar, juga nyuruh Alea biar berangkat duluan.

Gue duduk di kursi, Alex duduk di meja. Dia ngeliatin gue aneh, ya emang nggak biasanya gue begini..

"Kenapa?" Kata dia.

Gue ngalihin pandangan, menghindari kontak mata sama dia. "Lo yang kenapa?"

"Kok gue?"

"Ya emang lo."

"Beberapa hari lalu lo pergi sama cowok ya? Sampe pulang pagi gitu," Sontak gue langsung noleh. Gue tebak yang dia maksud 'cowok' itu si Albert.

"Kata siapa?"

"Tau aja, jangan ngelak," Mukanya udah nggak enak dilihat.

"Gak berniat ngelak juga," jawab gue seadanya.

"Kenapa gak ngabarin?"

"Lo juga gak ngabarin," gue udah nggak minat ikut pelajaran. Jadi gue mutusin buat keluar kelas sambil bawa tas, niatnya sih ke mobil. Mau bolos aja hari ini.

Baru aja mau pegang stir, Alex ngetuk kaca mobil gue, persis tadi pagi. Gue buka pintu mobil, cuma buka pintu aja dan tetep duduk di kursi pengemudi. Dia berdiri dan nyandar di pintu mobil gue. Sebelah tangannya di saku celana.

"Lo lagi kenapa?" pertanyaan begini lagi. hadeh.

"Lo yang kenapa?"

"Lo gak ada kabar tapi pergi sama cowok lain sampe tengah malam, gue yang salah?" nadanya gak tinggi, tapi nusuk.

Gue juga bisa. "Lo gak ada kabar tapi pergi sama cewek lain sampe rangkul-rangkul, gue aja yang salah?"

"Sha.."

"Gue gak nuntut lo untuk setia, tapi tolong hargai kepercayaan gue. Gue gak berniat nuduh, tapi kalo seandainya mau selingkuh, jangan sampe ketahuan gue.

Alex diam.

"Mau sampai kapan kayak gini Lex? harus selalu gue yang jujur ke lo? gak bisa ya sama sama terbuka?"

"Gue selalu berusaha terbuka Sha."

"Lagi berusaha kan? kemarin Om Thomas bilang apa? Per? Per apa?"

"Untuk yang ini gue gak bisa."

"Lo bisa, tapi lo gak mau. Baru beberapa detik lo udah lupa, lo yang bilang kan mau terbuka sama gue?"

"Untuk yang ini gue nggak bisa, Alissha."

"Bukan untuk yang ini aja, untuk yang lainnya juga. Apa lo bisa jawab kalau gue tanya kenapa kalian sedeket itu?"

"Jangan cuma gue, lo juga. Apa lo bisa jawab kalau gue tanya kemarin lo sama siapa dan kenapa bisa pulang pagi?"

Dia malah balikin pertanyaan ke gue.

"Tentu gue bisa jawab. Kemarin gue sama Albert kelas dua belas. Gue pulang pagi karna ngobrol dan dengerin dia curhat tentang masalah keluarga pacarnya.

"Kalau lo ada perasaan buat Sahila, kita jadi mantan aja. Gue gak mau dijadiin pilihan," sulit buat gue bisa lepas dari Alex, tapi apa gunanya bertahan?

"Entah bener atau nggak, gue menyimpulkan kalau Om Thomas jodohin lo sama Sahila."

"Itu kemauan Papa Sha, gue nggak."

"Berarti benar, lo dijodohin. Selamat ya, jangan lupa buat lupain gue."

Gue nutup pintu mobil dan langsung tancap gas, gue nggak mau lihat muka dia lagi. Bukannya benci, tapi nggak sanggup ninggalin dia.

Ini nggak sepenuhnya salah Alex, dia hanya korban. Tapi dia juga menikmati apa yang dilakukan Om Thomas. Entah Axel tau atau nggak. Gue butuh Axel sekarang.

Gue ambil handphone dan langsung telpon Axel.

"Axel lo bisa keluar kan?"

Iya, saat gue bicara sama Alex tadi, bel masuk kelas sudah bunyi.

"Kenapa lo, tumben?"

"Gue butuh lo. Tanpa Alex."

"Iya, kita ketemuan. Shareloc, gue kesana sama Alea."

"Ajak Devan,"

"Iya,"

Gue udah sampai di tempat yang gue dan Axel sepakati untuk ketemuan. Axel tepatin ucapannya, dia datang tanpa Alex.

Kita ketemu di kafe terdekat. Kita—gue, Axel, Alea, Devan, Haura— masih pakai seragam.

"Jadi kenapa?" Kata Axel to the point.

"Gue putus sama Alex."

Mereka—kecuali Haura—natap gue nggak percaya, secara hubungan gue terlihat baik-baik aja. Lagipula hubungan gue sama Alex masih seumur jagung.

Gak henti-hentinya mereka nanya kenapa bisa dan sebagainya.

Gue mengabaikan pertanyaan itu dan beralih ke topik yang lebih serius.

"Xel, tolong jujur. Apa lo tau kalau Alex dijodohin?"

"WHAT THE F—ISH!!"

👑

votenya yuk bisa yuk

Bulan puasa gini entah bakal update cepet atau justru lama. Soalnya aku minggu depan ujian.

Semoga bisa update cepet ya, makanya rajin rajin komennya heheh biar aku semangat ngetiknya

Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang