-FN#7-

84.5K 6.4K 166
                                    


👑

"Eh adik ipar, tumben ke sini. Mau ketemu kakak ipar ya?" Ucap Sarah dengan gaya yang sok imut.

Alissha memutar bola mata. "Ew."

"Lho, kok Alissha gitu. Aku kan pacar kakak kamu, Devan," Sarah memajukan bibirnya 2 meter. Salah. 20 meter.

Alissha menaikkan sebelah alisnya sebagai respon.

"Asal kamu tau Lis, Devan itu udah jatuh cinta sama aku. Kakak kamu ini gak bisa jauh-jauh dari aku," Ucap Sarah bangga sembari melipat tangan di depan dada.

"In your dream" Celetuk Alea.

"Siapa sih lo? Sok cantik!" Tatapan sinis Sarah diarahkan pada Alea.

"Gue emang cantik. Tapi kalo menurut lo gue jelek sih ya gapapa, gue ngerti kok gak semua orang punya selera yang bagus," Ucap Alea santai.

"Maksud lo apa? lo bilang selera gue jelek? ngaca deh, semua orang juga tau kalo gue lebih dari lo."

"Masa?"

"Ya iyalah, makanya sadar diri!"

"Bodo!" Alea tertawa mengejek.

"Ihh!"

Sarah mendorong tubuh Alea. Lissha yang tak terima Alea diperlakukan seperti itu segera bertindak.

Lissha menampar pipi kanan Sarah.

Sarah meringis kesakitan. Ia menahan emosinya.

"Mau mati?" Lissha menaikkan sebelah alisnya.

Sarah ketakutan, aura yang dikeluarkan Lissha sangat mencekam. .

Alea tersenyum penuh kemenangan, tatapan mengejek tak lepas dari matanya.

"Ehem. Mungkin lo belum tau gue ya? Makanya jadi semena-mena begini," Alea berdeham. "Kenalin, gue Alea, Alea William," Ucap Alea sembari mengulurkan tangan.

Saat Sarah ingin menggapai tangan Alea, Alea segera menarik tangannya. Membuat Sarah tak bisa berjabat tangan dengannya.

"Woops! Tangan gue terlalu suci untuk manusia kayak lo," Ucapan Alea membuat Sarah semakin marah. Namun sedetik kemudian Sarah menjadi diam. Ia baru saja sadar bahwa ia telah mendorong Alea, bagian keluarga William.

"E-emm. Maaf ya Alea, aku nggak tau kalau kamu Alea William. Maaf banget," Sarah menunduk.

"poker face," Gumam Lissha.

Devan yang sudah sangat gerah dengan keadaan seperti ini segera menarik Alissha dan Alea menjauh.

Alea melepas tarikan Devan di lengannya, "Sabar, kita belum selesai. Lo ke mobil duluan aja."

Tanpa sepatah kata apapun, Devan segera pergi meninggalkan mereka dan beralih ke parkiran.

"Kalau lo gak tau gue m Alea William, lo bakal ngelakuin hal yang berlebihan? Gitu?!"

"E-enggak kok. Aku tadi cuma agak kesel aja."

"Bokap lo punya perusahaan, posisi kepala sekolah juga diambil demi korupsi. kurang ya? sampai-sampai anaknya harus jadi wanita sewaan? Hm?"

Sarah pucat di tempat.

"Ng-ngomong apaan sih lo?! Jangan fitnah deh!" Sarah berusaha menghilangkan kegugupannya.

"Le, balik."

Alea mengangguk.

Alea tau, mood sepupunya itu sudah hancur, Alea tak ingin menambah masalah jika membantah Alissha yang sedang dalam mode dinginnya.

Kedua sejoli itu segera menyusul Devan yang telah menunggu di parkiran.

Alea dan Lissha menempati kursi belakang pengemudi.

"Bagus banget ya, sejak kapan cogan dijadiin supir?" Cibir Devan.

Alea membalas. "Sejak sekarang."

Devan menyumpah serapahi sepupunya itu di dalam hati sembari melajukan mobilnya menuju rumah.

👑

Lissha terus menatap layar laptop di depannya, tak ada niatan beranjak dari duduknya. Mengabaikan dinginnya angin malam yang perlahan membelai tubuhnya.

Entah kenapa pikirannya menjadi kacau, moodnya memburuk, semangatnya berkurang. Alea yang merasakan perubahan Alissha, hanya bisa diam dan pasrah.

"Le, masuk ke dalam yuk!" Untuk kedua kalinya Alea membujuk Alissha yang masih ingin duduk di balkon sembari menatap layar laptonya untuk mengurus beberapa hal.

"duluan aja, nanti gue nyusul." Jawab Alissha tanpa mengalihkan pandangannya.

Seburuk apapun mood Alissha, jika berurusan dengan Alea dan Devan, Alissha sulit untuknya irit bicara.

"Emangnya nggak dingin Sha?" Tanya Alea yang sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

"Dingin sih, tapi gue suka."

Alea berdecak untuk yang kesekian kalinya.

"Huuft.. Gue mau ke dapur, lo mau dibikinin apa?"

Alissha menoleh. "Tumben, kan ada Mba?"

"Ya lagi pengen aja. Abis gue bete, males banget ngurusin data sekolah. Pusing gue."

"Gue juga. Tapi yaudah lah, dinikmatin aja."

"Mau teh gak Sha?"

"Kopi boleb deh sama waffle."

Alea menghembuskan napas lega, setidaknya mood Alissha mulai membaik.

Alea segera beranjak dari duduknya dan menuju dapur. Karena kerepotan membawa makanan, Alea meminta bantuan salah satu maid.

Setelah pancake, waffle, tak lupa kopi yang sudah tersedia di atas meja.

"Sha, Alex dan Axel kembar ya?"

Alissha menghentikan aksi mengetiknya dan langsung menoleh ke arah Alea. "Kayaknya iya, kenapa?"

"Gapapa. Habisnya mereka mirip banget.

Lissha tersenyum kecil. "Dan kita tetep bisa bedain Alex dan Axel, right?"

Alea diam. Yang dikatakan Alissha benar, semirip apapun Alex dan Axel, Alissha dan dirinya tetap bisa membedakan Alex dan Axel dengan mudah tanpa bantuan apapun.

"Lo ngerasain juga ya Sha? Gue pikir.. Cuma gue aja," Alea tersenyum getir. Perasaannya tak menentu.

Alissha segera menyelesaikan tugas tugas yang menumpuk. Begitu pula dengan Alea yang tugasnya 2 kali lebih banyak dari Alissha.

👑

Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang