-FN#32-

52.8K 3.5K 162
                                    

👑

Alex datang ke rumah Alissha dengan kedua orangtuanya. Ah jangan lupakan Axel sang kembaran.

Kini ruang tamu milik keluarga William itu dipenuhi dengan obrolan obrolan antara orangtua, membuat anak-anaknya mendengus.

"Ck. Paa, sebenernya papa ke sini mau obrolin bisnis atau obrolin tunangan Alex sama Alissha sih?!"

Obrolan terhenti, keempat orangtua menatap Alex sembari menahan tawa. "Kamu itu pikirannya Lissha melulu sih. Sabar sedikit dong," Thomas sewot, huh.

Alex memutar bola mata malas. "Terserah Mama sama Papa deh mau kayak gimana. Alex sama Lissha mau makan siang dulu."

Alex menarik Alissha keluar rumah, kemudian membawa cewek itu ke restoran pizza langganan. Tanpa keduanya sadari, dua pasang kekasih lainnya mengikuti mereka.

Alissha memesan menu favoritnya, begitu juga dengan Alex. Tak lama, 4 bangku kosong yang masih tersisa di tempat mereka sudah diisi oleh ke empat makhluk tidak asing. Si double date, katanya.

"Makan gak ngajak ngajak!" Kata Devan sembari merebut pizza yang baru saja akan masuk ke dalam mulut Alissha.

"Ngapain gue ngajak lo, gue mau berdua sama Lissha."

"Shaa!" Haura memeluk Alissha dari samping. "Maafin gue, gue terlalu maksain lo. Gue cuma gak terima kalau lo sama cowok lain, gue terlalu takut lo bakal disakitin sama yang lain,"

Alissha mengusap lengan Haura yang sedang memeluknya. "Iya, waktu itu gue gak tau kalau niat lo baik. Maafin gue juga ya,"

"Mellow banget sih elah, sekarang waktunya seneng seneng!"

Alea melemparkan segumpal tisu ke wajah Devan, Devan yang tak sempat menghindar dengan dukarela menerima lemparan tisu Alea. "Yang kemaren nangis pas Lissha baru pulang.. Alah bapak khong guan!"

Devan melotot. "Heh heh heh! Mulut lo gak bisa direm sedikit?! Lagian bapak khong guan belom pulang."

Lissha menyender di bahu Alex, bangku yang berdempetan memudahkan cewek itu untuk menempelkan kepalanya di bahu Alex. "Pulang yuk."

Alex mengangguk. "Di rumah lo aja."

👑

Alex bilang kepada Alissha bahwa ia akan membawa Lukas, kucing Alissha yang berada di halaman belakang. Namun, sudah setengah jam cowok itu belum kembali.

Alissha mengecek ke halaman belakang, yang ia temukan bukan Lukas, melainkan..

Alissha mengecek ke halaman belakang, yang ia temukan bukan Lukas, melainkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini cowok benar benar tidak baik untuk kesehatan jantung kaum hawa.

Tanpa basa basi Alissha menubruk Alex, berniat memeluk boneka, justru dekapannya mengerat di tubuh Alex.

Modus lo modus! -Khaaeey

"Emang gak romantis, pasaran pula. Yang penting lo kaget, dan gue dapat bonus peluk," Alex berbisik tepat di belakang telinga Alissha.

Alissha tidak menggubris perkataan Alex dan malah menyembunyikan wajahnya di leher Alex.

Dan perhatian keduanya teralihkan pada sesuatu, yakni Devan dan Haura. Pasangan tersebut entah mengapa terlihat malu-malu di bawah lampu lampu kecil.

 Pasangan tersebut entah mengapa terlihat malu-malu di bawah lampu lampu kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aaah! Lissha paham. Devan sepertiya juga akan melakukan hal yang sama seperti yang Alex lakukan siang tadi. Melamar?

Yayaya dan mereka malu-maluuu! Bahkan Alissha benar benar ingin mendorong keduanya agar di antara mereka terkikis.

Mereka mulai berhadapan, Devan tidak berlutut, melainkan melingkarkan tangannya di pinggang Haura.

Haura hanya menatap Devan tak percaya. "Setelah dua tahun yang aku lewati tanpa kamu, aku paham rasanya kehilangan. Aku gak mau ngerasain itu lagi.

"Selesai kuliah nanti, kalau kamu siap, kita menikah. Aku mau bahagia sama kamu. Ayok kita jalani semuanya, dari suka ataupun duka.

Haura mengusap pipi kanan Devan sambil mengangguk.

Kita beralih dari pasangan romantis ke pasangan yang sedikit kacau. Si wanita sedang merajuk kepada si pria. Melihat betapa romantis para sepupu-sepupunya.

Duduk di bawah pohon beralaskan karpet merah. Axel memeluk Alea dari samping. "Gue gak akan minta lo jadi masa depan gue."

Alea berontak di pelukan Axel. "Keseriusan lo perlu dipertanyakan!"

Axel mendekap cewek itu lebih erat, seolah meredam pemberontakan. "Bukan gitu. Semuanya udah siap, gue yang ngatur. Buat apa gue mempertanyakan 'apakah lo mau jadi masa depan gue?' kalau gue udah tahu jawabannya.

"Seperti yang gue bilang, semuanya udah siap. Cukup tunggu hari kelulusan aja, oke?"

Ya, dan malam itu si kuncup bahagia, melewati masa masa sulit. Hampir layu, diterpa hujan, dan berbagai macam cobaan lainnya. Tapi dia bertahan, dan berakhir mekar menghasilkan warna yang indah.

Ini Alissha dan Alex. Pribadi yang dingin namun mampu menghangatkan satu sama lain.

Ini Alea dan Axel. Pribadi yang mirip disatukan menjadi sesuatu yang tidak terduga. Setia yang sembunyi di balik topeng 'playboy genit' juga perhatian yang bersembunyi di balik galak.

Ini Haura dan Devan. Mereka yang sama sama mengunci hati, mereka yang sama sama menanti, dan mereka yang sama sama memahami. Berakhir dengan mereka yang saling melengkapi.

END

GA GA GA GA! Belum end lah!

Masih ada beberapa yang belum aku selesaikan seperti hubungan Albert Sahila, Sarah dkk, dan kelulusan triple date itu.


oh ya! Readers yang komen di part sebelumnya kenapa gans ganas amat sih? aku ngakak sama kalian yang ngespam hahah tapi aku seneng banget.

Jadi kalo di part ini 100 komen bisa?

Aku lagi pikirin soal sequel nih hohoh

#CeritaDikit

Sebenenya aku udah publish part ini tadi siang, tapi wattpad aku error gitu. Terpaksa aku unpublish. Harus nunggu beberapa jam, jadi ya baru bisa update sekarang. Dimaklum yaa hehee

Fake NerdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang