Keesokan psginya, Leeandra mendatangi Prof. Rahmat untuk menyerahkan sebuah dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukannya di salah satu institute yang ada di Bandung.
"Bagaimana keadaan kamu? Sehat-sehat saja, kan?"
"Alhamdulillah, Prof." Leeandra kemudian bertanya balik tentang keadaan dari dosen pembimbingnya tersebut.
"Saya pun demikian, Leeandra." Prof. Rahmat kemudian berpesan bahwa selain harus menjaga kesehataan, Leeandra juga harus menjaga suasana hatinya. " ... mengapa saya sampaikan demikian, karena kedua hal itu sangatlah memengaruhi tingkat kefokusan dan juga konsentrasi seseorang saat melakukan penelitian."
Selesai dengan perbincangan pembuka tersebut, "Ini rencana anggaran biaya penelitian saya. Prof." Leeandra pun teringat dengan kejadian dua tahun lalu.
"Dengan ada RAB penelitian seperti ini, saya jadi tahu, berapa jumlah uang yang harus saya kirimkan pada kamu." Begitulah kata Prof. Rahmat yang bisa dikatakan adalah satu-satunya dosen yang mau menanggung seluruh biaya penelitian para mahasiswa bimbingannya. Jika ada yang merasa iri dan ingin mendapatkannya juga, berarti dia harus berusaha keras agar memiliki indeks prestasi di atas 3.60 dan juga lolos seleksi ketat yang diadakan oleh sang profesor tersebut.
"Saya setuju dengan jumlah yang kamu ajukan." Suara Prof. Rahmat terdengar memecah lamunan Leeandra.
"Terima kasih, Prof."
"Akan saya kirim ke rekening kamu paling lambat Selasa siang, ya, Leeandra." Prof. Rahmat kemudian mengingatkan Leeandra untuk membuat laporan pertanggungjawaban atas setiap pemakaian uang tersebut. "Kalau kurang, jangan sungkan untuk minta lagi ke saya."
"InsyaAllah tidak kok, Prof," tanggap Leeandra dengan perasaan yang penuh dengan kebahagiaan.
"Saya hanya ingin penelitianmu sukses dan hasilnya bisa dipublikasikan di jurnal ilmiah berskala internasional lagi, Leeandra."
"Sesungguhnya saya juga bertarget demikian, Prof," balas Leeandra yang kemudian mengucapkan terima kasih lalu berpamitan pada dosen pembimbingnya itu.
*****
Baru saja Leeandra mendudukkan diri, suara milik Pak Rizal sudah terdengar memanggilnya. Sesampainya di depan meja Leeandra, pria berkemeja slim fit hitam pun berucap, "Tolong revisi di bagian lampiran data."
"Lampiran data yang mana, Pak?" tanya Leeandra seraya membuka file pada komputernya.
Alih-alih langsung menjawabnya, Pak Rizal justru memomosikan diri di belakang kursi Leeandra lalu membungkuk. Akibatnya, Leeandra pun merasakan adanya perpindahan kalor yang begitu dahsyat dari arah atas kepalanya. Beginikah efek berdekatan dengan nitrogen cair?
Dengan keadaan jantung yang mulai berdetak liar, Leeandra bertanya, "Jadi, yang mana yang harus saya perbaiki, Pak?"
"Lampiran data pertama," jawab Pak Rizal dengan posisi yang tidak berubah sedikit pun. Tetap membungkuk hingga Leeandra merasa sedang dikurung oleh dosennya tersebut.
"Pengertian term dan semester itu berbeda, Leeandra."
"Saya tahu, Pak."
"Lalu mengapa kamu lampirkan data satu semester?
"'Sebelum dikirim ke sana, Bapak sudah mengeceknya, kan?" tanya Leeandra alih-alih mengucapkan kalimat pembelaan.
"Belum."
Mendengar jawaban itu, Leeandra sontak mengangkat kepalanya dan benturan dengan dagu Pak Rizal pun tak terelakkan lagi.
"Ssstss ..." ringis Pak Rizal yang tentu saja mengundang perhatian semua penghuni ruangan ini. Tapi, bukannya membantu, mereka justru tertawa geli melihat ulah keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Ci(n)ta Sang Asdos ✔ (Lengkap)
General Fiction[Daftar Bacaan Wattpad Romance - Januari 2022] Setelah berhasil mendapatkan beasiswa, Leeandra Kusuma Atmadja resmi menyandang status sebagai mahasiswi S2 dan juga asisten di program studi Fisika. Sebagai seorang asisten, tentu saja Leeandra tidak b...