Tanpa terasa, hari demi hari telah belalu hingga pekan pun berganti. Di tengah-tengah kesibukannya mengolah dan menganalisis data pengujian, Leeandra mendapat tawaran dari Mbak Nadine untuk menjadi model untuk karya terbarunya. Dikarenakan tidak punya alasan untuk menolak, maka di sinilah Leeandra sekarang. Di studio foto yang telah diatur sedemikian rupa sehingga siap menjadi latar dari seluruh tema yang diminta oleh sang desainer.
Begitu tahu bahwa dirinya akan bersanding dengan seorang model berwajah tampan dan bertubuh atletis, tentu saja Leeandra merasa gugup setengah mati. Apalagi, kalau diingat-ingat, pria yang pernah menggandeng tangannya hanyalah Bapak dan juga Pak Rizal.
"Lima menit lagi kita take, ya!" ingat Dodo selaku asisten fotografer yang tentu saja membuyarkan lamunan sang asdos.
"Oke, Bang!" balas Mina, make up artist andalan Mbak Nadine.
"Wah, kamu cantik dan segar banget, Sayang," puji Mbak Nadine pada Leeandra.
"Iya, make upnya Mbak Mina bagus banget nih, Mbak," ujar Leeandra yang membuat perempuan seusia Mbak Nadine itu membantah. Bukan tidak senang diapresiasi, tapi Mina sadar serta mengakui kalau wajah dari modelnya di hari ini sudahlah cantik.
Sebelum perdebatan semakin panas, Mbak Nadine buru-buru menengahi keduanya. "Baiklah, Gengs... Daripada nanti Joni ngomel-ngomel karena kita tidak disiplin, lebih baik, sekarang kita ke TKP, yuk!"
"Ayo, Mamaaa! Ayo, Karen sudah mau foto-foto nih sama Om Rey ganteng!"
Berbeda dengan Karen, Leeandra yang saat ini memakai dress selutut dengan motif bunga-bunga itu pun terlihat begitu tegang. Untungnya, sebagai model professional yang terkenal sopan dan ramah, Reynard mau membantu hingga sang partner bisa merasa nyaman dengan situasi ini.
"Percayalah bahwa menjadi model itu tidak lebih susah dari mengerjakan soal fisika kuantum." Melihat Leeandra tertawa, Joni yang merupakan fotografer terkenal di negeri ini pun langsung membidikkan lensa pada keduanya.
"Karen mau digendong Om Rey dong!" pinta Karen tanpa skenario. Begitu Leeandra dan Reynard terlihat sama-sama membungkukan tubuhnya ke bawah, Joni langsung mengabadikan momen natural tersebut.
Saat Karen sudah berada digendongan Reynard, barulah Dodo memberikan arahannya. "Rey, peluk pinggang Lee dan Lee kamu tatap mata Rey."
"Sekarang coba Lee lingkarin tangannya di pinggang Rey juga. Tetap saling menatap. Karen kamu hadap kamera dan tersenyum lebar yaa!"
"Sudah lebar nih, Om Do!" Semua orang pun tertawa karena sahutan Karen.
"Oke, satu... dua... tiga!"
Selesai dengan adegan itu, mereka bertiga diarahkan untuk duduk di lantai dengan posisi Leeandra memeluk Karen dan keduanya dipeluk oleh Reynard dari belakang. "Rey, tangan kamu harus bertumpuk dengan milik Lee dan Karen, ya!"
"Kita bertiga mau main hom pim pa, ya?" celetuk Karen yang lagi-lagi membuat semua orang tertawa. Dan tentu saja, momen alami ini tak akan disia-siakan oleh sang juru kamera.
Adegan demi adegan dilakukan, tema demi tema diselesaikan. Entah sudah berapa kali mereka bertiga ganti baju, tapi yang jelas, tema terakhir ini membuat Leeandra merasa perutnya keram akibat terlalu banyak tertawa.
"Rotinya boleh dimakan beneran nggak, sih, Om Jon dan Om Do? Perut Karen sudah konser nih," adu Karen yang membuat Joni menganggukkan kepala.
"Makannya yang berantakan ya, Karen! Biar Rey dan Lee yang bersihin mulutnya Karen."
"Mama, Karen izin makan berantakan dulu yaaa. Disuruh Om Dodo soalnya," ucap Karen yang membuat semuanya tertawa terbahak-bahak.
"Iya, Sayang... terkhusus saat ini, Mama bolehkan." Mendapat izin dari sang mama, Karen pun memakan roti berisi selai cokelat ke mulutnya dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Ci(n)ta Sang Asdos ✔ (Lengkap)
General Fiction[Daftar Bacaan Wattpad Romance - Januari 2022] Setelah berhasil mendapatkan beasiswa, Leeandra Kusuma Atmadja resmi menyandang status sebagai mahasiswi S2 dan juga asisten di program studi Fisika. Sebagai seorang asisten, tentu saja Leeandra tidak b...