Gerald tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaannya. Ia terus teringat pada gadis yang menjadi tawanannya. Gerald begitu marah karena Manda masih saja keras kepala selalu membangkangnya. Meski diakui mulut tajamnya sering membuat Gerald mendamba.
Jiwa terdalamnya ingin sekali bersikap manis padanya. Tapi setiap kali Gerald ingin melunak, Manda selalu membuat amarahnya naik. Senyum licik terukir di bibirnya. Ia merencanakan sesuatu untuk gadis itu. Rencana yang sudah tak sabar ingin dilakukan.
🍃🍃🍃
Manda sedang berada di taman bunga dengan bersandar pohon besar ia membaca sebuah buku. Ia begitu menyukai cerita cinta seperti dongeng-dongeng. Manda sangat senang setiap bangun pagi di nakasnya selalu tersedia novel kesukaannya. Sejak kembali dari hutan ia selalu mendapatkannya.
Manda sendiri tidak tahu kapan buku itu diletakkan. Seingatnya sebelum tidur tak ada apapun di mejanya. Gadis itu hanya menggeleng kemudian menebak semua perbuatan ini pasti ulah sang iblis. Karena hanya dia yang punya kuasa di neraka ini.
Manda tertidur dibawah pohon dengan memegang buku di dadanya. Seperti biasa sang ajudan setia selalu memindahkannya ke kamar. Membuat Manda tak habis pikir dengan perbuatan Jordy. Setiap berpapasan dengannya Jordy selalu menghindar dan tak pernah berbicara sedikit pun membuat Manda merasa bersalah.
"Kenapa melamun. Apa kau memikirkanku karena terlalu lama menemuimu?" tanya Gerald menyilangkan kedua tangannya.
Manda berdecih, saat ingin berlalu pria itu menahannya.
"Temani aku makan. Perutku sudah sangat lapar."
"Kau bisa makan tanpa kutemani. Aku sudah mengantuk. Permisi Tuan Gerald."
"Eits, masih berani membangkang. Berarti kau memang menginginkanku memakanmu tanpa ampun." Gerald berbisik ditelinga Manda membuat gadis itu sulit menelan saliva.
"B-baiklah. Aku temani."
Gerald tersenyum menang lalu mengajak gadis itu makan bersama dan Manda tidak berani untuk menolaknya saat pria itu menyuapi dan memberinya minum.
Makan malam usai. Gerald tersenyum miring melihat perubahan sikap Manda. Gadis itu tampak gelisah dan tak bisa diam.
"Kau kenapa? Apa kau perlu bantuanku?" Gerald tersenyum manis yang dibalas dengan gelengan kepala Manda.
Gadis itu ingin beranjak ke kamar namun tertahan karena Gerald sudah menyentuh lembut tangannya yang disertai dengan usapan membuat tubuh Manda menggigil menahan hasrat.
Tubuh Manda membeku menahan gejolak yang semakin sulit untuk di tahan ketika Gerald menangkup sebelah pipinya dan membelai lembut.
"Eenghh ..."
Gerald tersenyum puas rencananya berjalan lancar. Kenapa tidak dari dulu saja dia melakukannya. Dia sangat senang melihat wajah frustrasi Manda karena menginginkan sentuhan.
"Kumohon jangan sentuh ak-kuh. Engh ..." suara laknat kembali terdengar meski Manda sudah menahannya.
"Ap-pah yang sebenar-nyah kau laku-kan pada tubuhku. Kenapa ah-kuh menggila sepertih inihh ... ehmhh ..."
Gerald sudah tak kuasa menahannya. Seketika bibir penuhnya membungkam bibir manis itu. Memberikan lumatan-lumatan gairah yang sudah lama ia bendung sejak kehilangan dirinya di hutan. Gerald menciumnya kasar dan penuh damba.
Pria itu kembali tersenyum menang saat bibir yang selalu mencemoohnya kini tengah liar membalas ciumannya. Gerald benar-benar dibuat gila oleh ciuman amatir gadis ini.
Gerald mengendong tubuh mungil yang kini lemas dipelukannya menuju kamar. Pria itu tampak tergesa-gesa membawa sang gadis. Hingga ia berpapasan dengan Jordy.
Senyum liciknya kembali muncul lantas dengan sengaja berhenti di hadapannya untuk memperdalam ciumannnya ke rongga mulut Manda. Jordy segera menundukkan kepalanya lantas berlalu meninggalkan sang majikan yang tengah mencumbu tubuh mungil yang sekilas Jordy lihat gadis itu ikut menikmati dan membalas cumbuan sang iblis, membuat Jordy semakin mengepalkan tangannya. Entah marah pada sang iblis atau marah dengan sang gadis, atau dia marah pada dirinya sendiri karena menjadi pecundang diantara mereka.
Jordy mengeluarkan mobil mewahnya lalu meluncurkan dengan kecepatan tinggi mengingat pergulatan lidah manusia tadi. Ia tak berani membayangkan selanjutnya yang terjadi setelah mereka memasuki kamar. Jordy benar-benar kecewa.
Sedangkan gadis yang kesadarannya kini telah hilang tergantikan libido yang meningkat terus merintih nikmat menginginkan cumbuan sang iblis di seluruh tubuhnya. Gerald yakin esok hari setelah Manda sadar pasti akan berteriak histeris dan kecewa dengan dirinya sendiri. Yang terpenting saat ini Gerald sangat menikmatinya.
"Ahh ... ahh ..." desahan keduanya begitu nyaring mengisi kamar pergulatan.
Sedikit kesadaran Manda masih ada tapi dirinya tak kuasa untuk menolak kenikmatan ini. Tubuhnya begitu mendamba sentuhan Gerald. Hatinya terisak karena tidak mampu menolak gairah tubuhnya. Kewanitaannya berkedut mengeluarkan cairan sedari tadi. Gerald begitu menikmati persetubuhan ini.
"Rasamu sangat nikmat. Bagai nikotin yang selalu ingin kuisap. Aku tak rela untuk mengabaikannya begitu saja. Aromamu membuatku menggila menikmati cairan cinta yang mengental ini." Gerald menyedot rakus kewanitaan Manda.
Tubuh Manda bergetar hebat menerima semua rangsangan yang Gerald berikan. Gelenyar nikmat melengkapi gairah Manda hingga tubuh polosnya meliuk indah. Memohon Gerald untuk terus mencumbu dengan lidah panasnya.
Minuman ajaib itu telah merubah Manda yang selalu menolak kini tampak meminta di puaskan. Gerald benar-benar serasa di awang-awang menerima sambutan gairah Manda. Pria itu semakin gencar menggagahi tubuh mungil di bawahnya. Saat teringat wajah seseorang yang paling ia benci dirinya semakin menghujam dalam kewanitaan Manda tanpa ampun. Desahan gadis itu semakin keras karena tak kuasa mengimbangi nafsu buas Gerald. Hingga Manda klimaks lebih dulu dan disusul dengan puncak gairah Gerald.
"Aaakhhh ..." Irama kepuasan tiada tara terlontar dari mulut sang iblis. Dirinya benar-benar puas mendapatkan pelepasannya. Orgasme yang sangat dahsyat di sepanjang petualangannya.
Gerald menarik dirinya kesamping lalu menyelimuti tubuh mereka yang banjir dengan cairan nafsu. Pria itu mengecup mesra kening Manda lalu memeluk erat dengan mata terpejam. Keduanya terbawa alam mimpi dan tentunya sang iblis tersenyum culas karena menaklukan gadis yang kini dalam pelukannya.
🍃🍃🍃
Seorang pria tampan tampak sedang putus asa menahan kekecewaan pada dirinya sendiri. Memaki dalam hati perbuatan sang iblis dan tentunya memaki dirinya juga.
"Keparat! Bajingan! Sialan!" sumpah serapah Jordy lontarkan begitu saja tanpa bisa dicegah.
"Apa yang harus kulakukan?"Jordy mengusap kasar wajahnya lalu meremas rambut hitamnya.
"Sakit sekali, rasanya sakit sekali. Apa sesakit ini perasaan yang kau rasakan?"
Jordy tertawa miris. "Tapi kenapa sekarang kau malah menikmatinya. Apa kau sudah masuk ke dalam pesona sang iblis? Atau tubuhmu memang menginginkan cumbuannya? Katakan. Katakan padaku, sialan?" Jordy memaki dengan menenggak minuman keras.
Tubuhnya sudah nyaris sempoyongan meski kesadarannya masih bisa dikendalikan. Jordy hanya ingin meledakkan amarah yang selama ini hanya ditahan. Alkohol membuat keberaniannya keluar menumpahkan segala kekecewaannya.
Jordy menatap layar ponselnya kemudian tesenyum miris. Ia kembali menegakkan tubuhnya untuk mengendarai mobil. Segera melesakkan roda empat tersebut kembali ke neraka sang iblis.
Sangat sepi keadaan mansion di waktu dini hari. Ia menatap pintu kamar Manda dengan perasaan nyeri. Lalu menghembuskan napas kasar kemudian berlalu memasuki kamar.
Tampak seseorang memperhatikan sang ajudan. Senyum licik menghiasi bibirnya lantas menghilang di balik pintu kamar rahasia.
.
.
.
*30 Desember 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Love Story ✔
Romance[ PRIVAT acak ] Follow dulu baru baca... Tujuan utamanya hanya satu, menyaksikan kehancuran seseorang yang sangat dibencinya. Seseorang yang telah merebut kebahagiaannya. Sebuah rencana telah tersusun rapi. Namun, apakah takdir mampu merealisasikan...