Jordy nampak gelisah memandangi berkas yang sebenarnya sama sekali belum ia baca. Tangan kanannya sibuk memainkan bolpoint sedangkan tangan kirinya tak bisa diam mengetuk-ngetuk pelan meja kerjanya. Hingga akhirnya ia menyandarkan tubuhnya pada kursi kebesarannya dengan sesekali memijat pelipisnya.
"Kenapa kau menghindariku?" gumamnya.
Dering telepon menyadarkannya dari lamunan. Sekretarisnya memberitahukan untuk menemui klien yang sudah membuat janji padanya. Jordy menghembuskan nafas kasar kemudian berdiri melangkahkan kakinya keluar ruangan.
Jordy berjalan menuju lift khusus para petinggi. Saat menunggu pun pria itu masih terlihat murung, hingga saat pintu terbuka ia pun memasukinya tanpa memperhatikan sekitar.
Deg
Manik madu itu sedikit melebar setelah tahu ada seseorang di sampingnya. Ya, seorang gadis yang baru saja ada di kepala cerdasnya. Jordy menatap gadis yang masih saja menunduk tanpa berminat mengangkat wajahnya. Jordy tersenyum kecut memperhatikan Manda yang kini tengah sibuk memainkan jarinya. Padahal, tanpa Jordy tahu saat ini juga jantung Manda ingin melompat keluar karena menerima debaran yang sedemikian cepat.
Drag!
Keduanya dikagetkan oleh suara lift yang tiba-tiba saja berhenti. Pandangan mereka mengedar mencoba mencari tahu apa yang terjadi.
"Sepertinya liftnya mati."
Sontak Manda menoleh seolah meminta penjelasan. Jordy hanya mengangguk lantas segera mengeluarkan ponselnya untuk meminta bantuan.
"Sial. Tidak ada jaringan di dalam!"
Jordy mencoba mencari letak CCTV. Ia menggerakan tangannya untuk memberi kode bahwa mereka terjebak dalam lift. Namun saat ia menyadari lampu CCTV tidak menyala, detik itu juga ia mengumpat kasar. Bagaimana bisa kabel kamera pengintai itu terputus. Belum sempat Jordy untuk berfikir, gadis di sebelahnya bersuara.
"Sampai kapan kita terjebak disini?" Manda mulai cemas.
"Tenanglah. Aku rasa sebentar lagi Gerald menolong kita."
Manda hanya mengangguk. Dia tidak ingin lagi menanyakan hal apa pun. Hingga pengeras suara dalam lift mengalihkan perhatian mereka.
"Jordy, apa kau ada di dalam? Apa Manda ada bersamamu?" tanya Gerald cemas.
"Ya, aku di dalam. Manda ada bersamaku."
Terdengar helaan nafas Gerald dari seberang sana. "Kalian tenanglah, saat ini beberapa team maintence dan juga bantuan sedang melakukan pengecekan. Sepertinya ada masalah pada kabel penghubung. Bersabarlah."
Setelah mengetahui keadaan keduanya baik-baik saja Gerald segera menemui beberapa team yang sedang melakukan penanganan. Gerald sempat murka kenapa maintenance kelolosan melakukan pengecekan. Ini sangat membahayakan. Terlebih darahnya semakin mendidih setelah mengetahui ada beberapa kabel penghubung penyangga lift ada yang putus, bahkan petugas keamanan memberi peringatan bahwa lift itu bisa saja terjatuh jika terlambat menolongnya.
Seketika wajah sang iblis berubah panik sekaligus marah. Ia ingin memaki dan menghukum kelalaian ini. Tapi ini bukan saat yang tepat. Gerald segera menghubungi beberapa staff untuk meminta bantuan. Bagaimanapun caranya, kedua orang yang terjebak dalam lift harus selamat. Sialnya CCTV tidak berfungsi sehingga tidak bisa melihat kondisi keduanya. Sebersit rasa cemburu menghinggapinya, namun segera ditepis karena tidak layak perasaan itu hadir saat keadaan tengah mencekamnya.
Keheningan dalam lift terasa begitu membosankan. Banyak hal yang ingin Jordy ungkapkan namun terasa kelu untuk berucap. Manda pun terlihat enggan menatap dirinya. Membuat perasaan Jordy sedikit terluka. Ini semua memang kemauannya, lantas kenapa sekarang dia seolah tidak terima dengan sikap Manda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Love Story ✔
Romance[ PRIVAT acak ] Follow dulu baru baca... Tujuan utamanya hanya satu, menyaksikan kehancuran seseorang yang sangat dibencinya. Seseorang yang telah merebut kebahagiaannya. Sebuah rencana telah tersusun rapi. Namun, apakah takdir mampu merealisasikan...