Sudah 3 hari mereka berada di hutan tanpa ada titik terang bala bantuan yang datang. Manda sangat bersyukur karena bisa terbebas dari sang iblis.
Manda merasa sudah mulai tidak nyaman dengan pakaian yang dipakainya. Bayangkan itu sudah terpakai selama 3 hari tanpa pengganti, apa kabar dengan pakaian dalamnya. Membuatnya bergidik memikirkannya.
Manda memutuskan untuk mencucinya dan segera mengeringkannya karena matahari saat ini sangatlah terik jadi sudah pasti bisa cepat mengering.
"Aku mau ke sungai. Ingat jangan mengikuti. Apalagi mengintip!" Manda mengancam.
Dahi Jordy mengerut tak mengerti.
"Intinya kau jangan ke sungai sebelum aku kembali. Mengerti?"
Pria itu hanya mengangguk mengikuti perintah Manda. Lagi pula ia juga ingin mencari buah untuk mereka makan. Bersyukur karena di hutan ini ada beberapa pohon yang buahnya bisa dikonsumsi mereka.
Jordy kembali dengan beberapa buah di tangannya. Ia melihat gadis itu menghampiri dengan wajah ceria karena melihat pria itu membawa makanan.
Namun mata tajam Jordy justru terfokus pada bagian dada gadis itu yang menurutnya transparan. White dress yang ia kenakan sedikit menerawang, sehingga terlihat jelas gundukan mungil namun bulat itu menonjol karena tidak tertutup penyangganya, meski Manda menutupinya dengan mengurai rambut panjangnya ke depan. Terlebih gadis itu juga baru saja membasuh rambutnya dan masih belum kering sehingga semakin tercetak jelas tonjolan nikmat itu.
Jordy mengalihkan pandangan dan berusaha menahan erangannya. Bagaimana pun dirinya laki-laki normal yang sangat menyukai benda kenyal itu.
"Shit!"
Pria itu memasuki goa lalu keluar dengan membawa jas mahalnya dan segera memakaikan ke bahu mungil Manda.
"Hei, apa yang kau lakukan. Cuaca sedang panas kenapa kau memakaikanku bahan tebal ini?" Manda memprotes.
"Apa kau ingin aku terus memandangi benda menggantungmu itu?" Jordy memandang ke bagian dadanya.
Seketika gadis itu mengeratkan Jas hitam itu. "Dasar mesum!"
Jordy tertawa mendengar gerutuan Manda.
🌠🌠🌠
Sorenya gadis itu membujuk Jordy untuk berjalan-jalan ke area hutan. Manda sungguh sangat bosan hanya berada di goa dan sungai saja. Kali ini ia ingin Jordy mengajaknya mencari buah-buahan.
Namun karena memang jalan hutan yang terlalu banyak ranting dan juga akar yang menjalar tak beraturan membuat kaki Manda tersandung hingga terkilir.
"Aw!"
Jordy segera menghampiri dan sedikit memberi pijatan agar uratnya kembali normal meski sakitnya belum hilang.
Pria itu membopong tubuh mungilnya.
"Turunkan aku! Aku masih bisa berjalan!" Manda memukul dada kokoh Jordy.
"Sstt, kau diam saja. Kita harus segera kembali ke goa karena cuaca sudah sangat mendung. Jangan sampai kita kehujanan." Jordy tetap membopong.
Tak bisa dielakkan lagi hujan turun seketika, tak sampai lima menit menjadi semakin deras mengguyur tubuh mereka.
Setelah sampai Jordy segera membaringkan tubuh Manda lalu kembali mengurutnya. Gadis itu meringis.
"Tahan, ini agar kakimu tidak kaku. Lihat, Tubuhmu juga menggigil." Jordy menutupi tubuh menggigil Manda dengan jasnya kemudian menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuhnya.
Pria itu nampak panik karena mendapati suhu tubuh Manda yang tinggi dengan tubuh bergetar kedinginan. Terdengar bunyi gemeletuk giginya. Wajahnya sangat pucat dengan jari tangan yang memutih membuat Jordy panik setengah mati. Manda benar-benar kedinginan.
Tanpa pikir panjang lagi dilepaskannya semua pakaian basah yang menempel di tubuh gadis itu dan juga tubuhnya. Seketika ia merapatkan tubuhnya dengan tubuh Manda. Mereka sama-sama telanjang. Saling menyalurkan kehangatan hanya dengan jas yang menutupi setengah tubuhnya.
Manda meracau tak jelas seperti mengigau. Jordy semakin mengeratkan pelukannya. Demi Tuhan, saat ini ia tak tergiur tubuh mulus Manda yang telanjang Indah. Yang dipikirkan hanyalah memberi kehangatan agar suhu tubuh gadis itu kembali normal.
Pria itu tak peduli esok hari sang gadis akan memaki dan memukulnya karena dianggap mengambil kesempatan dalam kesempitan. Jordy tak peduli. Baginya saat ini kesehatan Manda dan juga keselamatannya.
Cukup lama suhu tubuh Manda mulai menghangat dalam pelukan yang semakin erat. Bahkan tanpa di sadari gadis itu membalas pelukan Jordy dan semakin merapatkan tubuhnya.
"Enghhh..."
Desah sialan tak tahu diri lolos dari mulut sang pria. Ini gila! Jordy tidak bisa meneruskannya. Namun gadis itu kembali meracau dan kali ini berteriak ketakutan seolah mimpi bertemu sang iblis.
Kembali pria itu memberi pelukan hangat meski mati-matian menahan gejolak syahwat yang naik kepermukaan nafsu.
Pria itu memaksa memejamkan matanya agar ketegangan tubuhnya segera berlalu.
🌠🌠🌠
Gadis itu mengerjap-ngerjapkan matanya karena pantulan sinar matahari mengenai wajah cantiknya. Ia melihat api unggun yang sudah padam. Lalu mengarah pria di hadapannya.
Deg
Mereka berpelukan.
Bukan itu saja. Mereka telanjang bersama.
Spontan Manda mendorong tubuh telanjang Jordy dan membuat pria itu mengerang membuka mata karena begitu kuat gadis itu mendorongnya.
"Kau sudah sembuh?" Jordy ingin menghampiri Manda dan menyentuh suhu di keningnya. Namun gadis itu semakin menghindar dengan menutupi tubuhnya menggunakan jas pria itu.
Sesaat matanya menyadari kalau pria di hadapannya tidak memakai apa-apa. Bahkan Manda melihat dengan jelas bukti kelelakian pria itu tegak berdiri membuatnya berteriak dan memejamkan mata.
Jordy yang baru sadar secepat kilat berdiri dan menyambar pakaian yang semalam dijemur karena kebasahan. Ia segera mengenakannya cepat.
Gadis itu juga terkejut. Ia mencoba mengingat kejadian semalam. Ya Tuhan, dia malu sekali. Pipinya memanas. Tubuhnya bukan hanya sang iblis yang melihatnya namun ajudan pria iblis itu juga, bahkan memeluknya.
Apakah dirinya memang serendah itu? Tanpa sadar kristal bening mengalir dari mata indahnya.
🌠🌠🌠
Jordy merasa bersalah karena seharian ini gadis itu diam saja. Biasanya Manda selalu berbicara meski tak banyak yang di ucapkan.
Tepat saat mereka menikmati ikan bakar Jordy membuka suara.
"Aku minta maaf. Kejadian semalam di luar dugaanku. Aku terlalu panik melihatmu menggigil dengan wajah yang begitu pucat. Sungguh, aku benar-benar panik saat itu. Kumohon maafkan aku."
Manda menggeleng dengan senyum kecil. "Tidak apa-apa. Aku mengerti. Lagi pula tidak ada hal buruk yang kau lakukan padaku. Terima kasih sudah menolongku."
Jordy memandang tepat di manik mata Manda "Kau yakin?"
"Sangat yakin. Kau tak perlu cemas. apa kau lupa? aku bukan perawan yang akan minta tanggung jawabmu" Manda tersenyum pilu. "Tubuhku ini sudah kotor jadi kau tak perlu merasa bersalah hanya karena menolongku"
Manda berlari setelah mengucap kalimat menyakitkan, terisak dengan lelehan yang terus mengalir.
Tangan Jordy terkepal kuat. Ia mengusap wajahnya kasar dan meremas rambut hitamnya. Terasa begitu menohok ucapan gadis rapuh itu.
Demi Tuhan, ia ingin gadis itu bahagia di masa depannya. Meski gadis itu terus menolak, namun ia berharap takdir baik bisa berpihak padanya ...
.
.
.
*20 November 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Love Story ✔
Romansa[ PRIVAT acak ] Follow dulu baru baca... Tujuan utamanya hanya satu, menyaksikan kehancuran seseorang yang sangat dibencinya. Seseorang yang telah merebut kebahagiaannya. Sebuah rencana telah tersusun rapi. Namun, apakah takdir mampu merealisasikan...