11

13.9K 807 108
                                    

Hampir sore Gerald tiba di Tanah Air. Pria itu tampak bosan melihat respon Manda. Sejak dalam pesawat gadis itu hanya terdiam. Untuk bertatap wajah pun Manda tak sudi. Masih terekam jelas perlakuan kasar Gerald tadi malam. Penyiksaan itu pun masih terasa nyeri di pergelangan tangan Manda yang memerah akibat ikatan dasi. Gerald benar-benar buas menerkam tubuh Manda. Setelah tiga kali Gerald mendapatkan pelepasannya pria itu terlelap. Saat ini juga Manda masih merasakan perih di area kewanitaannya.

Manda segera memasuki kamar lalu menguncinya. Dengan memeluk bantal guling gadis itu kembali terisak. Lelah yang dirasakan tak sebanding dengan kesakitan hatinya. Hingga tanpa sadar terlelap karena terlalu banyak hal yang dipikirkan.

Gerald mengetatkan rahangnya karena mendapati pintu kamar Manda yang terkunci. Ia segera mengambil kunci cadangan lalu membukanya. Sang iblis tersenyum licik melihat Manda tertidur. Seperti harimau mengintai mangsanya Gerald perlahan-lahan menghampiri ranjang.

Gerald memperhatikan meja nakas yang tertata beberapa novel-novel percintaan. Pria itu tersenyum remeh. "Dasar pemimpi. Aku akan mengabulkan impianmu bila kau menuruti semua hasratku."

Jari panjangnya menulusuri wajah cantik yang kini terlelap. Karena terganggu tidurnya, mata indah Manda terbuka. Belum sempat menegakkan tubuhnya bibir lembutnya sudah diserang oleh ciuman basah Gerald. Gadis itu sampai tersedak saliva akibat lidah Gerald yang melata mengenai tenggorokannya.

"Kumohon jangan sekarang. Aku butuh istirahat. Di sana masih terasa sakit," lirih Manda ketika tangan Gerald mulai melesak masuk pada segitiga pelindungnya

"Tubuhmu membuatku kecanduan untuk terus menyentuhmu. Benarkah masih terasa sakit di sini?" bisik Gerald dengan sengaja memasukkan jari telunjuknya.

"Sshh, perih. Kumohon." Manda memelas.

Wajah Gerald begitu tersiksa karena terpaksa mengabulkan permintaan Manda. Gadis itu pasti tidak berbohong, karena semalam kelelakian Gerald mengujam tubuh Manda begitu kasar dan kuat. Bahkan ketika tubuh mungil itu nyaris tak berdaya, Gerald tetap menggagahinya tanpa ampun.

Gerald melumat bibir Manda dengan lembut. "Istirahatlah."

Manda kembali memejamkan matanya setelah Gerald keluar kamar. Tubuhnya benar-benar letih terlepas dari segala penyiksaan Gerald.

🍂🍂🍂

Seorang pria dengan setelah formal berjalan kearah belakang taman. Melewati beberapa bunga yang mulai bermekaran. Matanya tampak mengedar mencari seseorang yang sudah lama tidak ditemui. Senyum tipis terlihat menawan dari wajah datar Jordy.

"Bisa kau ceritakan tentang kisah yang sedang kau baca? Aku sangat penasaran kenapa kau begitu menyukai roman picisan yang sesunguhnya tak ada di dunia nyata." Jordy berdiri menjulang di hadapan Manda yang kini duduk bersandar pada pohon.

Manda segera menengadahkan wajahnya melihat seseorang yang berbicara padanya. Lalu kepalanya kembali tertuju pada novel yang sedang dibaca. "Kau yakin ingin tahu cerita yang kubaca?" tanya Manda.

Jordy mengangguk lantas mulai mensejajarkan tubuhnya tepat di hadapan Manda. Gadis itu begitu gugup karena mata Jordy tak pernah lepas memandangi wajah pucat Manda.

"Ini hanya kisah seorang gadis yang hidupnya porak poranda akibat perbuatan kedua pria bejat. Hingga kedua pria bejat itu memohon pengampunan dan perjuangan. Tapi hanya satu di antara mereka yang mendapatkan cinta gadis itu. Ayah biologis sang bayi pada akhirnya memenangkan hatinya."

Slave Love Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang