Jordy sudah berkemas dengan barang bawaannya. Ia segera keluar menuju mobil dengan sopir yang telah siap mengantar ke bandara. Gerald sudah menunggu di depan dan berbicara serius dengan beberapa orang kepercayaannya yang menemani Jordy selama di Jepang.Saat Jordy ingin menuruni anak tangga, pandangannya bertemu dengan sorot mata yang begitu teduh dan terlihat kesedihan di dalamnya. Jordy memalingkan wajahnya dan segera mempercepat langkah menuruni tangga. Ia tidak ingin keraguan kembali hadir setelah melihat gadis itu.
"Kau sudah siap?" Gerald menghampiri pria yang kini menaruh keperluannya di mobil.
Jordy hanya mengangguk. Ia mulai mendengarkan Gerald yang tampak serius memberikan peringatan tentang kegiatannya di Jepang.
"Ingat, kau harus hati-hati. Mereka sudah membayar yakuza ternama di sana. Banyak yang tidak bisa lolos darinya. Kuharap, kau tidak mengecewakanku." Gerald menepuk bahu kokoh Jordy.
"Kau tenang saja. Percayakan semua padaku. Aku akan melakukannya sebaik mungkin." Jordy berpamitan lalu memasuki mobil.
Ketika sedan mewah itu sudah menuju gerbang keluar, Jordy kembali melihat Manda. Sepertinya gadis itu sengaja mencegatnya di area pekarangan. Jordy membuka sedikit kacanya. Ia hanya menganggukan kepala sebagai tanda dirinya berpamitan lalu kembali menutupnya. Jordy tetap mengabaikannya. Hingga mobilnya menjauh menyisakan perasaan Manda dengan segala doa untuk pria yang kini menjadi tumbal sang iblis.
Langkah kaki Manda terlihat gontai. Ia memasuki kamarnya dengan rasa yang begitu berat. Seolah ada bagian hatinya yang hilang. Entahlah, perasaan macam apa yang sebenarnya ia rasakan. Apakah rasa ini pantas ia beri untuk sang ajudan setia yang kini bertarung ke medan perang.
"Dari mana saja kau? Aku sudah lama menunggu." Gerald menatap tajam.
"A-aku ... aku baru saja dari taman belakang." Manda terlihat gugup.
Gerald menyuruhnya duduk disebelah kanannya. Perlahan Manda mendekatinya. Mata Gerald begitu mengintimidasi dirinya. Manda semakin ketakutan. Demi apapun, saat ini aura Gerald sangat menyeramkan. Nyali Manda menciut begitu saja.
Manda terkejut karena bibirnya sudah dibungkam dengan bibir dingin Gerald. Pria itu begitu kasar memagut simetris kenyal merah muda itu. Tubuh Manda sudah direbahkan paksa.
"Lepaskan aku ... hmpp..." bibir Manda tak diberi jeda untuk bersuara. Lidah pintarnya langsung melata masuk dalam mulutnya. Gerald menyedot bibir ranum itu begitu kuat hingga Manda merasa tebal pada bibirnya.
Sret!
Mata Manda membulat karena pakaiannya dirobek paksa. Ia terlihat kebingungan, kenapa sang iblis tampak begitu marah padanya. Kesalahan apa yang diperbuat olehnya sampai Gerald terlihat marah menyentuhnya.
Manda meringis menerima perlakuan kasar Gerald. Pria itu begitu kuat meremas bahkan menampar keras pada bagian tubuhnya. Manda benar-benar terlihat seperti budak sex yang teraniaya. Tubuhnya dipaksa mendesah meski kesakitan yang diterimanya.
"Aahh ,,,"
Gerald menatap puas pada gadis yang kini terlihat begitu mengenaskan. "Kau sungguh nikmat dan akan selalu menjadi jalangku. Aku tidak akan melepaskanmu, Manda Savana."
Tubuh Manda membeku mendengar semua ucapan Gerald. Tak ada lagi air mata yang keluar karena sudah mengering. Hanya menunggu malaikat kematian menjemputnya. Ia sudah kehilangan harapan. Hidupnya benar-benar sudah dikuasai oleh iblis keparat berparas tampan.
Manda sudah pasrah, karena kini malaikat pelindungnya pun sudah benar-benar mencampakannya.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Love Story ✔
Romantizm[ PRIVAT acak ] Follow dulu baru baca... Tujuan utamanya hanya satu, menyaksikan kehancuran seseorang yang sangat dibencinya. Seseorang yang telah merebut kebahagiaannya. Sebuah rencana telah tersusun rapi. Namun, apakah takdir mampu merealisasikan...