Hubungan Jordy dan Manda menjadi lebih dekat sejak di taman mansion itu. Kali ini Jordy sengaja mengajaknya keluar rumah untuk menikmati suasana malam. Sebelumnya ia sudah memberitahu Gerald karena gadis itu selalu saja mengurung diri dan mengeluh. Gerald tahu karena saat ia menghubungi gadis itu selalu berteriak minta dilepaskan dan keluar dari neraka mansionnya.
"Apa harus berpakaian seformil itu?" Manda memandang jengah melihat setelan jas kantor Jordy padahal mereka hanya ingin ke taman kota.
"Ada yang salah? Ini memang style-ku" Jordy menaikan sebelah alisnya yang di respon Manda dengan mencebikan bibirnya.
"Baiklah, terserah kau saja."
Jordy membawanya ke tempat hiburan pilihan Manda semacam taman kota yang di design menjadi pameran lukisan seniman jalanan. Jordy dibuat kagum karena melihat karya-karya mereka yang bisa dikatakan sejajar dengan pelukis kawakan hanya saja mereka tidak memiliki modal yang cukup untuk membuka pameran besar di galery.
Manda memandang takjub maha karya sang seniman. Senyumnya mengembang meski tak mengerti tentang seni.
Cukup lama mereka disana hingga akhirnya Jordy mengajaknya pulang. "Sebelum pulang kau mau makan di mana?"
Manda menggeleng, "Aku masih kenyang, kita langsung pulang saja."
Diperjalanan Jordy merasa ada yang mengikuti mobilnya. Tiba-tiba saja ia menekan pedalnya dan menaikan kecepatan membuat Manda terkejut menoleh pria di sampingnya.
"Ada apa Jordy? Kenapa kecepatanmu tinggi sekali?" Manda kebingungan.
"Mobil belakang mengikuti kita. Aku yakin itu adalah musuh dari Gerald. Mereka pikir dia ada di mobil ini. Kencangkan sabuk pengamanmu!" Jordy semakin menambah kecepatan hingga membuat jantung Manda ingin keluar.
Mobil penguntit itu mensejajarkan dengan mobilnya lantas menyerempet dan menyenggol mencoba mencelakai mobil Jordy.
Hingga mobil saling kejar-mengejar itu keluar dari jalan kota memasuki jalan sepi yang di sisinya terdapat pohon-pohon tinggi dengan tanah yang menjulang menyerupai jurang kecil.
Penguntit itu tak menyerah terus menabrak sampai mobil Jordy oleng dan akhirnya tergelincir jatuh, mengguling berkali-kali hingga masuk ke dalam jurang.
Van hitam yang berisi 4 orang itu tertawa menang karena misinya berhasil. Ia segera menghubungi seseorang memberitakan kabar baik ini. Lalu mereka meninggalkan tempat kejadian tanpa mempedulikan nasib penumpang dalam mobil terbalik itu.
🌾🌾🌾
"Akh!" Jordy mencoba melepaskan sabuk pengaman, dahinya mengucur darah segar karena kecelakaan barusan. Ia menoleh gadis di sampingnya lalu meraba urat nadi tangan Manda.
Jordy menghela napas lega menemukan denyut nadi gadis itu.
"Manda, bangunlah. Akh!" Jordy mencoba membangunkan gadis itu dan meringis merasakan luka di kepalanya yang terasa nyeri.
"Manda, sadarlah!"
Perlahan bulu mata lentik itu begerak lalu menampilkan mata indahnya. Ia mengerjap mengawasi sekeliling yang sangat gelap ditengah hutan. Lalu memegang kepalanya yang berdenyut sakit.
"Sshh ... kita ada di mana? Mobil itu, kemana mobil itu apa mereka sudah pergi?" suara Manda terdengar panik.
"Sstt, tenanglah, kita sudah aman dari mereka. Tapi saat ini aku sendiri tak tahu kita di mana. Mobil kita jatuh tergilincir dari atas sana. Syukurlah kau tidak apa-apa. Apa ada luka parah yang kau rasakan? Aku akan membantumu keluar dari mobil ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Love Story ✔
Romance[ PRIVAT acak ] Follow dulu baru baca... Tujuan utamanya hanya satu, menyaksikan kehancuran seseorang yang sangat dibencinya. Seseorang yang telah merebut kebahagiaannya. Sebuah rencana telah tersusun rapi. Namun, apakah takdir mampu merealisasikan...