20

11.9K 786 70
                                    

"Jordy!"

Manda mengusap peluh pada keningnya. Nafasnya sangat memburu, karena baru saja mengalami sebuah mimpi. Beruntung saat ini ia tidak bersama Gerald. Dirinya tak tahu, apakah harus menganggap mimpi baik atau kah mimpi buruk. Kedua tangannya segera mengatup memanjatkan doa untuk pria yang hadir dalam mimpinya. Doa yang hampir setiap saat dipanjatkan.

Mimpi yang seolah nyata tapi cukup membuatnya tenang. Semoga itu jawaban tentang kedaan pria yang kini tidak diketahui kondisinya. Namun perasaan terdalamnya meyakinkan, pria itu kini tengah berjuang untuk kembali pada kehidupannya. Senyum kecil hadir menghiasi bibir manisnya.

"Tuhan, selamatkanlah dia..."

****

Kondisi Jordy tiap harinya semakin membaik. Bahkan saat ini ia sudah bisa menegakkan tubuhnya meski belum mampu beranjak dari tempat tidur. Luka yang dirasakan cukup parah. Tubuhnya benar-benar terasa kaku dan sulit untuk gerakan.

Hari ini Gerald akan kembali ke Tanah Air. Sang ajudan sudah tidak ingin berlama-lama di negeri sakura. Ia ingin dirawat dirumah saja karena di rumah sakit ini sangat membosankan menurut Jordy. Gerald juga sudah mendapat ijin dokter yang merawat Jordy. Keadaan pria itu cukup stabil untuk melakukan perjalanan udara. Setelah menyelesaikan segala urusan yang masih terhambat, akhirnya mereka tiba di kediaman Gerald.

Para pengawal dan pelayan sangat sigap menyambut kedatangan tuan rumah dan sang ajudan. Terlebih Gerald sudah menyiapkan dua orang perawat untuk mengurus penyembuhannya. Sebenarnya Jordy tidak menginginkan perawatan yang berlebihan seperti ini, tapi sikap Gerald yang keras dan pemaksa tidak bisa dicegah.

Saat memasuki pintu utama mata Jordy mengedar seperti mencari seseorang. Namun ia tidak menemukannya. Tubuhnya diangkat oleh kedua pengawal menaiki anak tangga untuk masuki kamar. Hingga didalam pun kedua perawat itu mengikutinya.

"Istirahatlah. Perjalanan pesawat sedikit membuat kondisimu turun. Perawat ini akan membantu segala keperluan yang kau butuhkan." Gerald menghampiri tubuh Jordy yang terbaring. Ia hanya mengangguk tanpa kata karena memang tubuhnya sangat lelah. Kemudian Gerald beranjak meninggalkannya.

"Kalian juga boleh keluar. Aku akan memanggil jika aku butuh bantuan." Jordy memejamkan matanya setelah kedua perawat itu undur diri.

🌺🌺🌺

Di dalam kamar Manda terlihat cemas. Tak ada yang tahu ia sudah memperhatikan saat mobil mewah memasuki gerbang. Manda juga melihat Jordy keluar menggunakan kursi roda. Jujur, saat itu juga ia ingin berlari menemui pria itu. Namun ia menyadari kehadiran sang iblis yang bisa saja menghukumnya karena tindakan konyolnya.

"Kau boleh menemuinya kalau kau mau."

Manda menoleh pada suara sang iblis yang kini terlihat dengan aura tenang. Dahi Manda mengernyit.

"Aku mengijinkanmu menemuinya," ucap Gerald tegas. Perlahan pria itu menghampiri Manda yang kini menunduk. "Aku tahu kau mencemaskannya." Gerald mendekatkan wajahnya tepat di telinga Manda. Suaranya terdengar sangat meremehkan. "Apa kau mulai menyukai anjing setia-ku?"

Manda langsung mengangkat wajahnya. Tatapannya begitu tajam penuh dengan kebencian. Gerald menjauhinya. Pria itu tertawa cukup keras menerima reaksi Manda.

"Jadi benar dugaanku. Kedua budak ku kini tengah terjalin perasaan bodoh!" decih Gerald.

"Apa kau selalu beranggapan seperti itu pada orang yang memiliki empati. Kau lupa, selama ini kau selalu memerintahkannya untuk menjagaku. Apa salah, jika aku mencemaskannya. Karena selama ini dia tidak pernah bersikap kurang ajar sepertimu," balas Manda dengan suara keras.

Slave Love Story ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang