Tidurnya malam ini tidaklah nyenyak. Beberapa kali Manda terbangun hanya untuk sekedar mengecek jam, padahal ia sudah mengatur set alarm. Tapi Manda seolah takut melewati pagi. Ia tidak ingin kehilangan kesempatan untuk menghirup udara luar tanpa iblis medusa.
Manda menuruni anak tangga dengan cepat. Wajahnya terlihat pucat meski tersamar senyum cerah dan sedikit make up natural. Terlihat sangat manis, apa lagi bibir mungilnya kini nampak segar dengan polesan lipstik berwarna nude, riasan sederhana namun mampu membangkitkan hasrat terdalam seorang Jordy.
"Apa ini termasuk kencan?" tanyanya datar memerhatikan gadis di hadapannya yang terlihat salah tingkah.
"Kencan apa yang kau maksud? Aku tidak mengerti," jawab Manda mengangkat wajahnya.
Jordy mendekat, kembali menelusuri wajah cantik di depannya dengan tatapan dingin. "Apa kau berhias untukku?"
Baru saja Manda ingin protes, Jordy sudah meninggalkannya menuju garasi. Meski sebal tapi Manda lega karena bisa terhindar dari tatapan yang menurutnya sangat menyusahkan debaran jantungnya.
"Matamu kenapa. Apa kau habis menangis?" tanya Jordy setelah memasuki mobil.
"Aku tidak apa-apa. Hanya sedikit kurang tidur."
"Kurang tidur?" kerutan muncul di dahinya, menoleh pada gadis di sebelahnya.
Manda menatap sekilas. "Kau bilang semalam kalau aku sampai kesiangan, kau tidak akan mengajakku keluar. Makanya semalam aku sering terbangun. Aku takut melewati pagi begitu saja."
Baru saja kakinya ingin menginjak pedal tapi diurungkan karena mendengar penuturan Manda. "Sungguh, aku tidak serius dengan ucapanku semalam. Kenapa kau begitu polos mengartikan itu semua. Justru kalau kau kurang tidur lalu sakit, kita tidak akan bisa keluar dari mansion ini." Jordy merasa bersalah. "Maaf. Karena ucapanku kau sampai kurang istirahat."
Manda segera menoleh menatap netra yang begitu redup dengan penyesalan. "Hei, tidak apa-apa. Santailah. Itu bukan salahmu. Aku hanya begitu antusias menantikan hari ini. Rasanya pagi terasa sangat lama saat aku tertidur. Hingga naluri sering membangunkanku. Padahal waktu masih dini hari." Manda menertawakan dirinya yang persis anak kecil.
Jordy masih menatapnya dengan rasa sesal. "Baiklah. Sebagai permintaan maaf, aku akan mengajakmu seharian keluar."
Manda menatap tak percaya. "Kau serius?" Jordy mengangguk. "Aku bebas kemana saja, begitu?" tanya Manda lagi.
"Ya, kemana saja aku akan menemanimu. Tapi tidak untuk melarikan diri. Karena aku akan segera mengurungmu dalam kamar sampai Gerald kembali," ancam Jordy. Ia segera melajukan kendaraannya. Sudut kanan bibirnya menipis melihat Manda menggerutu. "Kau tiduran saja. Karena di jam sekarang lalu lintas cukup padat. Nanti setelah sampai aku akan membangunkanmu."
Manda hanya menurut karena matanya pun masih terasa berat. Hingga ia terlelap. Tak terasa kini mobil mewah Jordy telah tiba di basement sebuah mall elite.
Jordy mulai melepas seat bealtnya. Saat ia ingin membangunkan gadis di sebelahnya Jordy hanya mematung memerhatikan wajah cantik yang kini terlelap. Wajahnya mulai mendekat untuk mengagumi replika bidadari. Jordy tersenyum saat tatapannya tertuju pada bibir merekah Manda yang sedikit terbuka, hingga mendorong jiwa kelelakiannya muncul untuk mereguk mata air pemuas dahaga dalam bentuk garis simetris kenyal berwarna merah muda. Begitu terpana menelusuri wajah cantik itu, ia sampai tak sadar ketika mata indah itu sudah terbuka.
Saat sepasang mata bening Manda bertemu dengan sorot mata dingin yang kini terlihat memuja. Jordy segera menjauhkan tubuhnya, ia terlihat begitu salah tingkah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slave Love Story ✔
Romansa[ PRIVAT acak ] Follow dulu baru baca... Tujuan utamanya hanya satu, menyaksikan kehancuran seseorang yang sangat dibencinya. Seseorang yang telah merebut kebahagiaannya. Sebuah rencana telah tersusun rapi. Namun, apakah takdir mampu merealisasikan...