Sider minggat sj〒_〒
Orang kebanyakan menghina warna mata itu, mereka bilang itu aneh, tidak seperti manusia kebanyakan. Tapi lain daripada yang lain, lelaki itu justru jatuh cinta pada warna mata kelabu itu, yang menghipnotisnya sejak pertama kali bertemu.
Jihoon menundukkan kepalanya, memilih untuk menatap sneakers nya daripada suasana jalan sore hari yang tidak terlalu ramai. Bahkan ia tidak mengangkat kepalanya ketika suara klakson bus terdengar tiba-tiba seperti reaksi orang normal biasanya.
Jihoon malu.
Sebelah matanya cacat. Mata itu berwarna kelabu, berbeda dengan mata kanannya yang berwarna seperti mata orang-orang kebanyakan. Sejak lahir sudah seperti ini, ia sering di hina karena warna matanya yang berbeda itu. Sudah cukup ia kehilangan sebelah penglihatannya, ia juga kehilangan kesempatan untuk hidup normal. Tidak ada yang mau berteman dengan Jihoon, tidak ada yang bersimpati padanya, bahkan tidak ada yang merasa kasihan kepadanya.
Sudah biasa. Jihoon sudah tidak memusingkan hal itu lagi. Jihoon bisa bertahan hidup tanpa seorang teman.
Bruk!
Seseorang menabrak tubuh Jihoon dengan kasar, sepertinya orang itu terburu-buru. Jihoon sedikit terhuyung ke belakang, takut-takut, ia mendongak untuk melihat siapa yang baru saja menabraknya.
Orang itu berhenti, menatap balik Jihoon dengan tatapan... Jijik?
"Hei! Ini bukan jalanan Nenekmu! Kenapa kamu berdiri di sini? Menghalangi orang jalan! Cepat pergi!" bentak orang itu dengan ekspresi meremehkan.
Jihoon hanya diam, ia meremas tali tas ranselnya lalu kembali menunduk untuk menyembunyikan matanya.
"Wah benar-benar. Apa kau tuli? Ku kira kau hanya buta. Tapi sepertinya aku salah."
Jihoon sedikit tidak terima, dengan berani ia membalas serangan verbal orang tersebut. "Apa maksudmu? Kamu yang bersalah. Kamu yang menabrak. Kenapa sekarang kamu yang marah? Bukannya sudah seharusnya kamu yang meminta maaf?"
Orang itu sedikit menganga tidak percaya, lalu mendecih. Ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah Jihoon lalu mendorong Jihoon dengan tangannya. "Berani sekali, cacat." maki orang itu.
Jihoon menunduk, walaupun benar namun hatinya merasa tersinggung. Jadi yang ia lakukan hanya berbalik untuk pergi. Namun orang itu menarik tas ransel Jihoon sehingga Jihoon tidak bisa berjalan.
"Mau kemana? Cepat minta maaf dan cium kaki ku!"
Jihoon berbalik. Pupil matanya membesar. "Cium kaki, katamu?"
Orang itu mengangguk dan bersedekap dada.
"Lebih baik aku mati daripada harus mencium kaki busuk mu!"
Orang itu emosi sudah, ia melayangkan tangannya hendak memukul pipi Jihoon, Jihoon juga sudah memejamkan matanya karena merasa bogem mentah itu akan mendarat pada bagian wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liefde [PanWink] ✔
FanfictionDilarang mencuri ide / copy-paste tanpa izin. A Panwink One-shot Story -;bxb;slight;angst [관린 & 지훈] was; #93 in fanfiction [180217] ©2018,-Sillylife14