Epilog; Soulmate
Jihoon terdampar di negara asing ini. Ia terduduk lemas di pinggiran toko yang sudah tutup, hanya dengan membawa satu koper. Sial. Jihoon datang ke Taipei setelah pengumuman kelulusan, tanpa berpikir panjang memesan tiket pesawat ke Taiwan, hanya untuk mencari seorang Guanlin.
Katakan Jihoon gila, bahkan ia tidak bisa berbahasa Mandarin sedikitpun. Dan hanya bermodalkan alamat tidak jelas, ia nekat terbang ke tempat yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya.
Sesampainya di Taipei, ia kehilangan tas ransel yang didalamnya terdapat laptop, ponsel, dan beberapa peralatan pribadi milik Jihoon. Ceroboh.
Jihoon meremas rambutnya frustasi. Perutnya sangat lapar, Jihoon tidak pernah kuat menahan rasa lapar sebelumnya.
"Excuse me, are you okay?"
Jihoon mendongak, menatap seorang gadis berwajah oriental sedang menatapnya dari atas sana. Gadis itu tersenyum hingga mata indahnya membentuk bulan sabit. "I lost my bag at the airport, can you tell me where is this?"
Gadis itu nampak melihat keseliling, lalu menunjuk papan alamat yang terpatri di sebuah swalayan. Dan bodohnya Jihoon, ia tidak melihat itu sedari tadi.
"Ahhh, eumm sorry nona, do you know this address?" tanya Jihoon lalu bangkit dan memberikan secarik kertas dari kantung celananya. Sebenarnya Jihoon sangat tidak ingin merepotkan orang lain, apalagi orang asing seperti gadis dihadapannya ini. Namun, apalah daya Jihoon sekarang, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bermodalkan keberanian untuk datang ke Taiwan.
Yang jelas ia ingin mengejar kembali pegangan soulmate nya yang ia lepaskan satu tahun lalu.
Gadis itu langsung tersenyum sumringah, "This coincidence is near my home area!" pekiknya girang lalu menggenggam tangan Jihoon ramah. Jihoon juga ikut senang, itu berarti ia tidak perlu berlama-lama mencari alamat, bukan?
Jihoon mengikuti gadis itu, lalu masuk ke dalam taxi setelah memasukan kopernya ke dalam bagasi. Disana, ia berkenalan dengan gadis bernama Zheng Ahkum itu, gadis itu ramah dan sedikit bawel. Meskipun kadang Jihoon tidak begitu paham bahasa inggris Ahkum karena pelafalan mereka berbeda. Di taxi juga Ahkum memberinya dua bungkus roti untuk mengganjal perut Jihoon.
Waktu berjalan cepat. Sekarang sudah pukul tujuh malam dan akhirnya Jihoon sampai di tempat yang Ahkum tunjukkan.
"Jihoon, this is the address you are looking for." ujar Ahkum menunjuk ke arah rumah putih dengan pekarangan luas yang cukup terawat. Jihoon mencocokan alamat di secarik kertas miliknya dengan nomor di dekat gerbang pendek rumah tersebut. Jihoon langsung tersenyum senang. Benar, rumah ini persis dengan yang diciri-cirikan sepupu Guanlin di Seoul.
"Thanks for your help, Ahkum. Hopefully we can meet on another occasion!" ujar Jihoon tulus lalu Ahkum tersenyum dan mereka berpelukan sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liefde [PanWink] ✔
FanfictionDilarang mencuri ide / copy-paste tanpa izin. A Panwink One-shot Story -;bxb;slight;angst [관린 & 지훈] was; #93 in fanfiction [180217] ©2018,-Sillylife14