6 - Hampa

9.1K 1.1K 242
                                    

Sider minggir sj〒_〒

Guanlin berjalan memasuki lobby apartemen yang ia tempati, menuju lift, memencet angka 5 yang membawanya ke lantai lima gedung apartemen ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Guanlin berjalan memasuki lobby apartemen yang ia tempati, menuju lift, memencet angka 5 yang membawanya ke lantai lima gedung apartemen ini. Lantai teratas.

Guanlin menuju ruangan yang berada di pojok, memasukkan angka password. Kemudian, pintu itu terbuka. Ketika Guanlin baru saja menutup pintu apartemennya...

BRUK!

Seseorang menubruk badannya, memeluk tubuh Guanlin dengan erat. Seolah mereka tidak bertemu berabad-abad lamanya.

Guanlin tertawa, "Mbul, pengap ini aku baru pulang."

"Yey! Guanlin pulang!" sahut orang itu girang, di protes Guanlin, orang itu malah melingkarkan kakinya di pinggang Guanlin memeluk leher Guanlin semakin erat membuat Guanlin mau tidak mau menggendongnya.

Orang itu menyandarkan kepalanya di pundak Guanlin, mencium aroma khas Guanlin yang entah mengapa membuatnya merasa sangat aman berada di pelukan Guanlin. Ia memejamkan matanya damai, membiarkan Guanlin yang kini membawanya menuju kamarnya.

Guanlin merebahkan tubuh itu di ranjang, lalu ia menaruh tas ransel kerjanya di bangku dan membuka jaketnya. "Gimana hari ini? Kamu bosen di dalem terus?"

Orang itu menggeleng sambil mengulum senyum. "Aku suka nungguin kamu pulang, ngitung jam, menebak-nebak kapan kamu bakal pulang. Aku suka." sahut orang itu sambil turun dari ranjang, mendekati Guanlin dan membantu Guanlin melepaskan satu persatu kancing kemejanya.

"Tadi aku liat Mama kamu nyariin ke kampus kamu." lirih Guanlin pelan sambil memeluk pinggang orang itu.

Tangannya yang sedang membuka kancing kemeja itu berhenti, sedikit bergemetar, ia mendongakkan kepalanya menatap Guanlin yang kini sedang tersenyum ke arahnya.

"Kamu ga mau pulang, Ji?"

Jihoon, orang itu, sudah 3 bulan tinggal di apartemen Guanlin yang baru dikenalnya malam itu. Guanlin bertemu Jihoon di pinggir jalan, dengan wajah lebam penuh luka, matanya sembab dan Jihoon enggan di antar pulang. Karena kasihan, akhirnya Guanlin mengizinkan Jihoon tinggal di apartemennya ini untuk sementara waktu. Dan entah mengapa Jihoon malah betah tinggal bersama Guanlin, menolak untuk melihat dunia luar.

Seolah dunia Jihoon sudah tutup. Jihoon sekarang lebih suka mendengar bunyi jam, lalu akan berlari ke arah pintu ketika mendengar bunyi password apartemen, memeluk lelaki yang ia tunggu-tunggu itu sepulang dia kerja. Guanlin tidak keberatan. Ia senang. Meskipun ia harus kerja dua kali lebih serius karena kini ada perut lain yang mengandalkannya selain dirinya sendiri.

Namun, Guanlin juga tidak tega melihat keluarga Jihoon yang tidak henti-hentinya mencari Jihoon. Guanlin sampai bolak-balik tempat Jihoon kuliah untuk melihat apakah keluarga Jihoon masih mencari Jihoon. Dan ya, sampai sekarang ia masih mencari anak mereka.

Liefde [PanWink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang