8 - Bolos

7.5K 1K 372
                                    

Sider minggat sj tolong(╯3╰)

Jihoon menatap nanar ke arah gerbang sekolahnya yang sudah ditutup sejak 2 jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon menatap nanar ke arah gerbang sekolahnya yang sudah ditutup sejak 2 jam yang lalu. Disana ada Pak Jaehwan, satpam sekolah yang lagi main clash of clan tanpa tatapan iba kepada Jihoon yang sedari tadi memohon untuk diperbolehkan masuk.

"Pak... Please..." rengek Jihoon untuk yang kesekian kali sambil menempelkan pipinya dibalik gerbang yang berjeruji. Serasa dipenjara. "Lagian pak, kata mama saya lebih baik telat daripada tidak sama sekali!" ujar Jihoon meyakinkan.

Pak Jaehwan meletakkan ponselnya yang masih menampilkan adegan penyerangan town hall orang itu.

"Iya kalo telatnya cuma 30 menit masih saya wajarin. Ini 2 jam!"

"Tadi itu macet pak..."

"Mana ada macet. Gak gak gak!" bantah Pak Jaehwan.

Jihoon hanya memanyunkan bibirnya dan memasang wajah melas. Kalau tidak ingat hari ini ada ulangan harian Matematika, tidak mungkin ia segini memohonnya hanya untuk masuk kelas. Lagipula ada Papanya yang baru pulang dinas, jadi pasti Jihoon akan kena marah abis-abisan kalau ketauan tidak masuk sekolah.

Bukan tanpa alasan Jihoon yang terkenal rajin bisa telat, tetapi karena dijalan ojek online yang ia tumpangi mengalami tabrakan ringan dengan angkot makanya baju Jihoon sedikit kotor. Dan karena Jihoon tidak luka, maka Jihoon lah yang dipinta menjadi saksi tadi.

Belum sempat Jihoon memohon lagi, muncul seorang lelaki menghampirinya. Ah bukan, lebih tepatnya menghampiri gerbang. Lelaki jangkung dengan tas ransel itu nampak santai seolah-olah telat adalah hal biasa baginya.

"Nah, ini lagi. Lai Guanlin! Setiap rabu, telaaaaat terus! Telat kok dijadikan ritual!" semprot Pak Jaehwan pada lelaki yang baru datang itu.

Masih dengan ekspresi datarnya, ia berhenti tepat disamping Jihoon. "Jadi saya gak boleh masuk ya, Pak?"

"Nah itu tau! Itu konsekuensi kalo kamㅡ"

Omongan Pak Jaehwan terhenti karena lelaki bernama Lai Guanlin itu langsung mengendikkan bahunya tidak peduli dan berlalu begitu saja meninggalkan area sekolah. Membuat Jihoon melongo.

"ㅡNah, ini nih, contoh siswa tidak baik. Kebiasaan memang! Saya lagi bicㅡ"

Lagi, omongan Pak Jaehwan terhenti ketika Jihoon ikut meninggalkannya dan sedikit berlari mengejar Guanlin. Pak Jaehwan hanya bisa mengelus dada. Harus sabar demi gaji empat juta.

Jihoon masih berlari kecil mengejar langkah besar Guanlin. "Heh! Ko lo enak banget sih main ngeloyor aja, lo gak ada niatan mau masuk gitu?" tanya Jihoon setelah berhasil menyamakan langkahnya dengan Guanlin meskipun sedikit sulit.

Guanlin melirik Jihoon sebentar lalu kembali fokus ke jalanan. "Enggak. Percuma lo mohon-mohon gak bakal dikasih masuk, lagian gua emang sengaja telat biar gak masuk."

Liefde [PanWink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang