Sebelum baca, klik ikon bintang di pojok kiri bawah. Udah? Yakin udah? Happy reading!!!
DILARANG MENCURI TULISAN MILIK ORANG LAIN APALAGI TANPA IZIN. HAJIMA. ALLAH IS WATCHING.
Sepengamatan Jihoon, Guanlin yang selalu duduk di pojok dekat jendela adalah anak yang pendiam, tidak punya teman, selalu sendirian. Ada rumor yang mengatakan bahwa Guanlin adalah seorang preman di luar lingkungan sekolah, terbukti dari beberapa luka yang terdapat di tubuh atau wajah Guanlin setiap harinya.
Tidak ada yang berani mendekati Guanlin. Guanlin adalah berandalan. Donghan bilang, ia pernah melihat Guanlin masuk club malam padahal dia masih di bawah umur, Guanlin juga pernah merokok, sering tidak masuk sekolah. Sifat pendiamnya hanyalah kedok, untuk menutupi kebejatannya di luar sekolah.
Tapi itu semua hanya opini.
Jihoon tidak tau mengapa ia tidak bisa langsung mempercayai ucapan teman-teman sekelasnya. Justru ia penasaran, siapakah Lai Guanlin itu? Mengapa ia jarang sekali berbicara. Bahkan guru-gurupun enggan menegurnya karena rumor yang beredar tersebut.
Seperti sekarang, Jihoon menatap terus menerus ke arah Guanlin yang sedang melihat ke luar kelas dari jendela seperti biasanya. Wajahnya tanpa emosi, tenang, damai, seolah-olah hidupnya tidak memiliki beban. Sebenarnya Guanlin itu tampan. Waktu pertama masuk kelas, banyak murid yang langsung jatuh cinta padanya. Tetapi setelah rumor yang entah darimana datangnya tersebut, Guanlin mulai diasingkan.
"Hoi!"
Jihoon tersentak kaget ketika tubuhnya di pegang tiba-tiba oleh Hyungseob. Ia sampai melonjak saking kagetnya.
Jihoon menatap kesal ke arah Hyungseob sambil mengelus dadanya. "Kaget! Apaan, sih?!"
Hyungseob tertawa lalu mengambil duduk di sebelah Jihoon. Ia mengikuti arah pandang Jihoon yang tertuju pada Guanlin. "Masih penasaran?"
Jihoon mengangguk, memanyunkan bibirnya, "Penasaran, kenapa dia selalu diam dan ga berniat membersihkan namanya yang udah kotor karena gosip-gosip itu."
"Ya itukan urusan dia, Hoon." jawab Hyungseob acuh tak acuh, lalu mengambil bedak dari dalam tasnya dan mulai mengoleskan bedak tersebut ke wajahnya.
"Bukan gitu," Jihoon memberi jeda dalam ucapannya. Ia masih menatap Guanlin yang kini menidurkan kepalanya di meja, sepertinya ia akan tidur. "Kalo dia berandalan, harusnya gue ikhlas dia di kucilin. Tapi kenapa liat dia justru gue jadi simpati, matanya, wajahnya, bilang kalau dia itu kesepian dan sangat butuh teman."
"Yaudah lo temenin dong. Gue sih percaya secara Donghan 'kan biang gosip, koneksinya dimana-mana. Coba, anak seumuran kita ke club malam, ngapain?"
Jihoon mengendikkan bahunya. Yang jelas, ia harus menyelamatkan Guanlin dari ketenggelaman. Ya, Guanlin tenggelam dan tidak ada satu orang pun yang mengulurkan tangannya untuk membantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Liefde [PanWink] ✔
FanfictionDilarang mencuri ide / copy-paste tanpa izin. A Panwink One-shot Story -;bxb;slight;angst [관린 & 지훈] was; #93 in fanfiction [180217] ©2018,-Sillylife14