9 - Kehilangan

7.7K 999 351
                                    

Sider minggat sj tolong〒_〒

Jihoon membuka matanya ketika merasakan buku yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya dari sinar matahari itu diangkat, lalu ia menemukan Guanlin yang sedang terkekeh geli sedang memegang buku itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jihoon membuka matanya ketika merasakan buku yang ia gunakan untuk menutupi wajahnya dari sinar matahari itu diangkat, lalu ia menemukan Guanlin yang sedang terkekeh geli sedang memegang buku itu.

"Nyebelin! Sini balikin!" omel Jihoon berusaha merebut buku dari tangan Guanlin.

Sayang, Guanlin jauh lebih tinggi daripadanya. Jadi Guanlin mengangkat tinggi-tinggi buku tersebut dengan wajah meledek.

"Katanya mau ngafalin, ndut. Malah tidur!" ucap Guanlin setelah melihat Jihoon menyerah dan duduk kembali di taman kampus gedung jurusan kedokteran.

"Lagian anak sastra inggris ngapain sih main ke gedung kedokteran? Balik sana. Kurang kerjaan!" omel Jihoon lagi.

Guanlin malah mengambil duduk di sebelah Jihoon, lalu membuka tasnya, mengeluarkan kotak bekalnya yang berisi makanan yang dibuatkan oleh Mamanya pagi tadi. "Makan dulu. Gak lucu kan calon dokter tapi sakit."

"Gak usah sok peduli! Udah sana sana!" usir Jihoon sambil mendorong tubuh Guanlin yang sebenarnya sia-sia. Karena justru Guanlin makin merapatkan duduknya ke arah Jihoon dan membuka kotak bekal itu, menyendokkan nasi goreng dan menyodorkannya ke arah mulut Jihoon.

Jihoon hanya memandang Guanlin dengan kesal.

"Aaaa ndut, aaaa..." ucap Guanlin. Namun Jihoon masih saja bungkam. Langkah terakhir, Guanlin menggoyang-goyangkan sendoknya bak pesawat terbang. "Pesawatnya pengen mendarat di mulut Jihoon! Aaaaa..."

Jihoon mendengus geli. "Emang gue anak kecil, apㅡ" belum sempat Jihoon menyelesaikan ucapannya, Guanlin sudah lebih dulu memasukkan sendoknya paksa ke mulut Jihoon.

Guanlin tertawa melihat ekspresi kesal Jihoon, namun tetap saja Jihoon mengunyah nasi goreng itu karena kebetulan, perut Jihoon masih kosong siang ini.

"Harus dipaksa dulu, ya. Baru mau makan. Kayanya kalo ga ada aku, kamu kelaperan, Kak." ujar Guanlin lalu memberikan kotak bekal itu kepada Jihoon, seperti biasa.

Kalau dihitung-hitung. Sepertinya sudah ada sekitar 15 tempat makan yang belum Jihoon kembalikan kepada Guanlin. Jihoon juga heran mengapa Guanlin memiliki tempat makan sebanyak itu.

Jihoon memegang kotak makan yang Guanlin taruh di pahanya, lalu menatap Guanlin yang bangkit sambil merogoh sesuatu dari dalam tasnya. Jihoon sangat hafal apa yang Guanlin cari.

"Nih," kata Guanlin sambil menyodorkan... coklat. Dengan sticky note di atasnya, seperti biasa. "Dimakan coklatnya biar kamu gak kurus." lanjut Guanlin. Jihoon diam menatap coklat tersebut, Guanlin sudah hafal sifat Jihoon, ia tidak akan mau menerima apapun dari Guanlin kecuali, dipaksa.

Jadi, Guanlin menaruh begitu saja coklat tersebut di atas paha Jihoon dan pergi meninggalkan Jihoon yang masih duduk di taman. Jihoon menatap punggung Guanlin yang menjauh.

Liefde [PanWink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang