19 - Friendzone

6K 788 208
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








Jihoon mendelik kesal pada Guanlin yang kini sedang berdiri di dalam sekolah dekat gerbang, pemuda asal Taiwan itu nampak mati-matian menahan tawanya melihat Jihoon baru saja selesai di hukum karena telat.

Akhirnya pintu gerbang di buka, memperbolehkan Jihoon masuk ke sekolah. Seragam kemeja putihnya sudah penuh oleh peluh, Jihoon benci olahraga. Benar-benar benci. Dan lebih benci lagi melihat Guanlin yang nampak bahagia karena Jihoon kena hukum.

"Kok telat?"

Jihoon sudah emosi, ia memegang ransel hitamnya dan ia pukulkan telak ke kepala Guanlin. Padahal Jihoon telat karena Guanlin janji akan menjemputnya tapi ternyata lelaki itu lupa dan meninggalkan Jihoon. Jadilah Jihoon menunggu sia-sia Guanlin selama tiga puluh menit di depan rumah.

Kepalanya dipukul, Guanlin justru tertawa keras. Ia rangkul bahu Jihoon lalu mengajaknya ke suatu tempat.

"Ayo gua traktir nasi rames." ujar Guanlin lagi, rangkulan di bahu Jihoon berpindah pada tengkuk dan Jihoon merasa seperti di cekek oleh pemuda itu sekarang.

Jihoon sabar, ia mengelus dada. Percuma menyiksa Guanlin, justru lelaki itu hanya tertawa dan tidak protes sama sekali. Jihoon curiga Guanlin pengidap masokis. Semakin disiksa semakin suka.

Jihoon duduk di belakang area sekolah. Padahal bel masuk sudah berbunyi sejak tadi dan ia malah mengikuti langkah kaki maksiat Guanlin yang mengajaknya bolos. Tak lama, Guanlin datang membawa dua bungkus nasi.

Belakang sekolah adalah tempat favorit mereka. Anak-anak murid lain mungkin malas kesini karena kebun ini cuma berisi pohon-pohon besar, juga dinding-dindingnya sedikit berlumut, kotor karena coretan pilok, dan katanya belakang sekolah ini anker, banyak hantu.

Tapi justru tempat seperti inilah dimana Guanlin dan Jihoon menghabiskan waktu, dijamin kalau bolos tidak akan ada guru yang mau ke belakang sekolah karena area depannya kotor oleh sampah. Padahal jika mereka mau masuk ke lebih dalam lagi, disana sudah terdapat meja dan kursi. Disana juga rapi dan bersih karena Jihoon rajin menyapu markasnya dengan Guanlin itu.

Pandangan Jihoon tidak putus, dari Guanlin yang kini duduk tepat di sebrangnya dan membukakan bungkus nasi mereka. "Kenapa liat-liat? Gua ganteng?"

Jihoon mendengus geli, memang yang paling menyebalkan di dunia ini adalah orang ganteng yang sadar kalau dirinya ganteng.

"Gerah, gue."

"Ya buka aja seragam lo, pake kaus kan?"

Jihoon mengangguk, lalu membuka satu persatu kancing seragam sekolahnya tanpa canggung. Toh, mereka adalah sahabat sejak kecil. Sudah sering mandi bersama, adu kencing paling tinggi, nonton film porno bersama, merasakan hal-hal nakal anak remaja bersama-sama. Jadi mereka santai saja jika disuruh telanjang bulat sekalipun.

Liefde [PanWink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang