10 - Liefde

7.4K 987 218
                                    

Liefde;Bahasa Belanda :Cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Liefde
;Bahasa Belanda :
Cinta

"Aku mau kita putus aja,"

Guanlin langsung melebarkan matanya karena kaget, mulutnya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Tidak dapat dipercaya, tubuhnya sedikit bergetar, ia menelan salivanya dengan susah payah. Tangannya terulur, meremas bahu Jihoon.

Guanlin menatap ke dalam mata Jihoon, sedangkan Jihoon melemparkan pandangannya ke arah lain, "Kamu... bercanda?"

Jihoon menggeleng pelan. "Engga, Lin. Aku serius." lirih Jihoon dengan suara bergetar, matanya sudah berair dan beberapa detik kemudian air mata turun dari kedua matanya.

"Tapiㅡ" nafas Guanlin tercekat, karena selama ini hubungan mereka baik-baik saja. "ㅡtapi, Ji, kenapa?"

Jihoon menundukkan kepalanya, isak tangis mulai keluar dari belah bibirnya, membuat Guanlin semakin bingung. Hatinya bergemuruh melihat orang yang ia sayangi menangis pilu.

"Ji..." panggil Guanlin dengan lembut.

Jihoon menggeleng, "Aku buruk lin buat kamu. Kamu orang baik, harus cari orang baik juga," jawab Jihoon dengan suara yang amat sangat pelan. Bibirnya sudah pucat, ia mengingat kejadian semalam, ketika ia pasrah pada perlakuan mantan pacarnya. Yang membawanya pada suatu dosa.

Tangan Guanlin terulur untuk mengelus rambut Jihoon, "Aku gak ngerti maksud kamu apa, Ji."

"Aku gak bisa cerita."

"Tapi aku butuh alesan! Aku salah apa sama kamu? Aku kurang apa?" tanya Guanlin dengan suara sedikit meninggi.

Kaki Jihoon lemas, ia terduduk di lantai pojok ruang kelas tidak terpakai ini. Ia merasa berdosa, ia tidak suci lagi. Ia memberikan semuanya pada lelaki brengsek itu. Padahal Guanlin selalu menjaganya, tidak pernah melakukan hal seperti itu kepadanya. Dan dia? Menghancurkan semua usaha Guanlin, menjadi sia-sia.

Guanlin yang masih belum mengerti menghela nafasnya berat. "Ji, liat mata aku." kata Guanlin sambil menarik pelan dagu Jihoon, berusaha mendapatkan perhatian dari sang empunya mata.

Jihoon tidak sanggup untuk mengecewakan Guanlin. Sungguh, ia sangat bodoh semalam. Harusnya, harusnya dia bisa menolak. Harusnya dia tidak terperdaya dengan dua mata elang itu. Harusnya, ia setia kepada Guanlin yang juga setia kepadanya.

Jihoon mendongak, menatap dua mata yang sedang menatapnya dengan lembut, tidak lupa senyum menenangkan itu, justru terasa menyakitkan bagi Jihoon.

"Kalau kamu udah gak sayang sama akuㅡ"

Jihoon langsung menggeleng ribut. Bukan itu. Bukan. Ia sayang pada Guanlin, sangat.

"Terus apa, Ji? Jawab aku. Jujur sama aku!"

"Akuㅡ" Jihoon mencoba menenangkan dirinya, namun badannya malah sesenggukan. "Aku udah kecewain kamu, Lin."

Kening Guanlin mengernyit heran. "Maksudnya?"

Liefde [PanWink] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang