Oktober 2017
Hahh
Entah helaan nafas keberapa kali yang keluar dari mulutnya. Matanya yang sayu menyimpan kekosongan dan kehampaan di dalamnya, batinnya lelah. Walau tak bisa dipungkiri kalau dia juga bahagia pada waktu yang sama. Setidaknya hidupnya kini terasa lebih baik dari sebelumnya. Namun tetap saja, seseorang membuatnya selalu merasa kurang.
Udara terasa dingin dan menusuk, dia semakin merapatkan jaketnya. Kepulan asap terlihat keluar dari mulutnya yang kedinginan. Hujan sering sekali turun akhir-akhir ini, termasuk saat ini. Dan itu membuatnya menyesal, kenapa dia memilih keluar rumah disaat cuaca begini. Harusnya dia diam saja di rumah kalau tahu akan hujan lagi.
Dia menatap jendela berair itu. Jendela yang terlihat seperti seseorang yang menangis dan tak berhenti mencucurkan air matanya persis seperti hatinya saat ini. Padahal itu hanya air hujan.
Dia duduk sendiri termenung di sebuah meja kafe yang sepi. Matanya tak pernah berhenti menatap jendela disampingnya. Entah sudah berapa lama dia disana, bahkan kopi yang sejak tadi dia pesan sudah dingin karena sama sekali tidak dia hiraukan. Beberapa pekerja kafe disana banyak yang melihatnya prihatin. Gadis itu sering ke kafe ini dan duduk disana, di tempat yang sama. Seolah dia sedang menunggu seseorang. Lalu gadis itu baru akan pulang saat langit sudah menunjukkan mega merahnya.
"Kamu memikirkannya lagi Alice?!" tanya seorang gadis berambut pendek yang baru saja menghampirinya. Gadis itu, Alice tidak menjawab ataupun melihat gadis berambut pendek itu. Wajahnya tetap tenang menatap jendela.
"Hah baiklah.. Seharusnya tidak kutanyakan. Maaf.."
"Aku mencintainya," lirih Alice.
"Aku tahu, dan apa yang kamu lakukan sekarang? Kamu tidak boleh kedinginan, ayo pulang!" gadis itu merangkul bahu Alice dan menggiringnya pulang."Apa menurutmu dia akan kembali?" Alice mengalihkan pandangannya menatap gadis itu.
"Entahlah, kita lihat saja nanti. Biarkan takdir yang menjawab pertanyaanmu Alice."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
HEARTACHE [Completed]
General FictionAlice, gadis yang hidup dengan bayang-bayang masa lalu kelam. Setiap harinya selalu tak luput dari berbagai kejadian menyakitkan. Harinya yang buruk semakin buruk dengan kemunculan orang yang sangat turut andil dalam masa lalunya. Hingga suatu hari...