BAB 23 FIRST DATE

132 7 0
                                    

"Darka!! Kenapa kamu jahat sekali?! Ini menyusahkan tahu!!" seru Alice kesal dengan berjalan terhuyung-huyung karena kerepotan membawa sebuah boneka panda besar dipelukannya.

"Lagipula kenapa membeli boneka sebesar ini? Bahkan boneka ini sudah pasti lebih besar daripada tubuh adikmu itu!" gerutu Alice pelan.

"Berhenti menggerutu Sayang, nanti kamu cepat tua.." Darka berjalan mendahului Alice dengan senyuman penuh artinya.

"Hei!! Apa itu sayang-sayang?!! Memang kamu siapa?" seru Alice semakin geram.

"Aku kekasihmu Sayang.." Alice memutar bola matanya malas mendengar jawaban Darka, dan mendadak saja perutnya terasa mual.

"Berhenti Darka, itu menjijikkan! Kita hanya pacaran ingat?!" ucap Alice serius. Dia benar-benar tidak suka dengan panggilan-panggilan semacam itu. Memang seharusnya dia senang karena itu artinya Darka benar-benar mencintainya, tapi Alice sungguh merasa geli saat mendengarnya. Lagipula ini pertama kalinya Alice menjalin hubungan, jadi wajar saja Alice bersikap seperti itu.

"Apa itu kode agar aku segera melamarmu?!" tanya Darka mencoba menggoda Alice, dia bahkan tersenyum penuh kenangan pada Alice.

"Darka!!!" seru Alice kesal dengan menghentakkan kakinya ke tanah.

"Haha.. Aku hanya bercanda Alice, tenang saja. Aku tahu itu belum waktunya," ucap Darka lembut. Entah kenapa membuat Alice kesal begitu menyenangkan baginya. Ya mungkin karena dengan begitu Darka bisa melihat sifat Alice yang lain, Alice yang begitu kekanakan dan lucu.

"Hemhh.. Kamu benar, kita masih dibawah umur Darka!" balas Alice membenarkan. Dia masih saja berjalan dengan susah payah untuk menyejajarkan langkahnya dengan Darka. Bahkan tak jarang dia juga hampir tersandung karena pandangannya tertutup boneka itu, dan hal itu semakin membuat Alice geram.

"Ya.. Saat ini aku hanya ingin melindungimu dan membuatmu terus tersenyum bahagia. Aku tidak mau ada air mata lagi disini! Kalaupun ada, itu hanya air mata bahagia bukanlah kesedihan!"

Darka membalikkan tubuhnya menghampri Alice dan berhenti tepat dihadapannya, lalu dengan lembut dia menggerakkan tangannya menyentuh pipi Alice seolah dia sedang mengusap air matanya. Sejenak Alice tertegun, laki-laki dihadapannya ini untuk ke sekian kalinya membuat jantungnya bekerja lebih keras dengan sikapnya. Namun sesaat kemudian Alice menggelengkan kepalanya, mencoba menepis semua pemikirannya tentang Darka.

"Emh.. Jangan pegang-pegang!!" geram Alice tak suka.

"Iya maaf.. Ah sudah sini, biar aku yang bawa! Aku sama sekali tidak serius memintamu membawa ini Alice. Karena aku tahu tubuhmu bahkan hanya sebesar kaki boneka ini!" ucap Darka kembali membuat Alice kesal.

"Hei aku tidak sekecil itu!!" seru Alice tak suka. Dengan kasar dia memberikan bonekanya pada Darka hingga Darka hampir saja terjatuh karena dorongan bonekanya. Namun Darka tetap tersenyum, dia memandangi punggung Alice yang pergi mendahuluinya.

"Hei kamu marah?!" Darka mengejar Alice dan berjalan beriringan bersama.

"Ayolah aku kan hanya bercanda!" Alice tetap menghiraukan lelaki itu. Sampai akhirnya sebuah ide melintas dikepala Darka, dan laki-laki itu yakin kalau Alice akan luluh dengan idenya itu.

"Emh.. Kamu marah.. Padahal tadinya aku ingin membelikanmu es krim. Tapi sepertinya kamu tidak mau, jadi yasudah kita pulang saja kalau begitu!" senyum Darka lagi-lagi mengembang saat melihat Alice menghentikkan langkahnya.

"Aku tidak marah. Jadi kamu akan membelikanku es krim kan? Emh.. Aku sangat suka es krim," nah benarkan, Alice itu ternyata kekanakan. Dia bahkan bisa luluh hanya dengan sogokan es krim.

HEARTACHE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang