Verrel?!

2K 161 112
                                    

Ebuset. Comment di part sebelumnya sampe 100+ ga sampe seharian. Tapi kok di chapter malah dikit yak :v

Tapi makasi lo udah jawab :)

Author's POV

Salsha membuka matanya perlahan begitu merasakan tangannya ditepuk tepuk pelan. Gadis itu refleks berjengit begitu meliat wajah Aldi tepat di atas wajahnya.

"Bangun, Sal. Lo mau tidur sampe jam berapa,"ucap Aldi santai.

Salsha mengucek matanya pelan, "Emang sekarang jam berapa?"

"Jam 11 siang."

"HAH! Gue telat dong, ke sekolah!"

"Sekarang Sabtu, yank."

Salsha refleks memerah begitu Aldi memanggilnya dengan sebutan 'yank'. Meskipun ia tahu Aldi bermaksud bercanda dan tak serius mengucapkannya, jantungnya berdebar.

"Nggak usah blushing deh. Gitu aja blushing. Lucu banget sih,"goda Aldi mencolek dagu Salsha.

Salsha menepis tangan Aldi, "Apaan sih. Rese lo."

Aldi hanya tertawa melihat wajah merah Salsha. Pemuda itu pun berhenti menggoda Salsha dan berbalik keluar kamar.

"Eh iya, Sal. Lo ada kotak P3K?"tanya Aldi menoleh kembali ke arah Salsha.

"Ada sih, di bawah lemari TV. Buat apaan?"tanya Salsha balik.

Aldi menunjuk lengannya yang diperban, "Buat ganti ini."

"Oh, itu. Lo duduk sini, biar gue aja yang ambil,"suruh Salsha.

"Nggak usah lah, Sal. Gue bisa—"

"Bacot. Duduk gih,"sela Salsha galak. Tanpa memberi kesempatan untuk Aldi membantah, Salsha langsung berlari keluar untuk mengambil kotak P3K. Tanpa butuh waktu lama, gadis itu kembali.

"Sini, tangannya,"pinta Salsha sambil menarik kursi di dekat tempat Aldi duduk.

Aldi dengan menurut pun menjulurkan tangannya dan membiarkan Salsha perlahan membuka perbannya. Gadis itu tampak meringis begitu melihat luka jahit di lengan sahabatnya.

"Lo jatoh macem apaan sih, sampe dijahit gini?"tanya Salsha penasaran.

"Ya, gue kepleset pas mau manjat pohon, pas pasan aja deket gue ada kawat. Jadinya kena deh,"jawab Aldi.

Salsha mengernyit, "Hutan macem apaan ada kawat? Ngarang lu ye?"

"Nggak."

"Sebaiknya gitu. Awas aja kalo lo ternyata berantem,"kecam Salsha sambil mencubit perut Aldi.

"Ashh!"Aldi meringis kesakitan begitu Salsha mencubit perutnya.

Sontak Salsha langsung mengernyit heran. Cubitannya tak terlalu keras, hanya sekedar menyentuh.Gadis itu menatap Aldi dengan curiga.

"Di...,buka deh kaos lo,"pinta Salsha.

Aldi menelan ludahnya dengan gugup. Kalau sampai Salsha melihat memar memar dibalik kausnya, sudah pasti ia takkan bisa berbohong lagi.

"Aha...haha...lo aneh aneh deh. Mesum beud,"Aldi mencoba meledek agar Salsha tidak jadi.

Namun Salsha tetap kekeuh pada dugaannya, "Buka."

"Apaan sih, Sal. Jangan aneh ane---WHAA!"

Aldi refleks menjerit begitu Salsha menarik kausnya dengan paksa. Seketika, langsung terlihat banyak memar dan luka gores. Salsha sampai meringis sendiri melihat luka luka di perut dan dada Aldi.

Soulmates [AM X SA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang