Soulmates [AM X SA]

Dia Kembali

Author's POV

7 tahun kemudian. . . . .

Wanita cantik berusia 22 tahun itu meregangkan otot ototnya yang terasa begitu kaku setelah bekerja menatap layar berjam jam. Baru saja ia ingin beranjak, ponselnya berbunyi.

Baale is calling. . . . .

"Halo, Bal?"

"Sal, tadi gue ke rumah, lo nggak ada. Lo masih kerja ya?"

"Iya, ini udah mau kelar."

"Awas jangan lupa makan lo. Bisa dimarahin ntar gue."

"Iya iya. Bilangin ke Steffi, gue udah makan kok."

"Nah, gitu dong. Emm, Sal."

"Ya?"

"Hari ini....lo mau ke tempat Ari?"

Salsha terdiam , memainkan strap gantungan ponselnya.

"Ya. Gue nyempetin waktu bentar sebelum ke tempat biasa."

"Ya udah, jangan kemalemen perginya. Kalau udah lewat jam 7, telfon gue aja."

"Iya iya."

"Oke, gue matiin ya."

"Ya."

Tuuut

Salsha menghela napasnya begitu sambungan telepon dengan Iqbaal sudah terputus. Sahabatnya memang selalu begitu perhatian kepadanya. Untung saja Steffi tidak cemburu.

"Udah tanggal 14 ya...,"gumam Salsha pelan. Matanya terus melekat pada kalender di mejanya.

Nggak kerasa, 7 tahun lewat gitu aja,Batin Salsha.

"Hei, Salsha. Ngelamun mulu, sakit?"tanya pria dengan dasi biru muda itu seraya mengagetkan Salsh dari lamunannya, membuat Salsha berjengit.

"Nggak kok, Fal."

"Gue panggilin nggak nyaut,"celetuknya.

Salsha terkekeh, "Kenapa?"

"Makan malem bareng yuk,"ajak Naufal. Ia sudah berencana ingin menyatakan perasaannya pada Salsha hari ini juga.

"Sorry, nggak bisa,"tolak Salsha memasang wajah tak enak.

"Masih ada kerjaan dari bos? Gue bantu deh besok,"tawar Naufal.

Salsha kembali menggeleng, "Urusan pribadi, Fal."

Kalau Salsha sudah melontarkan alasan itu, mau tak mau Naufal mundur. Pria itu menghela napasnya dan meninggalkan tempat kerja.

Sepertinya rumor Salsha sudah punya pujaan hati benar adanya.

Kalau nggak, ngapain dia malam minggu gini? Dasar Naufal bego,Batin Naufal pada dirinya sendiri.