~Chapter 6~

4.3K 531 11
                                    

Tik
.

.

.

.

.
Tik
.

.

.

.

.
Tik
.

.

.

.

.
Zraaassshhhhhhh

Seokjin tersenyum tipis. Kota Seoul yang semula cerah menjadi kelabu karena hujan di musim panas. Alunan musik yang terdengar dari headset yang dipakainya menyatu dengan irama air hujan.

Meski kini dalam keadaan terjebak hujan di halte,Seokjin tetap menampakkan senyum cerah. Fikirannya melayang layang pada kejadian beberapa waktu yang lalu. Ah,iya baru ingat. Pertemuan pertamanya dengan Jisoo terjadi di jam jam segini. Jam pulang sekolah di sore hari menjelang malam,lalu turun hujan yang cukup lebat.

Sepertinya hujan hujanan tidak buruk,fikirnya sembari melepas dan memasukkan headset dan handphonenya kedalam tas. Ia pun mengambil sebuah hoodie berwarna abu abu lalu memakainya.

Seokjin mulai menaikkan tudung hoodienya,bersiap menyatu bersama rinai air yang turun dengan agak deras dari langit. Bersiul siul ria sembari berjalan tak tentu arah.

Seokjin terus berjalan hingga langkahnya berhenti di depan sebuah toko bunga. Ia membeli setangkai bunga tulip merah dan kembali membawa kakinya menuju ke sebuah tempat.

***

Jisoo menyatukan tangannya seraya memejamkan mata,tanda sedang berdoa. Di hadapannya ada sebuah lemari kaca yang didalamnya berisi figura kecil dengan seorang wanita yang tengah tersenyum di dalam foto.

Kim Shinji 1977-2017

Jisoo mengakhiri acara berdoanya. Menyimpan bunga mawar putih kesukaan eommanya di samping figura mendiang eommanya. Tersenyum kecil,mencoba mengikhlasan kepergian sang ibu yang sudah tenang di atas sana.

"Eoh?Seokjin Ssi?!"  kaget Jisoo.

Seokjin yang tak menyadari kehadiran Jisoo pun menoleh melihat siapa yang memanggil namanya.

Seketika senyuman tipis terbit dari bibir ranum Seokjin. " anyeong Jisoo Ssi. Mengunjungi siapa?"

"Ibuku. Ini tepat tiga bulan hari kematiaannya." jawab Jisoo tersenyum tipis.

Seokjin merasa bersalah. "O-oh mian. Aku-"

Jisoo terkekeh pelan menyadari jika Seokjin merasa bersalah dan Seokjin mendengar kekehan Jisoo. Seperti kekehan(?)lucu,tetapi mata tak bisa dibohongi. Gadis itu menyimpan kesedihan yang terlihat samar di matanya meski menunjukkan kekehan lucu.

"Ah,kau sendiri sedang apa?"tanya Jisoo penasaran,apalagi melihat setangkai bunga tulip merah yang dibungkus cantik di tangan lelaki itu.

" aku hanya sedang ingin mengunjungi appa." ucap Seokjin sembari mengalihkan pandangannya pada figura sesosok pria berkepala empat di dalam lemari kaca.

Seperti yang dilakukan Jisoo tadi,Seokjin juga menyatukan tangannya sembari memejamkam mata dengan sedikit menunduk.

Jisoo hanya memperhatikan Seokjin yang tenga berdoa. Lalu pandangannya pun tertuju pada seorang lelaki berkepala empat di dalam foto. Melihat seragam yang dipakai lelaki di dalam foto dan topi polisi di samping figura itu,bisa Jisoo tebak lelaki itu dulunya seorang polisi.

Hati Jisoo tergerak. Ia ikut berdoa untuk seseorang yang ada dalam foto itu. Seokjin yang baru selesai berdoa merasa tersentuh ketika melihat gadis di sampinya berdoa dengan khusyuk untuk mendiang ayahnya. Seokjin sudah menduga kalau Jisoo itu sebenarnya gadis yang baik.

***

"Seokjin Ssi. Yang di foto tadi itu siapa?"

Tanya Jisoo menatap Seokjin dengan tatapan polos bak anak umur empat tahun. Seokjin meringis.Jisoo terlalu imut membuatnya gemas ingin menerkam pipi gadis berwajah chuby itu. Jika kalian tidak kenal baik dengan Jisoo, kalian akan disuguhkan tatapan dingin dan menusuk yang bisa membuat kalian gemetar.

Dan sekedara info saja,Seokjin dan Jisoo sudah mulai dekat seminggu ini membuat gadis yang semula berwajah datar itu,kini tak segan segan menunjukan aegyo mautnya.

"Iiiih Seokjin Ssi!"

Tuhkan!tuhan,selamatkan aku dari mahluk imut tapi galak bernama Kim Jisoo. Aku diabetes!monolog Seokjin-didalam hati tentu saja.

"Kan tadi ku bilang itu appa ku. Dia meninggal setahun yang lalu saat bertugas. Polisi mengira itu hanya kecelakaan biasa. Tapi aku merasa itu bukan kecelakaan. Jadi aku bercita cita menjadi seorang detektif."

"Whoaah...Detektif!"

Iya Jisoo ya. Detektif!"

Eh
.

.

.
Jisoo ya
.

.

.
Jisoo ya
.

.

.
Jisoo ya
.

.

.
JISOO YA?!

Seokjin diam. Jisoo diam. J diam. Readers diam. Semua orang diam.g

Jisoo mengedip lucu. "Jisoo ya?"

Seokjin gugup dan was was. Duuh,iya keceplosan. Bisa habis kena amuk Seokjin. Meski sudah seminggu lebih dekat,gadis itu tetap memanggilnya dengan formal.

"Euummm panggil aku Jisoo ah saja."

Seokjin melongo tak percaya. Makan apa gadis itu semalam?fikirnya.

Mungkin ia harus hati hati. Sepertinya Jisoo keracunan fikir Seokjin lagi.

***
Sumpah saya pusing readers nim😭alur cerita ini tuh udah ada. Tapi ngerangkai kata sama nyelingin adegan romantis itu susah#karena saya nggak pernah pacaran. Jadi maaf kalau sedikit dan kurang memuaskan. Vote juseyo~~~

Hold Me Tight[Jinsoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang