~chapter 14~

3.1K 345 2
                                    

Namjoon terdiam. Lidahnya terasa kelu hanya untuk berucap satu kata. Ya atau tidak. Hanya satu kata itu. Tapi Namjoon merasa bingung. Jika ia menjawab iya,Namjoon belum tentu bisa menepati janji dan kata katanya. Tapi Namjoon sendiri tak sanggup berkata tidak. Ia masih terlalu mencintai Jennie.

Sedangkan Jennie hanya tersenyum miris. Ia tahu jawabannya meski Namjoon tak mengatakannya. Lagipula ia tahu Namjoon tak bisa menolak karena memang sebenarnya hubungan merekapun tak direstui oleh ayah Namjoon.

Jennie pun mengelus pelan lengan Namjoon. "Aku mengerti oppa. Kita mungkin tak ditakdirkan bersama. Jadi...mari kita akhiri hubungan ini baik baik ne?biar tidak ada yang tersakiti."

Namjoon melepaskan rangkulannya dileher Jennie tiba tiba. Ia pun duduk dihadapan Jennie dengan menumpu lutut diatas tanah. Emosinya tersulut.

"Kau mau menyerah?! Jennie ya ini bukan akhir segalanya. Kita masih bisa berjuang-"

Jennie menggenggam tangan Namjoon. "Sttt...Namjoon oppa,kalau kita memang ditakdirkan seperti ini kau harus menerimanya ya?kalau kita ditakdirkan bersama aku akan selalu menunggumu disini hingga kau datang dan memulai kisah kita lagi."

Jennie pun melepaskan genggaman tangannya dari Namjoon dan berlalu pergi. Meninggalkan Namjoon yang maih mematung dalam posisinya. Setitik air mata menggenang dimatanya. Ia mencoba melukis senyum pada wajahnya. Ia berfikir,setidaknya,meski menyakitkan mereka menutup kisah mereka dengan akhir yang sedih namun dengan cara baik baik.

***

Jisoo mematut diri didepan cermin. Dress biru langit selutut terpasang apik dibadanya. Wajahnya dipoles make up sederhana yang natural,tetapi tetap cantik.

Ya,Kim Jisoo yang harus cantik malam ini untuk memainkan perannya sebagai boneka. Ia lantas tertawa. Merasa dirinya seperti boneka barbie yang bisa didandani dan digerakkan sipemilik sesuka hati.

Iapun menghela nafas dan menjalankan kursi rodanya yang harus selalu ia pakai karena masih belum bisa berjalan dengan baik.

Jisoo dan sang appapun segera menuju ke restoran tempat pertemuan appa Jisoo dan appa namja yang akan dijodohkan dengannya.

***

Jisoo dan sang appa duduk manis disalah satu meja restoran yang agak privasi. Jantung Jisoo berdegub gugup menanti siapa yang akan dijodohkan dengannya.

Tak berapa lama,seorang pria paruh baya dengan pakaian formal. Dibelakangnya terlihat seorang lelaki yang sepertinya lebih muda. Jisoo tidak bisa melihat jelas siapa lelaki dibalik punggung pria paruh baya itu karena tinggi keduanya hampir sama.

Appa Jisoo pun segera berdiri dan menyambut pria paruh baya itu hangat dengan memeluknya sementara pada si lelaki yang lebih muda sang appa hanya tersenyum dan mempersilahkan mereka duduk.

Jisoo hanya menundukan kepalanya sedikit karena tentu saja,ia masih belum bisa berdiri terlalu lama.

Belum lelaki yang lebih muda itu duduk dengan sempurna,ia terkejut ketika melihat Jisoo begitupun sebaliknya.

"NAJOON?!"

"JISOO?!"

Namjoon dan Jisoo melebarkan matanya terkejut,sedangkan kedua orangtua mereka hanya tertawa melihat tingkah lucu anak mereka.

"Kalian saling mengenal?" tanya appa Namjoon pada Jisoo dan anaknya.

"Kami satu sekolah appa."jawab Namjoon sekenanya.

" waah...mungkin anak kita memang berjodoh Jungsuk!"ucap appa Namjoon yang dibalas balasan yang tak kalah semangat dari appa Jisoo.

Kedua pria paruh baya itupun sibuk dengan rencanapertunangan dan pernikahan anak anak mereka. Sedangkan Namjoon dan Jisoo pergi ke taman yang ada di restoran itu. Keduanya hanya diam sibuk dengan pikiran masing masing.

"Hhh...bagaimana ini Jisoo ah."

"Hm?"

"Kau...dengan Seokjin. Jujur,aku tak mau jadi perusak diantara kalian."

"Yaahh...mau bagaimana lagi. Kita hanyalah boneka tali. Yang di gerakan talinya oleh orang tua kita. Sejujurnya akupun merasa tak enak pada kau dan Jennie." ucap Jisoo sembari menunduk.

***

Seokjin tengah berjalan,ketika sebuah pukulan dari arah belakang membuatnya terjatuh. Ia otomatis langsung menghindar ketika orang berpakaian serba hitam yang tadi menyerangnya kembali melancarkan serangan.

Perkelahian mereka seakan seri karena keduanya sama sama kuat. Orang berpakaian hitam itu lantas mengeluarkan pisau kecil dari balik saku hoodie yang dipakainya ketika melihat Seokjin yang tengah lengah.

"SEOKJIN!AWAS!"

CRATT

"AKH!!"

***
J tau j udh membiarkan cerita ini lumutan ok sebagai gantinya j double up yeyy🎉🎉seneng ngga?seneng nggak?

Dan makasiih bangeett🙇 untuk readers semua yang ngedukung dan ngikutin cerita ini dari awal j harap kalian tetap setia membaca HMT yang j kasih sop iler//eh spoiler klo bentar lagi HMT mau tamat😿😿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan makasiih bangeett🙇 untuk readers semua yang ngedukung dan ngikutin cerita ini dari awal j harap kalian tetap setia membaca HMT yang j kasih sop iler//eh spoiler klo bentar lagi HMT mau tamat😿😿

Hold Me Tight[Jinsoo] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang