"Astaga Jisoo!"
Seokjin segera berlari ke ujung ruang uks tempat kotak p3k berada. Ia segera mengeluarkan sekotak tisu,lalu mengisi mangkuk yang biasa digunakan untuk mengompres dengan air hangat. Tak lupa diambilnya handuk dari lemari untuk menyeka darah Jisoo.
Seokjin menghampiri Jisoo. Dengan telaten ia bersihkan noda darah yang ada di tangan dan sekitaran wajah gadis itu.
Jisoo hanya mengalihkan pandangannya. Tak mampu melihat wajah Seokjin. Perasaan bersalah selalu menghinggapinya ketika ingat apa yang appanya perbuat pada appa Seokjin.
"Soso ah."
Tak ada jawaban. Jisoo hanya menunduk. Tak mau menatap Seokjin barang sedetikpun. Karena setiap melihat pandangan penuh cinta yang Seokjin berikan untuknya,rasa bersalah itu semakin membuncah dalam dadanya.
"Apa yang terjadi hm?"
Jisoo kembali terdiam. Seokjin menghela nafas. Terlampau bingung dengan sikap Jisoo yang seperti ini.
"Baiklah kalau tidak mau menjawab. Tapi sekarang kau harus kerumah sakit."
Jisoo menggeleng. Tapi Seokjin tetap memaksa. "Terserah padamu jika ingin mengacuhkanku. Tapi kumohon,jangan buat aku khawatir." ucap Seokjin dengan nada memohon.
Jisoo pun mengagguk mendengar perkataan Seokjin yang sarat akan kekhawatiran. Jisoo tak bisa membayangkan jika Seokjin tahu appanyalah yang telah membunuh appa Seokjin.
"Kau bisa khawatir padaku saat ini. Tapi bagaimana jika kau tahu yang sebenarnya?"
***
Namjoon hanya terdiam. Mematung,menatap sungai Han yang berkilauan ditimpa terik matahari. Namjoon anak baik baik yang selalu mentaati aturan. Tapi ia memilih membolos pelajaran di jam terakhir untuk menenangkan pikirannya.
Iapun mengambil ponselnya dari saku celana. Membuka galeri dan folder rahasia berisi foto foto dirinya dan juga Jennie. Senyumpun terukir diwajahnya. Senyum perih bak goresan luka di wajah Namjoon.
Ia memikirkan Jennie,Seokjin dan Jisoo juga dirinya sendiri. Secara tak langsung ia membuat tiga hati terluka meski iapun begitu.
Namjoon lelaki kuat. Ia tak pernah menangis lagi sejak terakhir kali kematian neneknya.
Dan ia kembali menangis. Sendirian.
***
Hari ini minggu pagi. Jisoo mengajak Seokjin,Jennie dan Namjoon jogging bersama. Walau canggung satu sama lain mereka saling menikmati acara ini.
Pada pukul sembilan,Jisoo dan yang lain menghentikan acara jogging mereka. Jisoo dan Jennie berbincang akrab begitu juga dengan Seokjin dan Namjoon.
Tapi Jennie dan Seokjin merasa ada yang aneh pada Namjoon dan Jisoo. Seokjin dan Jennie pun membahas kelakuan aneh Namjoon dan Jisoo diperjalanan pulang karena rumah mereka searah.
Seokjin khawatir berharap Jisoo tetap baik baik saja.
***
Ujian kenaikan sudah dekat. Semua murid kelas dua belas sibuk belajar. Hal itu membuat hubungan Seokjin dan Jisoo meregang. Apalagi Jisoo yang sulit dihubungi membuat Seokjin cemas.
Seokjin yang semula sedang belajar pun menjadi tidak fokus
Ia segera menyambar jaketnya dan pergi mengendarai motor menuju kerumah Jisoo.Ckiiitttt
BRAK!
+TBC+
***
Cuma cuap cuap klo alur bakal dipercepat dan ending semakin dekat. Mau tanya dungs readers nim setuju g klo cerita ini dimasukin ke wattys award? meski j g yakin cerita bobrok ini bisa menangin salah satu kategori:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight[Jinsoo]
Fiksi PenggemarYang Seokjin tahu Jisoo adalah gadis berandalan pembuat onar di sekolah. Suatu hari ia melihat sisi lain Jisoo yang membuatnya perlahan lahan merubah pandangannya pada gadis itu.