Suhu Kota Seoul memang tidak main main di musim panas. Jisoo berkali kali menyeka keringatnya. Di tangannya ada sehelai kain yang ia gunakan untuk mengepel dan mengelap barang barang yang berdebu di gudang.
Ketika tengah sibuk berkutat dengan hukumannya,Seokjin datang dengan kain lap di tangannya. Ia pun membantu Jisoo menggosok beberapa barang yang belum tersentuh gadis itu.
"Kenapa kau kesini?" tanya Jisoo dingin dan singkat.
"Tidak. Hanya saja,menurutku Ooh Ssaem tidak adil jika hanya menghukummu saja. Aku juga ikut berteriak tadi." Tutur Seokjin dengan senyuman dan wajah yang menggemaskan.
Jisoo menggeleng. Seberandal apapun dirinya,ia tetap tidak bisa tahan melihat sesuatu yang imut, apalagi jika itu anak kecil.
Untuk menyembunyikan rasa gemasnya Jisoo melanjutkan pekerjaannya dan pura pura tak peduli dengan apa yang dilakukan Seokjin. Biarkan saja,toh pekerjaannya akan lebih mudah,fikirnya.
***
Jika kemarin Seokjin yang merasa sial karena bertemu Jisoo, sekarang giliran Jisoo yang sial karena hampir seharian ini selalu bersama Seokjin.
Pasalnya hujan deras dengan tiba tiba mengguyur kota Seoul yang notabenenya sedang memasuki musim panas. Yang lebih sialnya lagi menurut Jisoo, ia harus terjebak dengan Seokjin di halte karena tak ada satupun bis di halte.
Jisoo kedinginan. Berulangkali ia menggosok gosokan kedua telapak tangannya dan memeluk tubuhnya yang tak memakai jas sekolah karena ia mengira tidak akan ada hujan di musim panas.
Seokjin yang melihat Jisoo kedinginan pun,berinisiatif untuk memakaikan jas sekolahnya pada Jisoo. Jisoo sendiri hanya mencebik sembari berusaha melepaskan jas sekolah Seokjin. Seokjin mendecak. Ia kembali memasangkan jas sekolahnya ke tubuh Jisoo.
Terjadilah pertandingan lepas pakai jas sekolah Seokjin untuk Jisoo,yang dimenangkan oleh Seokjin. Jisoo hanya pasrah,menerima bantuan Seokjin dengan sedikit tidak ikhlas.
Suasana kembali canggung. Jisoo masih enggan menatap Seokjin,apalagi berbicara dengan namja itu.
"Suaramu bagus."
"Kau sudah mengatakan itu tadi."
Jisoo berkata agak ketus pada Seokjin dengan tujuan,membuat Seokjin menjaga jarak dengannya yang berbuah gagal karena Seokjin malah tertawa renyah.
"Cih!apanya yang lucu?kau sudah gila ya tertawa sendiri?"
Seokjin tertawa semakin keras karena menurutnya,ekspresi Jisoo yang sekarang sangat lucu dan menggemaskan membuat Seokjin ingin mencubit pipi Jisoo. Eh(?)
Hujan pun sudah agak reda. Meski hujan belum sepenuhnya reda,Jisoo tetap melepas jas sekolah Seokjin dan mulai berjalan meninggalkan Seokjin sendirian.
Jisoo mendengus lagi. Seokjin mengikutinya dengan pura pura berjalan santai sambil bersiul ketika ia menengok kebelakang.
Jisoo geram. Gunung berapi di kepalanya sudah meletus,dan laharnya siap mengenai Seokjin. Oke,mari kita hitung.
Satu
..
.
Dua
..
.
Tiga
..
.
"KIM SEOKJIN,BERHENTI MENGIKUTIKU!!!"***
Seokjin mengorek ngorek telinganya,memastikan gendang telinganya tidak pecah ketika gadis hutan bernama Kim Jisoo berteriak tepat di telinganya.
Kakinya pun berdenyut denyut karena mendapat injakan gratis,rela dan ikhlas yang sungguh ingin membuatnya menangis saja. Ia berfikir,luar biasa sekali jurus menginjak kaki ala Kim Jisoo. Mungkin lain kali ia harus belajar jurus menginjak kaki dari gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight[Jinsoo]
FanfictionYang Seokjin tahu Jisoo adalah gadis berandalan pembuat onar di sekolah. Suatu hari ia melihat sisi lain Jisoo yang membuatnya perlahan lahan merubah pandangannya pada gadis itu.