Jisoo tiba tiba datang dan merebut pisau yang akan melukai Seokjin itu,mengakibatkan telapak tangannya robek karena memegang pisau itu langsung tanpa alas apapun. Orang berbaju hitam itu kabur saat melihat Jisoo.
"Ya ampun Jisoo. Tanganmu terluka!"
Jisoo memperhatikan luka robek yang tidak dalam tapi panjang hingga mengeluarkan banyak darah. "Tak apa oppa ini hanya luka biasa."
Seokjin mendengus marah mendengar jawaban Jisoo. "Luka biasa katamu!kau tak lihat?tanganmu mengeluarkan banyak darah!"
Ia pun segera menarik Jisoo kemini market terdekat lalau membeli obat yang diperlukan untuk mengobati Jisoo juga membeli makanan ringan seperti roti,keripik kentang dan susu.
Ia taruh semua barang di meja tempat Jisoo duduk agak kasar,efek masih kesal karena Jisoo menyepelekan luka yang harusnya sudah dijahit itu.
Seokjin pun mengobati Jisoo dengan telaten dan hati hati. Beruntung eommanya seorang dokter sehingga Seokjin banyak belajar dari eommanya.
"Chaa...selesai. Ini makanlah. Sini kusuapi."
"Ish,oppa yang sakit tangan kiriku aku masih bisa kok menggunakan tanganku untuk makan." ujar Jisoo sembari mengerucutkan bibirnya,entah sadar atau tidak yang terlihat menggemaskan dimata Seokjin.
"Aigoo. Soso ah marah~"
"Ish,oppa!"
Sore itupun dihabiskan keduanya untuk bersantai bersama.
***
Jisoo melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Beberapa maid menyambut kedatangannya yang dibalas seadanya oleh Jisoo.Pandangan Jisoo tertuju pada ruang kerja ayahnya yang pintu nya sedikit terbuka. Entah karena apa,Jisoo merasa ia harus masuk kedalam ruangan itu.
Jisoopun melangkah ke ruangan kerja appanya tak ada yang spesial selain dindingnya yang berwarna putih gading serta rak rak buku dan berkas yang terlihat rapih diatas meja.
Jisoo hendak keluar dari sang appa ketika satu berkas diatas meja kerja appanya menarik perhatiannya
Kecelakaan 11 Juli 20xx
Bukankah itu tanggal kecelakaan appa Seokjin oppa?
Jisoopun membaca isi berkas itu dengan teliti. Matanya membulat sempurna. Pandangannya kosong bersamaan dengan jatuhnya berkas itu dari tangannya.
Seketika Jisoo ambruk. Matanya berkaca kaca. Bagaimana ia bisa berpacaran dengan Seokjin jika ternyata appanyalah yang menjadi dalang dibalik kematian appa Seokjin
***
Pagi ini Seokjin datang dengan keadaan babak belur. Setelah mengantar Jisoo pulang kemarin sore,Seokjin kembali dikeroyok beberapa pria tak dikenal. Untung saja Seokjin berhasil mengalahkan mereka meski harus mendapat beberapa luka diwajahnya.
Pandangannya yang bebinar cerah bertemu dengan pandangan Jisoo. Seokjin tersenyum. Tetapi senyum Seokjin luntur ketika Jisoo memutuskan pandangan mereka dan pergi menjauhi Seokjin seakan gadis itu menghindarinya. Seokjin pun hanya mengedikan bahu dan berjalan kekelas untuk menyimpan tas.
Bel pun berbunyi Seokjin sudah duduk dengan tenang dan mulai menyimak pelajaran ketika guru datang.
Tapi Seokjin merasa khawatir ketika sadar Jisoo tidak ada dikelas dari duapuluh menit yang lalu. Seokjin memutuskan untuk mencari Jisoo.
"Han Ssaem."
"Ya Seokjin?"
"Aku izin ketoilet."
"Baiklah. Jangan lama lama."
Seokjinpun keluar dari kelas. Langkahnya tergesa untuk mencari Jisoo. Seokjin sudah mengitari gudang,gedung olahraga,lab,atap,ruang musik bahkan ia nekat masuk ketoilet wanita hingga mendapat lemparan sisir yang membuat keningnya memar tetapi Jisoo tetap tidak ada.
Seokjin kalut. Ia merasa tak berguna. Seokjin pun hendak kembali kekelas ketika ia ingat ada satu tempat yang belum ia kunjungi. UKS. Seokjin pun segera berlari ke uks. Ia membuka pintu uks kasar. Dan mendapati Jisoo yang tengah menyeka darah yang keluar dari hidungnya. Bahkan darah itu sudah mengotori baju dan rok seragam Jisoo.
"Astaga Jisoo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight[Jinsoo]
FanfictionYang Seokjin tahu Jisoo adalah gadis berandalan pembuat onar di sekolah. Suatu hari ia melihat sisi lain Jisoo yang membuatnya perlahan lahan merubah pandangannya pada gadis itu.