"Kumohon uisanim rahasiakan saja dari semua orang."
"Tapi Nona Kim-"
"Nan gwenchana."
***
Senyum diwajah Seokjin merekah lebar. Melihat Jisoo yang tertidur seperti tanpa beban membuat hatinya menghangat. Ia mendekati gadis itu pelan pelan,seolah sedikitpun membuat suara akan membuat gadis itu terbangun.
Ia mengelus helaian rambut gadisnya pelan pelan. Begitu lembut penuh perhatian. Banyak yang tak bisa ia ungkapkan dengan kata kata tentang rasa sayangnya pada gadisnya. Jatuh terlalu dalam. Ungkapan itulah yang tepat untuk menggambarkan perasaanya pada gadis itu
Seokjin terkekeh. Ia merasakan sengatan aneh ketika ia memangil Jisoo dengan panggilan'gadisnya'.
Deg!
'Kenapa rambut Jisoo rontok?'
Seokjin memeperhatikan beberapa helai rambut Jisoo yang ada ditangannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Resah dan khawatir menyergap dadanya. Perasaannya tak enak entah karena apa. Ia pun menghela nafas berusaha berpikir gadisnya itu baik baik saja.
Saking asiknya melamun,Seokjin tidak menyadari jika gadis itu telah terbangun,dan kini tengah memandanginya.
"Seokjin ah."
"Eoh. Kau sudah bangun. Adapa hm?apa kau ingin sesuatu?" Seokjin bertanya sembari mengulas senyum terbaiknya untuk Jisoo.
Jisoo hanya menggeleng lemah. "Ani. Aku hanya memanggil."
"Ah~begitu."
Jisoo mengangguk sembari mengusel di dada Seokjin.
"Hmm...tapi aku sudah memiliki panggilan sayang untukmu. Apa soso juga tidak mau memanggilku dengan panggilan sayang hem?"
Jisoo sedikit memdongak untuk menatap Seokjin. Ia pun memasang raut berpikir yang menggemaskan--menurut Seokjin--,yang membuat Seokjin menjawil hidung Jisoo gemas.
"Emm... Bagaimana kalau Jinie?"
"Aigoo. Apa ada yang lain?"
"Hem...Chagi?"
"Ani!"
"Terus apa dong?"
Jisoo berpikir lagi. "Ah!"
"Kkamjjagia!"
"Hehe. Mian. Bagaiman kalau aku memanggilmu oppa?"
"Oppa?"
"Iya,oppa. Karena setauku kau lebih tua dua bulan dariku."
Seokjin kembali tersenyum. Kali ini,ia mengusak rambut gadis itu hingga sedikit berantakan. Ia senang. Sangat. Jisoo tampak sungguh bahagia hari ini,meski wajahnya semakin pucat.
"Baiklah. Panggil aku oppa ok?!"
"Hm!oppa~"
"Hehehe. Ya sudah. Aku pulang dulu oke?"
"Hm!hati hati oppa."
Cup
Seokjin mengecup kening Jisoo dan bebisik diatas kening gadis itu. "Bye Soso."
"OPPA!"
Seokjin terkekeh lalu menutup pintu ruang rawat gadis itu.
Senyum Seokjin memudar. Ia menyandar di daun pintu ruang rawat Jisoo. Banyak hal yang berkelebat di pikirannya. Ia takut. Takut akan satu hal. Gadis itu yang meninggalkannya,atau ia yang akan meninggalkan gadis itu.
***
Jisoo meremas selimut yang menutupi sepanjang paha hingga kakinya erat. Ia memandang benci sosok tegap dan berwibawa dihadapannya.
"Mau apa lagi appa kesini?"
"Segerelah sembuh. Aku akan memperkenalkanmu dengan seseorang."
"Ah,aku tau. Perjodohan. Apa aku salah?" Jisoo menatap lekat lelaki yang berstatus appanya itu. Perasaan yang campur aduk tersirat dari mata itu.
Sang appa yang ditatap seperti itu hanya mengalihkan pandangannya,walau kesan angkuh diwajahnya tak kunjung lenyap.
"Mungkin...aku memang tak kau harapkan,tak eomma harapkan...tak ada yang mengharapkanku. Tapi bisakah kau melihat aku sebagai darah dagingmu,tak bisakah?" air mata mulai menganak sungai dipipi Jisoo. Jujur,ia tak berharap lebih selain kasih sayang yang tulus dari sang appa. Hanya itu. Sederhana,tapi seperti tak mungkin digapai.
"Aku hanya ingin kau sayangi dengan tulus,dihargai,dan merasa dilindungi. Aku bukan alat. Aku Kim Jisoo ANAKMU!!!"
BRAK!!!
Jisoo terisk hebat. Tangisnya pecah ketika appanya keluar dari ruang rawatnya begitu saja. Ia merasa hancur.
Taakan ada yang bisa melawan kehendak appanya. Kini ia tahu mengapa appanya mengincar Seokjin dan mengancamnya.
'Seokjin ah,tenang saja aku akan melindungimu'
***
Haaaii j back. Ok maaf late up,cerita yg g panjang dan mungkin kurang menarik. Dimohon ngerti kondisi j yang masih sekolah dan juga kondisi j yang menurun akhir akhir ini juga j yang males ngedit ulang. Ok spoiler nih yaa. Ada sebab lain kenapa ayahnya Jisoo mau nyelakain si Seokjin. Ok stay tune and keep voment yeorobun~
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight[Jinsoo]
Fiksi PenggemarYang Seokjin tahu Jisoo adalah gadis berandalan pembuat onar di sekolah. Suatu hari ia melihat sisi lain Jisoo yang membuatnya perlahan lahan merubah pandangannya pada gadis itu.