Seokjin berbaring di kasur empuknya. Setelah kejadian tadi,ia pulang dan diceramahi eommanya karena pulang terlambat dan melewatkan makan malam.
Selain itu,fikirannya kini beralih kepada gadis paling barbar yang pernah ia temui,Kim Jisoo. Apa tujuan gadis itu menolongnya?
***
Jam pelajaran sudah dimulai,tetapi Seokjin harus berkeliaran di lorong sekolah karena ia harus mencari remaja yang membolos dari kelas bernama Kim Jisoo.
Padahal jam pelajaran yang sedang berlangsung ini,adalah jam pelajaran kesukaannya. Jika bukan karena tanggung jawab sebagai ketua kelas,Seokjin taakan mau repot repot mencari gadis barbar itu.
Seokjin menghentikan langkahnya di tangga yang terhubung langsung dengan rooftop. Telinganya samar samar mendengar suara nyanyian. Lembut dan merdu.
Seokjin yang penasaran pun,menaiki tangga dengan perlahan. Begitu pintu rooftop ia buka,ia bisa melihat siluet sosok yang ia cari.
Senyum Seokjin merekah begitu saja. Ia merasa tuhan sedang begitu baik padanya.
"Kim Jisoo!"
Nyanyian Jisoo terhenti karena ia merasa seseorang memanggil namanya. Ia pun berbalik dan melihat Seokjin berada tak jauh dari pintu rooftop.
Jisoo memilih mengabaikan Seokjin, dan kembali menikmati hamparan langit disertai semilir angin. Seokjin mengambil tempat di samping Jisoo, penasaran akan apa yang gadis itu lihat.
"Kenapa kau ada di sini?" Jisoo tampak tak suka dengan kehadiran Seokjin di sisinya. Ia menggeser duduknya hingga menciptakan jarak di antara mereka.
"Terimakasih."
"Untuk apa?"
"Karena menyelamatkanku kemarin."
"..."
"Suaramu juga bagus."
Deg!
Jisoo merasakan perasaan senang saat Seokjin memujinya. Tetapi ia terdiam lagi. Ia taakan bangga hanya karena sebuah pujian.
"Apa maumu?"
"Maksudmu?" Seokjin memandangi Jisoo dengan tatapan heran. Ia selalu tak mengerti apa yang gadis itu bicarakan.
"Cih!semua orang juga begitu. Mereka mendekatiku,memujiku lalu pura pura peduli padaku. Pada akhirnya ketika mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan mereka menjauhiku lagi. Begitu juga kaukan?"
"T-tapi aku-"
Jisoo berlari ke pintu rooftop. Kali ini,Seokjin merasa harus mengejar Jisoo. Terjadilah aksi kejar kejaran antara Seokjin dan Jisoo."
"Jangan kejar aku!PERGI!"
Aksi kejaran kejaran diantara mereka terus terjadi. Bahkan mereka secara tak sadar berteriak teriak di koridor sekolah di tengah jam belajar.
Lari Jisoo melambat membuat kaki panjang Seokjin dapat menyusul langkah Jisoo.
Bruk!
Jisoo mengerjap ngerjapkan matanya. Jisoo yang hampir terjatuh kedepan berhasil ditangkap oleh Seokjin sebelum menyentuh lantai.
Posisi Jisoo yang seperti sedang dipeluk Seokjin dari belakang pun tertangkap oleh mata Ooh Ssaem yang notabenenya adalah guru BK.
"Kim Jisoo!Kim Seokjin!keruanganku SEKARANG!"
***
"Bisa jelaskan apa yang terjadi,nona dan tuan Kim?"
Jisoo hanya bersikap tak acuh,sedangkan Seokjin berusaha bicara walau ia sungguh takut. Ini pertama kalinya ia masuk ke ruang BK.
"Ah begini Ssaem. Aku minta maaf telah membuat keributan di jam belajar. Dan untuk adegan yang...Ssaem kira kami sedang berpelukan itu salah paham. Aku disuruh Jung Ssaem untuk mencari Kim Jisoo, tetapi saat sudah kutemukan dia malah hendak kabur. Saat aksi kejar kejaran,tiba tiba dia hampir jatuh,jadi aku menangkapnya begitu."
Ooh Ssaem tampak berfikir sebentar. "Baiklah. Untuk adegan pelukan itu saya maafkan. Tapi untuk berteriak teriak dikoridor. Kim Jisoo akan saya hukum membersihkan gudang sekolah sepulang sekolah nanti. Seokjin,bawa Jisoo ke UKS,dia memang terlihat pucat. Sekarang kalian boleh pergi."
"Nde Ssaem."
Seokjin berusaha memapah Jisoo, tetapi tangannya selalu di tepis oleh gadis itu. Seokjin pun hanya bisa pasrah. Ia juga tak bisa memaksa.
Grep!
Tubuh Jisoo kembali limbung dan hampir terjatuh lagi. Untungnya Seokjin bisa dengan sigap menangkap Jisoo kembali.
Seokjin tak menghiraukan perlawanan Jisoo dan terus memapahnya sampai ke UKS. Di sepanjang jalan,Seokjin tertawa kecil. Gadis barbar ini gengsian rupanya.
"Ya,Kim Seokjin!apa yang kau tertawakan hah?mau ku pukul?"
"Silahkan saja. Toh,pukulanmu taakan terasa. Memang orang yang sedang lemas bisa memukul?"
"Ish!"
Jisoo yang kesal pun mencubit pinggang Seokjin. "Aww!baiklah,baiklah aku diam. Dasar gadis barbar."
"Cih!barbar katanya,dasar kutu buku."
***
Detik jam mengisi keheningan diruangan serba putih yang biasa disebut UKS. Seokjin harus melewatkan jam pelajaran lagi karena ditugaskan Han Ssaem selaku penjaga UKS untuk menjaga UKS. Dan sialnya,ia harus kembali berduan dengan Jisoo si gadis barbar.
Seokjin menghidangkan teh yang ia buat untuk Jisoo. Jisoo hanya mendiamkan Seokjin dengan berbaring membelakangi Seokjin. Seokjin mendengus.
"Kau ini kenapa?aku sudah rela membantumu."
"Kenapa mau membantuku? Lusa kemarin aku menghajarmu. Apa kau mau sesuatu dariku?katakan saja tidak usah bertele tele. Kau juga sama kan seperti mereka,atau kau mengambil kesempatan dalam kesempitan karena aku tidak bisa menghajarmu."
"Aku tidak bermaksud begitu. Aku hanya ingin membalas budimu kemarin karena kau menyelamatkanku."
"Aku sedang berbaik hati Kim Seokjin. Kau tentu tahu apa yang orang orang katakan. Jauhi monster yang bengis dan kejam seperti aku dan hiduplah dengan damai. Aku hanya bisa merusak kebahagiaan orang lain."
"Tapi kau bukan monster!"
Entah kenapa Seokjin tak terima jika Jisoo berkata begitu. Ia sangat tak suka dengan orang yang rendah diri. Jika Kim Jisoo adalah seorang monster yang bengis dan kejam,maka ia sudah berakhir kemarin.
Jisoo hanya diam tak berkata kata lagi. Ia tak mau peduli. Ia nyaman denga keadaannya yang sekarang.
Seokjin jadi merasa prihatin. Bisa Seokjin lihat,dibalik sifat berandalannya,Jisoo menyimpan sisi lain yang begitu rapuh. Ia juga jadi penasaran dengan kehidupan Jisoo.
Aku taakan membuka hatiku untuk orang lain. Karena kini aku sadar, Lebih baik ditakuti daripada dicintai
---
Saya back lagi dengan cerita baru. Hehe saya ngebut ditengah sekaratnya kuota#yaelah curhat. Oke,utang saya lunas yaa,saya udah ngehapus bitter sweet dan sebagai gantinya saya bikin cerita ini. Vomentnya Juseyo😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight[Jinsoo]
FanficYang Seokjin tahu Jisoo adalah gadis berandalan pembuat onar di sekolah. Suatu hari ia melihat sisi lain Jisoo yang membuatnya perlahan lahan merubah pandangannya pada gadis itu.