Udh dulu ah part mesra mesraannya waktunya konflik! Maaf kalau j lama lagi upnya yaa. Kalau terlalu keliatan,kalian bakal nemuin spoiler kok di beberapa chapter hehehe. So,j harap kalian menghayati dan menikmati setiap episode HMT. Happy reading!
***
Bruk!
"Hhhh~aku pasti bisa!ayolah Kim Jisoo,tunjukan bahwa kau tidak lemah!"
Jisoo sedang menjalani terapi berjalan pasca operasi. Ini sudah menjadi yang kedelapan kalinya ia jatuh hari ini. Meski begitu,Jisoo sudah berhasil setidaknya meniti lima langkah.
Ia memutuskan untuk istirahat sebentar disalah satu bangku panjang yang ada disana. Peluh membanjiri tubuhnya. Jisoo pun mencoba menghilangkan rasa bosan dengan melihat beberapa pasien lain yang juga sedang menjalani terapi.
Tiba tiba,sesuatu menghalangi pandangannya hingga Jisoo hanya dapat melihat gelap. Ia pun mengambil benda yang menghalangi penglihatannya.
Ia langsung mendengus kesal ketika tahu benda itu handuk yang Seokjin sediakan untuk mengelap peluhnya. Seokjin sendiri sedang tersenyum bodoh kearahnya sembari menyodorkan sebotol air mineral pada Jisoo.
"Gumawo oppa."
"Hmm. Apa kau lelah?"
Jisoo nyengir. "Hehehe. Tentu saja tidak!aku harus segera sembuh dan mengawasi Seokjin oppa!"
Seokjin mengerutkan kening,pertanda bingung. "Mengawasiku?memangnya kenapa aku perlu diawasi?"
"Seokjin oppa itu terkenal. Banyak perempuan yang suka. Kalau nanti ada yang menggoda oppa bagaimana?"
"Ahahahaha. Tenang saja Aku kan hanya mencintaimu soso ah. Jadi,jangan khawatir ne?memiliki semangat untuk cepat sembuh itu bagus,tapi jangan memaksakan diri." ucap Seokjin sembari mengelus kepala Jisoo sayang.
Jisoo hanya mengangguk. Tanpa Seokjin tahu,ia tersenyum sendu.
"Ah iya soso ah. Kapan kau bisa pulang hm?"
Jisoo menyenderkan kepalanya di bahu Seokjin. "Aku ingin bisa cepat pulang. Tapi aku harus bisa berjalan normal dulu,setidaknya berdiri tegak. Tapi aku belum bisa. Jadi sepertinya belum bisa cepat keluar dari rumah sakit." tutur Jisoo sedih.
"Aigoo...soso ah. Jangan sedih ne?aku akan selalu disini. Menemanimu setiap saat. Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi."
"Hmm. Gumawo oppa,saranghaeyo." ungkap Jisoo sembari memeluk Seokjin dengan erat,seakan tak mau kehilangan Seokjin sedetikpun.
"Nado." balas Seokjin sembari membalas pelukan Jisoo,menyalurkan seluruh rasa cinta yang dimilikinya pada gadis itu.
'Aku harap kau menepati janjimu Seokjin ah. Walau aku tidak bisa.'
***
Dua orang lelaki paruh baya kini tengah asyik berbincang sembari memakan makan siang mereka dengan khidmat disebuah restaurant.Sesekali keduanya tertawa karena merasa ada beberapa hal lucu dalam pembicaraan mereka.
"Namhyuk ah,bagaimana?apa kau sudah memberitahu putramu tentang perjodohan itu?"
"Ahahahaha. Tenanglah Jungsuk ah. Aku sudah memberitahunya,dan dia pasti setuju. Kau sudah tak sabar berbesan denganku eoh?"
"Ahahahaha." tawa keduanya pun kembali terlantun.
"Ah iya. Semoga anakmu cepat sembuh ne?agar kita bisa segera mempertemukan anak anak kita dan membahas jadwal pernikahan."
"Terimakasih. Aku akan mengabarkanmu jika anakku sudah sembuh dan siap untuk bertemu dengan anakmu."
***
Mentari sore. Tak terlalu panas dengan disertai hembusan angin lembut yang nyaman. Lembayung senjapun mulai terlihat meski hanya guratan samar.
Jennie berada di taman. Menunggu Namjoon yang sudah telat dua menit dari janji mereka bertemu.
Jennie pun mengedarkan pandangannya. Raut khawatir terpampang jelas di wajahnya. Ia takut kekasihnya itu tak datang karena suatu hal.
Tiba tiba ada yang merangkulnya dari belakang. Jennie tersenyum. Ia tahu itu Namjoon.
Jennie tersenyum dan memukul lengan yang melingkar disekitar lehernya pelan"ish,kenapa oppa lama sekali?aku khawatir tahu. Takut oppa kenapa napa dijalan."
"Hehehe tadi oppa terjebak macet dijalan mian ne?" Namjoon hanya tertawa pelan dan menjawab seadanya.
"Ah,oppa. Aku...ingin bertanya sesuatu"
"Ada apa hm?"
"Apa...kita akan berpisah karena kau dijodohkan oppa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hold Me Tight[Jinsoo]
FanfictionYang Seokjin tahu Jisoo adalah gadis berandalan pembuat onar di sekolah. Suatu hari ia melihat sisi lain Jisoo yang membuatnya perlahan lahan merubah pandangannya pada gadis itu.