4.3 PACAR part 1

225 25 2
                                    


Waktu hari pertama gue masuk kelas, gue dipilih sebagai ketua kelas. Temen-temen kelas gue yang baik hati melihat kesempatan ini untuk membantu gue, dan mereka memilih Chirsta sebagai wakil ketua kelasnya. Terimakasih banyak teman-temanku, semoga amal dan ibadah kalian nantinya di terima.

Kata siapa kalau cowok gak bisa ngode? Setelah menjadi pecundang professional dalam hubungan percintaan, gue udah merumuskan suatu kode yang bakalan bisa melihat jelas tingkat ketertarikan cewek kepada kita. Yaitu bilang aja "aku suka liat cewek yang rambutnya dikuncir." Jika si cewek menguncir rambutnya, berarti dia suka sama lo, jika gak ada yang berubah dari si cewek, berarti dia gak tertarik sama lo, dan jika si cewek tiba-tiba gundulin rambut, berarti itu isyarat bahwa dikehidupan yang sekarang, udah mustahil dapetin si cewek ini. Gue juga pernah melakukan hal seperti ini kepada Christa. Alhasil? Besoknya Christa nguncir rambut selama beberapa hari.

Walaupun begitu, bodohnya gue adalah gue dulunya terlalu pemalu. Gue emang cerita kalau hari-hari gue berwarna waktu gue ngedeketin Christa di kelas 1 SMP, tapi yang belum gue kasih tau adalah, GUE GAK PERNAH NGOMONG SECARA LANGSUNG DEGAN CHRISA SELAMA GUE NGEDEKETIN DIA. Iya maafkan kecupuan gue ini yang telah membuat kalian kecewa.

Selama menjadi ketua kelas, gue bahkan gak berani ngomong sama wakil gue sendiri. Gue selalu nyuruh orang lain untuk mengirimkan pesan dari ketua ke wakilnya. Walaupun begitu, gue tetap SMS-an dengan Christa tiap harinya. Untuk mempersingkat cerita gue akhirnya berhasil jadian dengan Chirsta 2 minggu setelah kelas 8 di mulai.

Inilah yang terunik dari cerita gue dengan Chirsta. Detik-detik bagaimana gue bisa jadian sama dia.

Waktu gue lagi nonton tipi dikamar bareng kedua orang tua gue. Gue duduk di lantai yang terasa dingin, di sebelah kanan gue ada lantai yang juga terasa dingin dan begitupun di sebelah kiri gue. Kamar gue emang penuh lantai... sekarang pertanyaanya kenapa gue cerita tentang lantai? Hal ini di karenakan gue waktu itu beranggapan bahwa lantai adalah penyebab Christa bete dengan gue.

"kamu waktu itu kayanya asik banget ngobrol sama cewek didepan kelas"

"hah enggak kok, asikan SMS-an sama kamu"

"bohong"

"bener ta... kalau gak percaya, apakah aku perlu pergi ke bulan dan memetik rembulan untuk kamu, dengan bintang sebagai saksinya, supaya kamu percaya?"

"halah gombal"

"kok kamu jadi bete gitu sih?"

"enggak bete kok"

"lah itu bete, kamu mau aku ngapain deh biar kamu gak bete lagi?"

"disana ada lantai?"

"ada.... kenapa?"

"aku lagi kesel sama lantai itu, coba kamu jedotin kepala kamu 3x ke lantai, itung-itung balesin dendam aku!" inilah alasan gue cerita tentang lantai!

"yah... Gak gitu juga ta... gak kasian sama aku?"

"kamu inget gak waktu itu kamu ngomong apa sama aku?"

"yang bapak aku kemarin gak sengaja ngomong sama orang gila bukan?"

"BKN" dia cuma bales dengan 3 huruf yang gue rasa menyimpan perasaan yang sangat kuat.

"oh waktu aku bilang kamu gendutan? Itu aku muji kok, abisnya aku suka liat pipi kamu jadi tambah tembem"

"BUKAN YANG ITU. GUE BETE AH" kalau kalian memperhatikan, Christa yang pertama kali membuat gue SMS pakai aku kamu sama dia, di awal SMS-an gue menggunakan kata-kata 'gue', 'lo', tapi dia menggunakan aku kamu, Christa kalau lagi marah sama gue pasti mendadak pake 'gue', 'lo' juga. Jadi gue tau waktu itu Chirsta bener-bener marah.

"aku gak tau, yang mana sih ta?"

"tentang perasaan lo ke gue"

"iya aku waktu itu kan udah bilang aku suka kamu"

Gue emang sempet ngomong kalau gue suka sama dia, tapi suatu hal yang pasti dan gue ingat adalah, gue gak pernah nembak dia secara langsung.

"ooh gitu"

GUE GAK NGERTI KENAPA DIA TIBA-TIBA BALES KAYAK GINI SETELAH BERDEBAT SEPANJANG ITU DENGAN GUE

"kamu kenapa sih? Masih marah ya aku bilang gendutan?"

"tau ah"

"jadi aku waktu itu ngomong kamu gendutan, cuma pengen muji kamu kok, aku suka pipi kamu yang tembem ta"

"makan tuh tembem"

"yah gimana caranya, masa aku makan kamu"

"IH NYEBELIN"

"iya maaf..."

"aku liat kamu ngobrol sama cewek kemarin. Kamu jangan ngobrol sama cewek itu lagi ya?"

"yang kemarin pake baju merah?"

"iya yang itu, aku gak suka"

"TA.... DIA KAN MAMA AKU, WAKTU ITU LAGI ADA URUSAN KE SEKOLAH"

"maksut aku yang 2 hari lalu"

"yang pake baju batik?"

"iya"

"TA...... ITU KAN GURU BIOLOGI KITA, BU JO. Kemarin dia ngingetin aku supaya temen-temen yang lain, duit buat bayar LKS-nya jangan sampai dipake buat beli voucher PB"

"eh aku gak liat, kalau gitu yang waktu itu, anak kelas sebelah"

"ya ampun ta, dia kan cuma temen aku"

"kamu masih suka sama aku ga?"

"masih sih, kenapa? kok tiba-tiba nanya?"

"yauda aku nerima kamu. Mulai sekarang kita jadian"

"hah? Gimana maksutnya?"

"iya, kita jadian"

"hmmm. Berarti aku boleh panggil kamu sayang dong?"

"boleh"

"kalau cinta?"

"boleh"

"kalau panggil beb?"

"terserah kamu mau manggil aku apa"

"yauda, sebutan sayang kita sekarang raden sama mbok ya?"

"kamu mau kita putus?"

"hehehe becanda. Makasih loh udah mau sama aku, kalau udah insaf bilang aja nanti. Aku ngerti kok"

YEAY AKHIRNYA PUNYA PACAR! TAPI KOK...

The Pisbak [SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang