4.16 ZITHA part 3

166 21 0
                                    


Zitha bener-bener mesen makanan dari stand gue, dan bodohnya gue adalah... Setelah Zitha mesen, gue lanjut jualan. Cowok macam apa gue, bahkan gue melihat Zitha akhirnya makan sendirian. GUE GAGAL SEBAGAI COWOK, dan semakin gue pikirin, semakin gue sedih melihat betapa bodohnya gue waktu itu. Maafin gue zit.

Bukan pertama kalinya gue bertindak bodoh didepan Zitha. Masih ingat cerita gue di bab sebelumnya tentang MSS? Zitha adalah orang yang menjadi penanggung jawab acara classmeeting waktu itu.

Awalnya gue mengira bahwa Zitha bakal marah dengan gue karena masalah MSS, tapi ternyata enggak. Seminggu setelahnya Zitha baru main twitter untuk pertama kalinya setelah gue suruh berkali-kali untuk main twitter, dan tweet pertamanya adalah mention ke gue! gue ingat persis kalau isinya gini "mau dong ikutan VO (Vincent Omega) @vincdels" gue emang sempet cerita tentang VO ke Zitha, tapi gak disangka tweet pertamanya itu ke gue, untuk menjaga image cool gue. akhirnya gue bales "iya nanti ya kalau sempet hehehehe @Zithaaa".

(VO adalah sebutan untuk tempat bimbel yang gue buat sewaktu SMA, jadi gue sering ngundang temen-temen gue untuk belajar bareng dirumah gue. gue emang gak pinter-pinter banget, tapi mengingat level kepintaran temen-temen gue yang setara dengan bocah SD yang baru belajar sempoa, gue rasa gue bakal bisa ngajarin banyak hal ke mereka.)

Waktu itu gue lagi seneng bales-balesan mention dengan Zitha, sampai sodara gue yang masih kecil dan kayak setan gangguin gue main hape. Sodara gue ini masih sekitar kelas 1 SD kalau gak salah, dan dia seneng banget sama cerita hantu. Oke, mari kita anggap nama sodara gue adalah Natan, singkatan dari Naldo (nama aslinya) dan setan.

Selama gue mainan twitter, si Natan gak berhenti-berhentinya cerita tentang seluruh hantu yang ada di Indonesia. Selama dia berbicara, yang gue denger cuma kuntilanak itu sebenernya cewek bukan cowok, tuyul itu kalau lagi menghilang susah keliatannya, sampai suster ngesot yang kalau lagi ngesot gak perlu rem tangan. Sebenernya masih banyak lagi informasi gakjelas lainnya yang gue dapet dari Natan, dan karena gue gak peduli dengan cerita dia, akhirnya gue memutuskan untuk nakut-nakutin dia.

"Zit, pura-pura jadi genderuwo ya. Buat nakut-nakutin sodara gue yang bocah" kata gue di chat.

"Hah maksutnya apa?"

"Nanti gue jelasin, pokoknya jadi genderuwo aja!"

"Hahahaha apadeh, yauda mana sini sodara lo!" setelah itu, gue langsung menelpon Zitha lewat line free call.

"Nih!" lalu telponnya gue kasih ke sodara gue dan yang terjadi adalah "AUFBLISADBVLSJDVLIUDVILjdbviusdabv" kira-kira itu yang dikatakan sodara gue sambil melempar hape gue.

"Dia takut zit! Acting lo bagus!!!"

"Hahaha apaan sih! Orang gue belum ngomong"

"Hahaha gakpapa yang penting sekarang dia diem!"

"Hahaha dasar kakak yang jahat"

"Mbak genderuwo, besok gue main ke rumah ya? Minggu depan udah ret-ret (ret-ret gereja, bukan ret-ret sekolah) soalnya, takut kangen nanti!"

"Oooh yauda gakpapa, main aja. ini Chiko juga kangen kayaknya."

"Pemiliknya enggak?!"

"Hahaha pemiliknya kan genderuwo!"

"Hmmm bener juga, yauda besok ya gue kesana!"

"Siap bosqu"

Keesokan harinya gue dateng ke rumah Zitha sepulang sekolah. Sewaktu gue dateng, gue melihat Zitha sedang kebingungan di depan pagar tetangganya, dan sepertinya Zitha gak sadar waktu gue dateng. Gue memarkir motor gue agak jauh dari tempat dia kebingungan, lalu dengan mengendap-endap gue deketin dia dari belakang.

The Pisbak [SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang