5.9 SALAMKU DARI PUNCAK MERBABU #2

159 21 0
                                    

Besok harinya kita ngelanjutin perjalanan ke puncak Gunung Merbabu, gue kira kita udah deket ke puncak, tapi ternyata gue salah total. Kita masih membutuhkan waktu 5 jam kesana dan medan yang gue tempuh lumayan sulit karena terbukti dari Tonggo dan Verno yang akhirnya balik ke camp-2 karena kecapean, dan sekarang sisa gue ber-4 yang masih lanjut jalan ke puncak. Setelah kita udah deket puncak, ternyata gue masih harus melewati jembatan setan yang sangat mengerikan. Kalau kalian mengira gue lebay, kalian boleh search di google "jembatan setan Gunung Merbabu", itu bener-bener setan.

Bentuknya mirip dengan rintangan yang ada di Benteng Takeshi, tapi bedanya kalau kalian jatuh di Benteng Takeshi, paling kalian cuma bengep dikit karena jatuh ke kasur super gede, nah kalau kalian jatuh di sini hidup kalian pasti hancur. Tapi yang gue maksud jembatan setan ini bukan jempatan beneran loh ya. Tapi lebih ke jalan sepetak kecil di samping tebing yang harus kita lewati dengan jalan miring karena kalau kita jalan lurus, jalannya gak muat.

Sumpah gue takut banget di awal, lalu ketika itu Rio dengan bijaknya berkata kepada gue "lo liat, kita udah deket puncak, sayang banget kalau lo berenti disini" setelah mendengar omongan Rio, gue langsung semangat tetep takut, iyalah taruhannya nyawa coy.

Lalu setelahnya ada lagi suara yang mengatakan "udah lo jangan cupu, buruan... nanti gue bantuin" oleh Joseph, anehnya setelah mendengar omongan Joseph gue langsung semangat.

Iya gue lebih takut di katain cupu waktu itu dari pada kehilangan nyawa, motivasi gue ternyata sebatas supaya gak di katain cupu doang.

Setelah berhasil melewati jembatan setan tanpa ada bagian tubuh yang gue yang hilang, gue pun akhirnya sampai di puncak. Walaupun dingin banget disini, tapi gue rela berlama-lama duduk dan bersantai di sini untuk menikmati keindahan pemandangannya.

"gue akan hidup bebas mulai sekarang. Gak peduli apa kata orang, yang penting gue hepi!" kata gue ke yang lain waktu di puncak Gunung Merbabu.

"kalau gue, gue pengen kita kayak gini terus sampai tua nanti! Dan gue pengen kita semua bisa menjadi orang sukses!" kata Raka.

"boleh stop pembicaraan kayak gini gak?! Gue takut nanti di antara kita malah ada yang ciuman!" tambah Joseph.

Tiba-tiba Rio teriak "WOOOOOOOOOOOOOOOOHOOOOOOOOOOOOO MANTAPPPPPPPPPPP!" dari puncak gunung dan disambut dengan teriakan masing-masing dari kita lagi.

Disini gue menyadari bahwa Indonesia itu begitu luas dan indah, gak pernah terpikirkan oleh gue sebelumnya kalau gue bisa melihat pemandangan dari atas awan setelah bercucuran keringat dan usaha agar sampai disini. Benar-benar indah.

Awalnya gue pergi kesini memang hanya sekedar menghabiskan waktu sampai pengumuman aja, tapi sialnya... sekarang gue udah terlanjur jatuh cinta dengan atmosfir pendakian gunung. Dingin yang menusuk, keringat, kaki yang lebam, kulit yang lecet, punggung yang lemas, kulit yang terbakar, dan segala hal lainnya... Gue pasti akan selalu merindukan hal-hal seperti ini.

Mereka bilang kesenangan itu ketika kita punya duit, keluarga, rumah, dan mobil. Kalau memang kata mereka itu benar, lalu bagaimana cara menjelaskan perasaan gue sekarang?

Hal yang pertama kali teringat setelah diatas sini adalah gue udah berjanji mau ngasih tulisan ke Zitha kalau gue udah sampai puncak. Gue pun membuat tulisan dan menyuruh salah satu temen gue foto. Setelah puas, gue pun ngambil beberapa foto bareng Rio, Raka, dan josep. Setelah itu gue turun balik ke camp-2.

Selagi gue turun, matahari yang awalnya masih terang tiba-tiba menjadi gelap seakan-akan sedang mengintip kita yang kelelahan. Gue dan yang lain terpaksa untuk memakai senter yang sudah kita persiapkan. Kampretnya adalah, dari ke empat orang yang kepuncak, cuma 1 orang yang bawa senter. Kita pun harus berjaan sambil meraba-raba dan sempet kepeleset lebih dari jumlah total banyaknya ujian yang gue ikuti selama SMA, banyaklah pokoknya, bahkan Rio sampe harus megang ranting buat jalan.

Setelah 2 jam berjalan menuruni gunung, gue melihat ada banyak lampu remang-remang yang mengarah ke mata kita masing-masing, dan setelah mendekat ternyata lampu tersebut berasal dari orang-orang yang lagi nyariin kita. Belakangan gue tau kalau Tonggo dan Verno yang sedang menunggu di camp-2 mengira bahwa gue, Raka, Joseph, dan Rio menghilang, ataupun dimakan beruang disana.

Setelah sampai di camp-2, gue dan yang lain langsung istirahat dan memulihkan tenaga. Pagi harinya Tonggo kebagian tugas memasak makanan. Sebenernya bukan kebagian tugas sih, tapi dia doang yang mau di suruh masak makanan (yang lain mending tidur di tenda karena dingin banget). Makanan pun sudah jadi setelah hampir setengah jam gue menunggu. Setelah gue mencoba mendekat dan melihat... gue baru menyadari bahwa ada sesuatu yang salah disini. Gue gak tau dia masak apa. Bentuknya putih, lengket, dan teksturnya sangat tidak jelas.

"itu nasinya, ini mienya, ini piringnya." Kata Tonggo.

'oh itu nasi' pikir gue.

"Eh tunggu, itu nasi makanan pokok rakyat Indonesia? Nasi yang berasal dari padi kan? Lalu kenapa bentuknya kayak gitu?!" tanya gue sambil ngeliat masakan putih tadi.

"udah lo gak usah lebay, makan aja biar kuat" bales sang juru masak. Kata orang, kita dapat melihat sosok asli seseorang ketika kita naik gunung. Iya, gue adalah tukang mengeluh. Tapi...

Pernah gak sih kalian makan nasi yang lembek banget tapi belum jadi bubur dan ternyata masih keras di dalemnya? Itu nasi yang harus gue makan, tapi mendengar Pak Tani bisa nangis kalau nasi gak dimakan (dari nyokap gue), gue pun memutuskan untuk tidak membuat Pak Tani nangis dan memakan makanan seadanya.

Setelah kita makan layaknya kuli habis ngebangun gedung sekolah swasta, satu buah mobil pick-up kita sewa untuk mengantarkan kita balik ke stasiun kereta. Perjalanan gue ke Merbabu pun selesai sampai sini. Gue pulang dengan berjuta pengalaman baru dan sebuah kebanggaan dalam diri sendiri. Sekarang saatnya gue menunggu hasil pengumuman SBMPTN yang sebentar lagi keluar!

Advanture may hurt, but monotony will kill you slowly.




YEAY !!!! HANYA TERSISA 2 BAB LAGI !!! DITUNGGU YA!

The Pisbak [SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang