4.6 ZIT... part 1

250 23 0
                                    


Kita mulai bab baru ini dengan suasana baru. Gue akan menceritakan tentang adek kelas yang sempet membuat gue berpikir ulang tentang Christa, dan waktu itu gue baru putus dengan Christa ketika gue kenalan dengan adek kelas gue ini.

Pertama kali gue mengenal adek kelas ini yaitu ketika siang hari sesudah sekolah berakhir, dan sebelum gue pulang ke rumah. Gue lagi bareng Kevin waktu itu dan kita berdua sedang jajan telor gulung yang dulu harganya masih serebuan. Jadi ceritanya Kevin nanya dulu ke abang-abang telor gulungnya.

"BANG, TELOR GULUNG SEREBUAN, HARGANYA BERAPE?"

Abangnya cuma jawab "jarang mikir lo ye?"

"apaansi, orang gue nanya baik-baik"

"ya dua rebu lah tong"

Selama mereka berdua melakukan percakapan tidak rasional ini, gue melihat sosok seseorang dengan ciri-ciri pendek, keriting, agak bau, dan terlihat sedang minum aer dari Tupperware yang dikalungin. Eh tunggu, itu mah Aur! maafin gue yang gagal fokus.

Jadi yang gue maksut adalah cewek yang berada di sebrang makhluk itu. Putih, manis, agak pendek, dan lesung pipit yang muncul ketika dia senyum bisa bikin orang yang melihatnya diabetes. Cewek ini lagi berdiri sendirian sambil bawa tas Ripcurl berwarna hitam ungu di punggungnya, dan dia berdiri dibawah sebuah pohon rindang yang katanya banyak ulat bulu diatasnya, tapi siapa sangka ternyata dia adek kelas gue yang baru pertama kali terlihat batang hidungnya.

"oh yang itu namanya Zitha..." kata Kevin saat sedang memakan telor gulung serebuan yang dibeli dengan harga dua rebu, dia sadar gue lagi ngeliatin cewek yang bernama Zitha ini.

"ebuset, merah amat itu saos. Pasti jorok ya" tanya gue yang spontan nengok ke Kevin.

"makin jorok makin enak. Biasalah tipikal jajanan Indonesia" kata Kevin sambil ngunyah.

"yaudah sini bagi!" bales gue yang langsung mencuri jajanan Kevin dan lanjut liatin Zitha.

"nama Facebooknya Maria Zitha" katanya sambil bisikin ke telinga gue.

"apaan si lo, gak tertarik gue sama adek kelas."

"yauda kalau gitu gak usah liatin dia mulu! Entar merinding doi! Loh? Tuh kan orangnya pergi!" kata Kevin.

"ah elo sih ngomong terus!" bales gue dengan kecewa.

"tuh kan keliatan kalau elo tertarik sama dia! ngomong-ngomong kenapa telor gue tinggal tusukannya aja ya?"

"gatau, jatoh kali" kata gue sambil ngelap mulut gue yang penuh saos dan mengajak Kevin pergi dari situ.

Sepulang sekolah gue langsung pergi kedepan meja komputer gue. setelah gue klik tombol add di profil Zitha, butuh 4 jam untuk Zitha nge add gue balik, dan butuh 5 jam untuk gue memberanikan diri nge-chat Zitha duluan. Eh tunggu kayaknya gue pernah ngalamin yang kayak gini...

Jadi singkat cerita, gue chatting sama Zitha lewat Facebook.

"Zitha?"

"kak Vincent ya?"

"loh kok tau?"

"iya ada di profilya kakak" Gue lebih rendah dari umbi-umbian. Lagi-lagi gue melakukan kebodohan yang sama.

"oh iya hehe. Lupa.... Lo kelas 7A ya?" gue udah sempet nanya-nanyain Zitha ke temen gue waktu itu.

"iya kak, kok tau"

"iya itu ada di profil lo"

"kak, profil gue kan kosong...."

KAMPRET GUE GAGAL NGELES.

"kakak kelas 8D ya?"

"iya, kok tau?" KALI INI GUE BERANI SUMPAH, GAK ADA KETERANGAN 8D DI PROFIL GUE.

"iya dari temen gue kak" Perasaan gue langsung terbang waktu itu, ternyata Zitha melakukan hal yang sama kayak gue. Kita sama-sama tertarik. Gue tau itu.

"oh iya ya? Hehehe"

"kata temen gue, hati-hati sama kak Vincent dia anaknya gak baik. Emang iya kak?"

"ya waktu itu sih gue pernah beli 3 gorengan tapi yang gue ambil 5, terus waktu pulang gue cuma merasa berdosa selama 4 jam."

"hahaha super gak baik sih itu, gue hati-hati deh sama lo"

"hahaha, makasih loh... boleh minta nomor telpon?"

"buat apa kak?"

"buat dijadiin nomor togel. Ya buat SMS lah Zitha!"

"oh yauda boleh."

"asikkk, mana nomornya?"

"tapi bolehnya di jadiin nomor togel"

"yah gak boleh?"

"becanda kok, ini nomornya. Xxxxxxxxxxxxxxx"

Dari hari itu gue jadi SMS-an dengan 2 orang. Zitha dan Christa. Walaupun masih lebih banyak Christa sih... Gue masih menjaga perasaan terhadap Christa, SMS-an dengan Zitha cuma sekedar nambah temen doang waktu itu. Sampai akhirnya gue memutuskan untuk berhenti berharap terhadap Christa, dan mencoba memulai hal baru.

The Pisbak [SUDAH TERBIT DI GRAMEDIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang